NovelToon NovelToon
Single Parent Tapi Perawan

Single Parent Tapi Perawan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Badboy / Nikahmuda
Popularitas:589.3k
Nilai: 5
Nama Author: Irma Marmaningrum

Fimi Klarisa seorang designer muda dengan karir cemerlang. Namun, kehidupan pribadinya tak semanis karirnya, karena di usianya yang masih muda, ia harus menjadi single parent untuk putra kecilnya, Firdaus Iskandar.




"Firdaus segalanya bagiku, hingga tak ada waktu bagi diriku untuk berbagi hati dengan orang baru."
Fimi Klarisa




Davanka Pramudya adalah seorang pengusaha sukses, yang sudah insyaf menjadi seorang Playboy, setelah sang mantan kekasih berubah menjadi kakak iparnya. Namun, sebuah pertemuan tak sengaja dengan seorang wanita muda yang ternyata ibu dari salah satu anak di sekolah keponakannya kembarnya, membuat hati pria itu tak karuan.




"Apa iya gue mencintai istri orang? Please, Dav lo emang patah hati, tapi nggak usah jadi perebut istri orang juga."




Davanka Pramudya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Marmaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Tahun Lalu

Seorang pria tampan terlihat mondar-mandir di depan salah satu ruangan bersalin di rumah sakit. Pria itu sedikit berantakan dengan rambut acak-acakan.

"Bang, duduk aja, aku yakin Kak Fio pasti bisa," ujar wanita berambut pendek yang duduk bersama orang tuanya.

"Iya, kamu tenang saja dokter pasti bisa menangani semuanya," sela wanita paruh baya dengan kemeja hitam.

"Iya, Ma, tapi … Rafa khawatir …." Pria yang dipanggil Rafa itu akhirnya duduk di samping gadis berambut pendek yang tak lain adalah Fimi.

Rafa adalah suami dari Fiona, kakak dari Fimi. Hari ini wanita itu akan melahirkan anak pertama mereka dan juga cucu pertama dari keluarga Atmajaya.

Setelah menunggu seharian, sekitar jam delapan malam, lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat lucu.

Rafa pergi ke ruangan khusus bayi mengikuti seorang perawat. Pria itu terlihat bahagia bercampur haru, sesekali ia mengusap wajahnya yang basah. Saat sampai di ruangan itu, Dava di bawa ke sebuah ranjang kecil berisi bayi laki-laki yang sangat lucu, bayi itu sedang menangis.

"Ini putra Pak Rafa, selamat ya, Pak. Silakan jika mau diadzani terlebih dahulu." Perawat itu menggendong bayi yang terbungkus bayi dengan karakter lucu, lalu memberikannya pada Rafa.

Dengan hati-hati pria itu menggendong putra pertamanya, air matanya sudah tak terbendung lagi, dengan terbata Rafa mulai mengadzani sang putra sampai bayi itu berhenti menangis dan mendengarkan apa yang dikumandangkan oleh ayahnya. Seolah mengerti, bayi kecil itu terus mendengarkan.

Setelah, selesai Rafa dibawa kembali bersama keluarganya. Ayah dan ibu Rafa juga hadir di sana, setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, karena mereka sedang berada di luar kota.

Rafa memeluk tubuh orang tuanya dan berkata, "Rafa jadi seorang ayah, Mi, Pi." Pria itu memeluk erat tubuh sang mama. 

"Selamat ya, Nak. Akhirnya Mami punya cucu." Wanita paruh baya itu mengusap punggung sang putra.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa bayi kecil itu sudah mau berusia satu tahun. Bayi kecil itu diberi nama Firdaus Iskandar. Dua hari lagi adalah hari ulang tahun Firdaus. Fiona dan Rafa menyiapkan sebuah pesta ulang tahun sang putra di rumahnya.

Fimi tentu saja membantu persiapannya. Rafa adalah anak tunggal, sementara Fiona hanya memiliki satu adik yaitu, Fimi. Gadis yang selalu berambut pendek itu, sangat dekat dengan Fimi, Firdaus menyebut Fimi dengan sebutan Mimi, karena saat itu anak yang baru belajar berbicara itu sulit melafalkan huruf F, sehingga yang terdengar hanya ujungnya saja, Mi.

"Seharusnya, Fir itu mirip aku lo, Bang." Fimi tiba-tiba berucap saat mereka sedang menata meja untuk menyimpan kue ulang tahun Fir.

"Lah, kok gitu? Abang kan papinya." Rafa mengerutkan keningnya.

"Pas Kak Fio ngidam yang repot ngenter dia ke mana-mana, kan aku. Pokoknya ribet banget." Fimi berkata sambil mendelik ke arah sang kakak yang sedang menggendong Fir.

Rafa mengacak rambut adik iparnya sambil tergelak. "Iya, makasih ya udah mau direpotin, tapi Fir juga jadi deket ke kamu, kan? Abang sebagai papinya kadang iri kalau liat kamu sama Fir. Sekali lagi makasih ya."

"Ish, jangan melow gitulah, Bang. Santuy aja, Fimi cuma berjanda."

"Siapa yang bawa janda? Kamu, Mas?" Tiba-tiba Fiona sudah ada diantara mereka sambil menatap tajam ke arah suaminya.

"Apa sih? Kamu jangan ngaco." Rafa menggendong sang putra. "Udah sekarang bantuin Fimi aja." Pria itu beranjak dari sana dan menggendong sang putra ke ruangan lain yang sudah dihias dengan balon dan beberapa mainan anak laki-laki.

Fimi dan Fiona dengan telaten menghias meja dan setelah itu membawa kue ulang tahun Fir dengan dekorasi mobil-mobilan kesukaannya.

Pesta ulang tahun Firdaus akan dimulai sekitar jam satu siang. Hendra dan Marina juga sudah berada di kediaman sang putri. Tubagus dan Karisa juga sudah berada di sana. Mereka adalah orang tua dari Rafa.

Waktu terus berjalan, akhirnya pesta ulang tahun Firdaus yang pertama pun dimulai, banyak teman dan kerabat yang datang bersama putra dan putri mereka. Acara berjalan dengan lancar, bahkan kado buat Fir juga begitu melimpah.

Menjelang Maghrib, acara pun selesai, semua tamu sudah kembali pulang. Kini tinggal keluarga Fiona dan mertuanya yang ada di sana. Firdaus masih digendong sang oma, mungkin karena kelelahan, setelah Maghrib akhirnya anak kecil itu pun tertidur di pangkuan sang oma.

"Alhamdulillah banyak yang ngasih kado buat Fir ya, Fi." Fiona terlihat membereskan kado ke ruang tengah. Awalnya mereka akan membuka satu persatu kado itu, tetapi karena Fir sudah tertidur, jadi mereka menundanya sampai besok.

"Alhamdulillah banyak yang sayang sama Fir, kalau nanti Kakak nggak ada, kamu anggap Fir kaya anak kamu sendiri ya, Fi." Tiba-tiba Fiona berucap dengan tatapan kosong.

"Astagfirullah, Kak Fio, kok ngomongnya gitu sih, Fimi nggak suka," ucap Fimi.

"Lho, iya dong Fir tuh deketnya ke kamu, maksud Kak Fio, kalau nanti Bang Rafa sama Kak Fio ada perlu dan nggak bisa bawa Fir, kita mau titip ke kamu, Fi." Rafa menjelaskan maksud dari sang istri.

Fimi hanya mengangguk, tetapi entah mengapa perasaannya jadi tak karuan. Kenapa perasaan gue jadi nggak karuan gini sih?

Karena malam semakin larut, akhirnya mereka pun memutuskan untuk beristirahat. Namun, malam itu Fimi merasa gelisah, entah kenapa perasaannya jadi takut, takut kehilangan.

Sampai jam tiga pagi, gadis itu baru bisa memejamkan mata.

