Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30. Sopir baru
***Ruang kantor Anggi***
Anggi duduk di depan meja kerjanya dan menarik beberapa lembar tisu untuk mengelap wajahnya yang basah. Kemudian mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas.
"Argh! Satpamnya bodoh sekali. Kenapa tidak mencegah Lia? Sial banget!" teriak Anggi dengan kesal.
Anggi mengambil perlengkapan make up dari dalam tas nya lagi dan mulai merias wajahnya yang berantakan karena siraman air dari Lia.
Pikirannya masih melayang ke kejadian apes yang menimpanya tadi. Semakin dipikir, Anggi yakin David lah yang memberi izin Lia untuk menemuinya.
"Sialan! Awas kamu Dian, David! Aku akan membalas kalian berdua! Tunggu saja aku menjabat sebagai wakil CEO baru, akan ku pecat David!" umpat Anggi dengan kesal.
Anggi sama sekali melupakan jabatan David semula adalah sebagai sekretaris pribadi Chandra. Jika dirinya memang bisa menjadi wakil CEO maka David tidaklah mungkin dijadikan sekretaris pribadinya.
Beberapa saat kemudian Anggi menelepon CEO Cokro.
"Halo Anggi. Ada berita baik?" tanya CEO Cokro sewaktu mengangkat sambungan telepon.
"CEO Cokro. Ikan sudah memakan umpan," jawab Anggi.
"Ha ha ha! Bagus! Aku sudah tidak sabar bertemu dengannya!" ujar CEO Cokro.
"Dia sudah pernah menikah dan menjadi simpanan. CEO Cokro bisa melakukan apa pun terhadapnya," usuk Anggi sambil tersenyum licik.
"Anggi. Kamu memang tidak pernah mengecewakanku," puji CEO Cokro.
"See you tonight," kata Anggi dengan suara genit.
"See you tonight," jawab CEO Cokro.
Anggi menutup sambungan telepon sambil tersenyum sinis.
"Dian! Kamu akan menjadi mangsa bandot tua malam ini!" batin Anggi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar ruang kerja Anggi.
Anggi bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilan kacau nya tadi sudah hilang total dan memperbaiki posisi duduknya agar tegak dan terlihat berwibawa.
Selama ini Anggi memang selalu menjaga penampilannya seperti eksekutif wanita pekerja keras dan pintar.
"Masuk!" perintah Anggi.
Seorang satpam berjalan menghampiri Anggi sambil mendorong kursi kantor.
"Manajer Anggi. Ini kursi dari wakil CEO Dian. Aku akan membawa keluar kursi yang lama," ucap satpam.
Anggi berdiri dari kursinya dengan wajah kesal. Satpam mengambil kursi itu dan berpamitan keluar.
"Sialan! Enak saja memberiku kursi bekas!" batin Anggi sambil menendang-nendang kaki kursi pengganti dengan emosi.
"Dian! Tunggu saja pembalasanku nanti malam!" lirih Anggi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
***Ruang kerja Dian di Perusahaan Jayanata***
Dian menelepon Billy untuk membatalkan acara dinner malam ini karena harus menemui CEO Cakra dan menggantinya menjadi besok malam.
Billy tidak mempermasalahkan jadwal yang berubah selama Dian mau dinner berdua dengannya.
Dian melanjutkan pekerjaannya di sofa ruang kerja karena kursinya sudah diantar ke Anggi. Satu jam kemudian David datang membawakan kursi kerja baru untuk Dian.
"David. Ubah proposal perjanjian kerjasama menjadi modal investasi dari Perusahaan Jayanata 10 persen saja, sedangkan keuntungan 90 persen untuk Perusahaan Jayanata dan sisa 10 persen untuk Perusahaan Samasta!" perintah Dian.
"Baik nona Dian," jawab David dan mengambil proposal yang diberikan oleh Anggi tadi dari atas meja di depan sofa.
"Nanti jam lima sore kita berangkat bersama menemui CEO Cokro," kata Dian.
"Baik nona Dian," jawab David dan berjalan meninggalkan ruang kantor Dian.
***
Ketika waktu pulang kerja, David sudah menunggu Dian di ruang kantor. Dian menutup dokumen yang sedang dibacanya dan mengambil tas. Kemudian berdiri dari kursi.
"Kita berangkat sekarang!" ucap Dian.
David membukakan pintu untuk Dian. Mereka berdua tertegun melihat Anggi sudah berdiri di sana dengan posisi tangan hendak mengetuk pintu ruang kantor Dian.
Anggi melirik sekilas ke arah David, lalu menatap Dian.
