Tak sengaja Rena melihat suami nya sedang bersama dengan seorang wanita, padahal dia sedang dalam kondisi hamil 3 bulan, dari awal sebelum menikah dia sudah mengatakan bahwa dia paling tidak suka di bohongi, dan suami nya mengiyakan permintaan nya.
Namun setelah melihat apa yang di lakukan suaminya Rena pergi dan berniat untuk menuntut cerai. Rena adalah gadis bercadar yang kecantikan nya hanya di perlihatkan kepada suaminya, dia tidak pernah membenci seseorang, tapi dia paling benci di bohongi apa lagi itu suami yang di cintai nya.
suaminya sudah berusaha untuk membuat Rena kembali dan percaya, namun semua sia - sia. tiba - tiba datang seorang gadis berjilbab yang Rena lihat waktu itu bersama suami nya. gadis itu melemparkan sebuah kunci kepada Rena, sambil menangis dia mengatakan.
"jika kamu ingin mencari kebenaran ambil kunci ini, jika tidak buang lah, namun jangan pernah membenci nya, karena Malaikat pun akan membencimu walaupun kau berbakti kepada orang tua mu."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frangki s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Lamborghini Hijau
Setelah membersihkan Mobilnya. Awan segera mandi dan berganti pakaian. Dia memakai setelah Jas Hitam seperti yang biasa di pakai untuk pergi ke Kantor. Sambil menunggu pesan dari Rena, Awan melihat lagi pesan yang dia kirim semalam untuk Fira. Ternyata Fira belum juga membaca pesan nya.
Akhirnya apa yang di tunggu - tunggu Awan masuk juga. Dia langsung membuka pesan yang di kirimkan Rena.
"Alhamdulilah Mas' Abi bolehin Rena jalan sama Mas Awan."
Pesan yang cukup singkat namun sangat berarti baginya.
"Kamu siap - siapa saja ya... Sebentar lagi aku jemput." Tidak lupa Awan menambahkan emoticon senyum yang ada Love nya.
"Iya Mas' Rena siap - siap dulu." Balas Rena sambil mencium layar di Handphone nya.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam." Balas Awan di iringi dengan sorakan nya.
"Yes' Akhirnya apa yang aku harapkan terwujud juga. Mulai saat ini kamu akan selalu aku temani Rena."
Awan pun segera membawa Mobilnya menuju Pesantren.
***
Di sisi lain Abi Rena sedang memberikan ceramah singkat kepada para Santri nya. Sebelum para Santri memasuki kelasnya masing-masing. Mereka harus menghadiri apel pagi yang seperti Anak sekolah pada umumnya. Setelah apel selesai para Santri pun segera membubarkan barisan nya.
Namun langkah mereka terhenti saat melihat sebuah Mobil Lamborghini berwarna Hijau memasuki area parkiran Pesantren.
Awan pun keluar dan berjalan melewati para Santri yang kagum akan sosok Awan.
"Assalamu'alaikum Abi." Ucap Awan sambil menyalami tangan Abi Rena.
"Waalaikum salam." Jawab Abi Rena sambil tersenyum.
Ada rasa kagum di Hati nya melihat sosok Awan calon menantu nya. Dia bukan kagum karena melihat Mobil Awan ataupun penampilan nya.
Namun rasa kagum itu ada karena sesuatu yang ada di dalam diri Awan.
Mereka berdua pun berbicara di depan sambil menunggu Rena keluar dari Kamarnya.
"Abi' Awan mau minta izin sama Abi."
"Mau izin apa Nak?" Tanya Abi Rena yang sudah tahu akan apa yang akan di sampaikan Awan.
"Awan mau antar jemput Rena kalau bisa Bi... "
"Apa Rena belum kasih tahu kamu? Kan Abi sudah bilang sama Rena."
"Sudah Abi. Tadi pagi Rena sudah kasih tahu Awan kalau Abi kasih izin Awan buat antar jemput Rena."
"Kan kamu sudah tahu Abi sudah kasih izinnya. Kenapa harus minta lagi." Tanya Abi Rena yang bingung dengan sikap Awan.
"Kan Rena yang bilang sama Abi, Awan kan belum."
"Iya Abi kasih." Jawab Abi Rena sekali lagi.
"Terima kasih ya Abi karena sudah mau percayakan Rena sama Awan."
