NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:314.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Ketegasan Papa Wijatnako

Keesokan hari, keadaan fisik dan hati Shanum sudah lebih baik dari pada sebelumnya setelah beristirahat. Dan, pagi ini sudah waktunya ia kembali bekerja di toko kue di salah satu toko kue yang cukup ternama di Jakarta.

“Duh, yang pengantin baru sudah masuk aja. Selamat ya, sorry ya kita-kita nggak bisa datang karena lembur banyak pesanan,” ujar Tia saat Shanum tiba, memberikan selamat, serta kado yang cukup besar untuknya.

“Makasih Mbak Tia kadonya, nggak pa-pa kok. Lagian acara nikahnya sempat tertunda karena ibu kena serangan jantung. Jadi, acaranya lanjut di rumah sakit,” jelas Shanum sembari mengambil baju kerjanya di loker karyawan.

“Oh, semoga cepat sehat Ibu-nya. Dan, kamu beneran mau ngekost? Bukannya kamu harusnya tinggal sama suami?” Tia agak penasaran.

Shanum berbalik badan, menatap seniornya. “Sudah diizinkan suami kok, Mbak. Kebetulan suami kerjanya di Surabaya, dan tidak memungkinkan Shanum ikut tinggal di messnya. Jadi, sambil menunggu semuanya siap di sana ... Shanum ngekost dulu. Tapi, beneran ada kost yang kosong, kan?” tanya Shanum, dengan kata-kata dustanya demi kelangsungan hidupnya.

“Seperti itu toh. Nanti jam istirahat kita lihat ke sana, kebetulan tidak jauh  dari toko ini.”

Gadis itu tersenyum lega. “Alhamdulillah, makasih ya Mbak Tia.”

“Sama-sama, Shanum. Oh, iya hari ini kita harus lembur nih kata Bu Ririn, bikin kue pesanan buat acara besok. Dan, kayaknya besok kamu termasuk yang ikut antar kue ke tempat yang pesan.”

“Siap, Mbak Tia. Lumayan bisa dapat uang tambahan.”

Jika Shanum sudah mulai beraktivitas dari jam tujuh pagi. Sementara  itu, Ervan sedang menikmati sarapan paginya dengan kedua orang tuanya.

“Ervan, besok acara launching produk di klinik Mei, ya?” tanya Mama Diba sembari menyantap sarapannya.

“Iya, acaranya sekitar jam 10 pagi.”

“Ingat ... kamu harus mendampingi calon istrimu itu, jangan bikin teman Mama kecewa. Besok Mama juga hadir di sana,” ujar Mama Diba, tersenyum penuh bangga.

“Ya, Ma.”

“Kamu sudah urus Shanum, ngimana keadaannya?” Papa Wijatnako yang sejak tadi hanya menjadi pendengar tiba-tiba saja bersuara.

“Urus apa sih Pah? Perempuan itu tidak perlu diurus, ada kedua orang tuanya. Sudah cukup Ervan mengurusnya kemarin, dan sekarang Ervan harus fokus dengan calon istrinya,” timbal Mama Diba pelan, tapi hatinya gondok.

Papa Wijatnako mendesah pelan, ia mengalihkan pandangannya ke putra pertamanya. “Ervan, suka tidak suka, Shanum sudah menjadi istri kamu, dan menjadi tanggung jawabmu sebagai suaminya sampai kamu benar-benar  menceraikannya. Papa hanya mengingatkan saja, terserah kamu mau mendengar atau tidaknya. Tapi, setidaknya kamu sebagai penerus perusahaan Papa bisa berpikir cerdas dalam kehidupan. Bisa membedakan mana yang wajib atau tidak.” Suaranya terkesan pelan tapi tegas.

Mama Diba mendengkus kesal, ia meletakkan alat makannya saat menatap suaminya. Sejak kemarin ia dan suaminya sudah banyak selisih paham, sampai-sampai ia sendiri kehilangan perhatian dari suaminya.

“Pah—“

“Mama pun juga sama, seharusnya bisa memberikan masukkan dan arahan yang baik untuk anak-anak. Yang salah jangan dibenarkan, dan yang benar jangan dicari-cari kesalahannya. Apa Mama tidak lupa dengan asal-asul Mama sendiri? Jika Mama lupa, Papa akan mengingatkan asal tempat Mama berada?” sela Papa Wijatnako sebelum istrinya berbicara.

Hati Mama Diba mencelos, rahangnya mengatup, tak bisa berkata apa-apa jika suaminya sudah mengungkit tentang masa lalunya.

Suasana ruang makan tiba-tiba saja hening. Pria paruh baya itu pun menyesap kopinya perlahan-lahan.

“Kadang barang yang dikemas dengan bungkusan jelek, belum tentu isinya jelek. Dan, barang yang dikemas dengan begitu bagusnya, belum tentu isinya seindah bungkusannya, justru banyak sekali kemasan bagus itu hanya untuk menutupi kejelekannya. Kalian berdua jangan pernah menyesalinya. Papa sebagai kepala rumah tangga sudah mengingatkan!” tegas Papa Wijatnako. Ia beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan ruang makan.