"Wakil CEO Dian. Ada aku yang menemani ke tempat pertemuan dengan CEO Cokro. Tidak perlu membawa David," ujar Anggi.
"Baiklah," jawab Dian dengan santai.
David memberikan proposal yang sudah diperbaiki olehnya ke Dian.
"Wakil CEO Dian. Ayo kita ke basement bersama," ajak Anggi sambil tersenyum lebar.
Dian tahu Anggi sengaja menyingkirkan David karena sudah mempersiapkan jebakan untuknya sehingga Dian berpura-pura masuk ke dalam jebakan itu.
***
Anggi mengikuti Dian dari belakang. Ketika Dian berhenti di depan mobil porsche putih miliknya, Anggi memanggilnya.
"Wakil CEO Dian," kata Anggi.
"Ada apa manajer Anggi?" tanya Dian.
"Kita berangkat bersama dengan satu mobil saja," jawab Anggi.
"Baiklah," ucap Dian.
Dian menekan tombol remote mobil sehingga pintu mobil terbuka dan meletakkan kunci mobil itu di tangan Anggi.
"Mobilnya masih baru! Jangan nyetir sembarangan," pesan Dian.
Dian membuka pintu di bagian kursi penumpang dan masuk ke dalamnya dengan cepat meninggalkan Anggi yang masih berdiri mematung sambil menatap remote kunci mobil di tangannya.
"Sialan! Dia menganggapku sopir!" batin Anggi.
"Cepatan, Anggi! Nanti kita terlambat menemui CEO Cokro," teriak Dian sebelum menutup rapat pintu mobil.
Berbagai macam umpatan dan sumpah serapah menggema di dalam hati Anggi, yang ditujukan kepada Dian. Anggi masuk ke dalam mobil dan mengemudikannya tanpa berbicara sepatah kata pun dengan Dian.
"Anggi. Aku masih ada jurus lain yang menantimu," kata hati Dian.
Dian menoleh ke kaca samping mobil, menikmati pemandangan sepanjang jalan dengan mobil yang dikemudikan oleh Anggi, sedangkan si sopir baru yang mengintip sikap santai Dian melalui kaca spion mobil menggigit bibir bawahnya sepanjang perjalanan karena rasa kesal yang mencapai ubun-ubun.
***
Anggi membawa Dian memasuki sebuah ruangan VVIP yang terdapat di dalam lounge hotel bintang lima. Dian melihat seorang pria tua gendut duduk di depan meja makan bundar ukuran sedang.
Pria tua itu berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum semringah.
"CEO Cokro," sapa Anggi sambil cipika cipiki dengan pria tua gendut itu.
"Manajer Anggi," balas CEO Cokro dan memeluk tubuh Anggi tanpa sungkan.
Dian merasa jijik melihat pria tua itu meremas bok*ng Anggi secara terang-terangan dan Anggi membiarkannya, seolah-olah hal itu sudah sering dilakukan oleh CEO Cokro.
"Ternyata Anggi mempunyai hubungan spesial dengan tua bangka ini," kata hati Dian.
Anggi melepaskan pelukan CEO Cokro dan menoleh ke arah Dian.
"CEO Cokro. Ini wakil CEO Dian," kata Anggi.
Cokro melihat Dian dari atas kepala hingga ujung kaki, lalu tersenyum penuh makna.
"Wakil CEO Dian sangat cantik dan menawan," puji Cokro dengan tatapan mata berbinar-binar yang tidak pernah lepas dari wajah Dian.
"Senang berkenalan denganmu wakil CEO Dian," lanjut Cokro sambil mengulurkan tangannya.
Cokro tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memegang tangan halus Dian. Dian tidak menyambut jabatan tangan Cokro, melainkan membalasnya dengan anggukkan kepala dan duduk langsung duduk di kursi.
"Mari kita duduk berbincang bersama, CEO Cokro," ucap Anggi.
Anggi duduk di tengah, sedangkan Dian dan Cokro duduk di sisi kiri dan kanannya.
"Wakil CEO Dian. Perusahaan Jayanata sudah sering bekerjasama dengan Perusahaan Samasta dan selalu berjalan lancar. CEO Cokro bisa membaca proposal kerjasama sekarang. Jika tidak ada masalah, kalian berdua bisa menandatanganinya," ucap Anggi.
"Baiklah. Silakan CEO Cokro baca dengan jelas isi proposal ini," kata Dian sambil menyerahkan dokumen file yang berada di tangannya.
Cokro membuka setiap isi halaman dengan cepat. Matanya membulat besar ketika melihat angka di dalam proposal bukanlah angka yang disepakatinya bersama Anggi.
***
Selamat siang readers tercinta. Masih ada satu bab lagi nanti malam.
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE