Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 Mayang vs Yukito
'' Aaaaaaa...'' Mayang berteriak dan melangkah hendak berlari.
'' Hei May, mau kemana?'' Teriak Imah.
'' Oh ya Tuhan IMAH! Kamu bikin jantung ku mau copot aja, kalo aku lahiran di sini gimana hah.'' Ucap Mayang kesal sambil mengusap-usap perutnya.
''Hehe maaf, habisnya aku liatin kamu kayak orang lagi kebelet pipis aja. Kenapa sih May kamu gelisah banget?'' Tanya Imah tanpa ada rasa bersalahnya.
'' Eh Soimah, ini semua karena kamu. Sok ga nyadar.'' Cemberut Mayang.
'' Hihihi...maaf May, tadi Tuan Tama kasih aku kerjaan banyak banget. Untung sahabatmu ini pinter dari lahir, kalo ga bisa-bisa rambutku beruban ngerjainnya.'' Jawab Imah.
'' Kita cabut yuk, udah mau gelap. Mending kita duduk di kafe. Lebih nyaman buat ngobrol.'' Ajak Imah.
'' Boleh, tapi di mana?''
'' Udah ayok ikut aja, tempatnya pasti kamu suka. Makanannya juga enak-enak. Yuk.'' Imah berjalan mengandeng tanngan Mayang menuju tempat yang mereka tuju.
Hanya lima menit naik taxi, Imah dan Mayang telah sampai di kafe yang Imah maksud. Kafe yang bernuansa ke kinian dan pengunjungnya juga relatif anak-anak muda. Imah dan Mayang langsung mengambil meja di pinggir yang dekat dengan jendela kaca agar lebih leluasa untuk bicara.
'' Memangnya ada apa sih May? Aku liat mukamu kusut banget?'' Tanya Imah sambil menyerumput jus alpukat di depannya.
'' Mas Rangga selingkuh Mah.''
'' Mmpuuhh....'' Jus alpukat menyembur dari mulut Imah dan sedikit muncrat di pipi Mayang.
'' Mm maaf May, aku kaget banget.'' Ucap Imah.
'' Kamu tu, selalu bikin kesel aku lagi.'' Cemberut Mayang. Imah pun cekikikan melihat reaksi Mayang.
'' Maaf bestie, sini aku bantuin.'' Imah membantu Mayang membersihka wajahnya yang sedikit kotor oleh tingkah joroknya itu.
'' Jadi, kamu nuduh suamimu selingkuh?'' Ujar Imah saat mengelap tangan Mayang yang juga kena tumpahan jus.
'' Bukan nuduh Mah, aku punya bukti kongkrit. Bahkan Mas Rangga juga akuin kalo dia memang bersama wanita itu di Bali kemaren.'' Jelas Mayang sambil memperlihatkan foto-foto kemesraan Danu dengan Yuki.
'' Jangan gegabah May, siapa tau ini tujuan tertentu dari seseorang yang ingin menghancurkan rumah tanggamu. Apalagi kamu bilang Tuan Danu santai aja sampai saat ini. Aku yakin May, Tuan Danu ga mungkin khianati kamu.'' Tutur imah.
'' Kalo tujuan orang yang kirim foto ini ke kamu baik, pasti dia ga akan nyembunyiin identitasnya May. Dia akan berani kalo dua bener.'' Tambah Imah.
'' Tapi Mah, aku ga bisa terima gitu aja. Sakit banget Mah liat orang yang kita cinta bermesraan sama wanita lain.'' Sanggah Mayang dengan bulir bening yang siap menetes di ujung matanya.
'' Saran aku, kamu pastikan dulu kebenarannya. Jangan sampai kamu menyesal.'' Ujar Imah. Mayang hanya mengangguk sambil mengaduk-aduk mie kuah yang ada di hadapannya.
Tiba-tiba seseorang tak sengaja menyenggol sikut Mayang sehinga sendok yang Mayang pegang melompat kemeja.
'' Ups..maaf ga sengaja.'' Ujar seorang wanita.
'' Wanita ini?? Wanita ini kan...ya ini dia pelakor itu.''' Batin Mayang saat menatap wanita seksi yang ada di depannya.
'' Hei mba, kalo jalan ga bisa pake hells pake jepit aja mba biar aman.'' Cerocos Imah.
'' Maaf, tadi lantainya licin jadi saya kepeleset gitu.'' Ujar Yuki dengan sok manjanya.
'' Lain kali hati-hati ya mba, bisa-bisa nanti garpunya malah nancep dikaki mba lagi.'' Sahut Mayang datar.
'' Loh kok saya yang disalahi sih. Kan saya juga hampir jatuh karena lantainya licin.'' Yuki mulai kesal.
'' Siapa yang nyalahin, kan kita cuma ngingatin, ngapain mbanya sewot.'' Jawab Imah tak mau kalah.
'' Kalian juga ngapain pake ngancem-ngancem saya, bilang garpu nancep dikakilah...'' Elak Yuki tidak mau kalah.