Ervan dan Mama Diba serempak menghela napas panjangnya usai kepergian Papa Wijatnako.

 “Kamu jangan terlalu mendengarkan omongan Papa, Er. Kayaknya Papa itu terlalu condong dengan keluarga Aiman. Ikuti hatimu, kamu yang punya perasaan. Kalau kamu lebih menyukai Meidina, ya, kamu tetap fokus padanya. Untuk Shanum biarkan saja, tapi tetap kamu awasi, jangan sampai dia membuat nama keluarga kita buruk. Sekalian pikirkan saran Mama yang kemarin.”

Ervan tak menyanggah sama sekali, hanya meneguk tehnya saat mamanya berbicara. Lalu beranjak dari duduk

“Aku berangkat, Ma.” Ervan mengecup pipi mamanya sebelum meninggalkannya. Ia sengaja tidak mau membahas mengenai Shanum, ia sendiri sedang kecewa, sejak semalam nomor ponsel istrinya tidak bisa dihubungi.

Mama Diba mendesah pelan, ada perasaan kecewa yang menyeruak di hatinya. “Sepertinya aku harus mempercepat pernikahan Ervan dan Meidana, tidak perlu menunggu tiga bulan lagi.”

***

“Kita langsung ke kantor atau mau mampir ke tempat lain dulu?” tanya Ikhsan saat membukakan pintu mobil untuk bosnya.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Ervan melirik asistennya. “Ada kabar terbaru dari Pak Aiman?”

“Belum ada Pak.”

Pria itu lantas masuk ke dalam mobil sembari memikirkan sesuatu.

“Ikhsan, coba kamu hubungi Shanum, tanyakan kabar mengenai ibunya?”

Ikhsan yang baru saja duduk ke sebelah sopir langsung mengiyakan.

“Sekarang juga, jangan ditunda,” titah Ervan tampak tidak sabar.

“Baik, Pak.”

Ikhsan gegas menghubungi nomor Shanum, tapi sayangnya nomor yang dihubungi tidak aktif.

“Pak, Shanum tidak bisa dihubungi, nomornya tidak aktif. Bagaimana kalau saya menghubungi Pak Aiman saja?”

Ervan mengembuskan napas kecewanya.

“Atau Bapak mau mampir ke rumah sakit, sekalian lewat?” Ikhsan memberikan saran.

“Tidak perlu, kita langsung ke kantor saja. Nanti siang kamu coba hubungi Shanum.”

“Baik Pak.” Sekilas Ikhsan melirik bosnya dengan rasa penasarannya.

“Ck, bisa besar kepala jika aku ke sering-sering ke rumah sakit. Nanti dikiranya aku perhatian dengannya,” batin Ervan menggerutu, namun tidak menyadari jika kemarin hingga semalam masih mencoba menelepon Shanum.

Bersambung ... ✍️

1
K4RL4
akuh padamu papa mertua 😇
Nur
𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 🤔𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑣𝑎𝑛 🤔🤔
𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑚𝑦
𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡💪💪💪💪💪
Nur
𝑠𝑎𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐸𝑟𝑣𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
cieee awalnya jutek sekrang cari2 Shanum
hasatsk
jreng... jreng siapa gerangan yang datang membunyikan bel....
Piet Mayong
pasti itu Evan yg datang
Ma Em
Pak Aiman dan Bu Iffah akhirnya menyesal setelah Shanum pergi , orang tua yg seharusnya bisa melindungi anaknya yg lagi terpuruk Shanum malah diusir biarkan saja kedua orang tua Shanum menyesali segala perbuatannya pada Shanum itung2 kasih pelajaran .
🔵 ve spa
Ervan kah yang datang 🤔
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
apakah yg masuk itu evan
Shee
bagus ceritanya nya, semangat kak
ir
kalo sudah tiada baru terasa, bahwa kehadiran nya sungguh terasa
Mulaini
Jangan-jangan pemilik toko roti atau si Ervan yang datang.
anonim
akhirnya kedua orang tua Shanum menyesali perbuatannya telah mengusir Shanum. Penyesalannya setelah pak Wijatnako ngomong banyak dan memberhentikan Aiman dari pekerjaannya. Sekarang baru merasakan sedih dengan segala penyesalan ketika tidak bisa menemukan Shanum
Herman Lim
sapa Ervan ato sapa ne yg DTG
mama
lnjt up lgi thor, 🥰
Mulaini
Ervan tenang saja Shanum baik² saja dan kamu tinggal ikutin kata² papa mu.
Kimmy Doankz
nyesel kn orang tua shanum,, sepertinya yg datang ervan
Noor hidayati
berlomba lomba cari shanum
Noor hidayati
di iyakan saja shanum,keinginan papa wijatnako,biar ga stres terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!