Keesokan paginya, Fimi dan yang lainnya sedang sarapan di meja taman samping rumah Rafa. Fir bahkan sedang aktif-aktifnya memakan apa saja yang menurut bayi itu menarik perhatiannya.

"Abis ini kita unboxing kadonya Fir, ya." Fiona mengelap bibir mungil Fir yang belepotan dengan selai coklat. Fir hanya fokus pada roti di tangannya yang sudah penuh dengan selai cokelat.

"Mimi boleh minta kadonya ya, Fir," sela Fimi pada keponakan kecilnya itu.

"Mana boleh, nggak. Enak aja." Fiona mendelik ke arah sang adik.

"Pelit."

Setelah perdebatan yang dimenangkan oleh Fiona, akhirnya mereka kembali masuk ke rumah, tepatnya ke ruang tengah yang sudah berserakan kado Firdaus. Mereka mulai membuka satu persatu kado dengan bungkus dan bentuk yang lucu-lucu itu. Ada sepatu, baju, mainan dan banyak lagi.

Fiona dan Rafa sangat beruntung dengan kehadiran putra kecilnya, hidupnya semakin bahagia, dan juga berkah, apalagi banyak yang sayang sama Fir.

"Oh iya minggu depan Abang sama Kak Fio mau ke luar kota ada acara kantor, tapi sepertinya Fir tidak bisa ikut, apa Mama sama Papa bisa bantu UU ntuk jagain Fir?" Tiba-tiba Rafa berkata pada mertuanya.

"Mami sama Papi juga siap jagain Fir, Raf." Tiba-tiba Karisa menyela.

"Emang Mami sama Papi nggak jadi pulang hari ini?" tanya Rafa.

"Nggak, kalau memang kamu minggu depan harus pergi, biar Mami di sini dulu gimana?" Karisa memang jarang bertemu dengan putra dan cucunya karena jarak yang memisahkan mereka. Tubagus juga masih mempunyai usaha yang harus diurus, sehingga tidak bisa sering-sering berkunjung ke rumah sang putra.

"Baiklah kalau gitu, Rafa seneng banget."

Bersambung..

Happy Reading

Monmaaf ya kemarin aku nggak up, aku lagi nggak enak badan sama anak bontot aku, jadi susah banget buat ngetik.

Jan lupa gerakin jempolnya ya bestie makasih.

Oya, kalau ada yang aktif di medsos bisa ding bantuin promo novel aku yang ini ya, kali aja jadi banyak yang baca.

1
Ima Kristina
next
Ima Kristina
tenang Dava kamu kan banyak pendukungnya
Ima Kristina
sabar ya Dava mo nikahin fimi ada aja gangguannya
Ima Kristina
dua Minggu gak ketemu fimi mana kuat bang angka hehehe
Ima Kristina
makin mendekat trus apanyang terjadi thor/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
waduh....sampe orang tua turun tangan gitu ....parah parah
Ima Kristina
Bang Angka ....bikin mama Alifa malu aja kirain mau jemput ternyata mo ketemu fimi /Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
haduh siapa lagi yg datang ganggu ketenangan bang angka sich /Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
mikirin fimi sampai kurang tidur ...lebay banget bang angka /Grin//Grin//Grin/
Ima Kristina
kalau jodoh emang gak kemana bisa gitu kebetulan berada di tempat yang sama
Ima Kristina
ngadepin cewek model fimi harus extra sabar ....semangat ya bang Dava
Ima Kristina
fimi judes amat jadi cewek ....bener kata om Hendra benci bisa jadi cinta loh
Ima Kristina
boleh boleh-boleh ..fir kan mau pipi /Grin//Grin//Grin/
Ima Kristina
wahhh Dava menang banyak tuh ....
Ima Kristina
emang boleh doa merebut istri orang .... hanya boleh di dunia novel hahaha
Ima Kristina
kenapa lagi itu Dava
Ima Kristina
next
Ima Kristina
waduh kenapa Thor jangan bilang fimi tabrakan
Ima Kristina
hayo Dava semangat pepetin teyus fimi
Ima Kristina
wah kayaknya ada bau bau perjodohan tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!