'' Mba, mending mba ngomong sama lantainya deh. Soalnya saya juga korban di sini.'' Ucap Mayang sambil menatap tajam mata Yuki.
'' Kalian pikir saya gila ya.'' Yuki sengaja memancing perhatian pengunjung lain. Namun bukannya takut, Mayang malah mengambil kesempatan itu.
'' Ish mba ini, masa kami bilang mbanya gila sih. Cantik gini, iya kan Mah.'' Ucap Mayang.
'' Kalo saya bilang pelakor baru cocok, kan pelakor jaman sekarang cantik-cantik.'' Tambah Mayang lagi dengan senyum mengejek.
'' Apa?? Kamu bilang saya pelakor?'' Pekik Yuki.
'' Uusst, jangan kencang-kencang mba. Nanti malah viral lagi, dikira betul mbanya pelakor hihihi...'' Sahut Imah cekikikan.
Mendengar itu wajah Yuki langsung merah padam, matanya melotot menahan kesal melihat Mayang dan Imah yang masih cekikikan. Niat ingin mempermalukan Mayang, malah jadi dirinya yang malu sendiri. Jujur Yuki juga sedikit takut kalau-kalau pengunjung kafe salah paham padanya. Akhirnya dengan kesal Yuki berjalan keluar kafe di iringi tatapan semua mata pengunjung kafe tak terkecuali Imah dan Mayang yang malah makin cekikikan.
'' Rasain tu, coba-coba lawan kita dia.'' Ujar Imah
'' Dia pikir aku bakalan takut sama dia, kita lihat saja wanita ular, akan aku buat kamu menyesal sudah menggangguku.'' Gumam Mayang dan kemudian meneguk habis satu gelas air putih.
Tepat pukul 8 malam Mayang telah sampai di apartemennya. Mayang yang memang sudah mengetahui kalau Danu sudah pukang sejak jam tujuh tadi langsung berjalan menuju dapur. Rasa haus membuatnya mengabiskan satu gelas penuh air putih.
Sebelum bertemu dengan Imah, Mayang sudah mengabari Danu terlebih dahulu. Makanya Saat bersama Imah, Danu tidak terus menghubunginya.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka, terlihat Danu tengah memakai sarung dan peci yang menandakan dia baru saja selesai shalat Isya.
'' Sayang, baru sampai ya.'' Ujar Danu mendekat dan mencium kepala Mayang yang masih duduk di kursi makan.
'' Sayang, kita pesan makan aja ya. Mas liat isi kulkas kita banyak yang habis.'' Sontak ucapan Danu membuat Mayang sedikit tercubit. Pasalnya dia telah lalai dalam menjalankan kewajibannya.
'' Terserah aja, aku mau makan bakso telor.'' Jawab Mayang dan langsung berjalan menuju kamar.
'' Ok sayang.'' Jawab Danu sambil terus menatap punggung lemah istrinya, terlihat jelas kalau Mayang masih marah padanya.
'' Maafkan Mas sayang, Mas janji akan mengungkap siapa dibalik teror foto-foto itu.'' Gumama Danu.
Selesai makan malam, Danu memutuskan untuk langsung masuk ke ruangan kerjanya. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sampai harus membawa pulang agar tidak menumpuk dimeja kantornya.
Mayang terlihat sedang asyik menonton drama korea favoritnya, kadang tersenyum, tertawa bahkan kadang terlihat sedih. Sangking asyiknya Mayang tidak menyadari kalau penunjuk waktu telah menujukan pukul satu dini hari.
'' Kok cepet banget yah, ga kerasa udah lewat tengah malam aja.'' Gumam Mayang. Setelah mematikan tv dan hanya meninggalkan lampu redup yang menyala, Mayang berjalan pelan menuju kamarnya.
Saat memasuki kamar Mayang tidak menangkap bayangan Danu di tempat tidur. Tanpa bingung Mayang langsung berbaring di tempat tidur, Mayang sudah tahu kalau Danu pasti masih di ruang kerjanya.
'' Bagaimana bisa Federik Global Group (FGG) mengakuisisi perusahan kita di Singapura? Siapa CEOnya Rudi?'' Tutur Tuan Agung dengan wajah sedikit kecewa.
'' CEOnya masih dalam penyelidikan Tuan. Bukan hanya itu saja Tuan, salah satu hotel kita yang ada di Bali juga sudah berpindah tangan atas nama FGG Tuan.'' Jelas Rudi.
'' Ini tidak bisa kita biarkan, karena kita sibuk mengurus aset-aset yang di ubah Bagas, mereka jadikan kelalaian kita untuk mengambil kesempatan. Benar-benar licik, kita harus bergerak cepat Rudi. Besok kamu hubungi Danu dan Tama untuk menghadapku di sini. Jangan sampai ada yang tahu tentang pertemuan kita besok. Di dalam perusahaan kita ada pengkhianat.''
'' Baik Tuan.'' Sahut Sekretaris Rudi.