"Iya iya. Rena bilang sama Abi, Kamu mau akad nikah nya di percepat?"
"Iya Abi' Kalau Abi tidak keberatan. Maaf ya Abi' Awan sudah banyak meminta."
Kata Awan sambil menunduk.
"Abi malah senang kamu mau seperti itu."
"Alhamdulilah." Kata Awan sambil mengusapkan kedua tangan di wajahnya."
"Nanti Orang tua kamu suruh datang kesini biar Abi juga bisa kenalan sama Ayah dan Ibu kamu."
Mendengar kalimat yang di ucapkan Abi, Hati Awan merasa sedih. Dia diam sejenak kemudian akhirnya berbicara dengan suara yang pelan.
"Ayah sama Ibu Awan sudah tidak ada BI... "
"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Maafkan Abi ya Nak? Abi tidak tahu kalau Orang tua kamu sudah tidak ada."
Abi Rena pun segera mengusap pundak Awan sambil berkata lagi.
"Kamu banyak - banyak berdoa ya... Agar Ayah dan Ibu kamu bisa tenang di alam sana."
"Iya Abi' Apa Awan masih bisa jadi Suami Rena Bi...?" Tanya Awan sedih.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu."
"Awan pikir Abi akan membatalkan semuanya setelah tahu Awan sudah tidak punya Orang tua."
"Astaghfirullah' Kamu jangan berpikir seperti itu. Abi menerima kamu apa adanya. Abi tadi bertanya begitu agar Abi bisa kenal sama Orang tua kamu. Abi tidak masalah kalau kamu masih punya Orang tua atau tidak." Kata Abi berusaha menenangkan Hati Awan.
"Kalau saudara Ibu, Awan masih punya Bi' Nanti tante saja yang Awan suruh datang menemui Abi' Boleh kan Bi...?"
"Boleh. Kalau bisa Abi tahu tante kamu tinggal di mana? Apa tinggal serumah sama kamu?"
"Tidak Abi. Tante Awan tinggal nya di Paris sama Suami nya dan Awan hanya tinggal sendiri di Rumah."
"Masya Allah ternyata calon menantu Abi bukan hanya tampan saja tapi juga sudah mandiri. Nanti urusan akad nikah nya biar Abi yang urus semua. Tante kamu jangan di suruh datang kemari dulu, Kasihan jauh."
"Makasih Abi. Awan janji akan selalu menjaga Rena dan juga kepercayaan yang Abi kasih."
Kata Awan sambil mencium tangan Abi Rena. Selagi mereka berdua asik berbincang Rena pun segera keluar dan menghampiri mereka berdua.
Awan dan Rena pun segera pamit sambil mencium tangan Abi secara bergantian.
Ketika sedang berjalan ke arah Mobil. Rena terpaku melihat Mobil yang ada di depan nya.
"Ini Mobil siapa Mas."
Kata Rena yang kaget dengan Mobil yang di bawa Awan. Karena setahu Rena Mobil yang biasa digunakan Awan bukanlah Mobil ini.
"Ayo masuk dulu nanti aku jelaskan di dalam.
Kata Awan sambil menekan tombol yang membuat Pintu Mobil itu terbuka sendiri. Awan pun mulai mengendarai Mobilnya itu keluar dari Pesantren. Di jalan pun segera Rena bertanya lagi.
"Mas Awan minjam Mobil? Rena tidak suka Mas."
Kata Rena yang kelihatan marah. Dia tidak menyukai Awan membawa Mobil yang bukan miliknya. Hanya karena ingin mengantar Rena ke Kampus. Dia tidak ingin di perhatikan oleh seluruh penghuni Kampus seperti mereka melihat Mobilnya Vikal.
Awan hanya tersenyum melihat sikap Rena yang marah padanya dan itu semakin membuat Awan menyukai nya.
"Memang nya aku tidak pantas membawa Mobil seperti ini?" Tanya Awan sambil tersenyum.
"Bukan nya tidak pantas Mas. Rena tidak suka Mas Awan memamerkan barang yang bukan milik Mas Awan."
"Sayang.... Aku tidak seperti Orang yang kamu sebutkan tadi. Aku sengaja membawa Mobil ini bukan karena ingin pamer di depan kamu atau Orang - orang."
"Berarti ini Mobilnya siapa?"
"Ini Mobil kita berdua sayang ku. Aku sudah membeli nya setelah kita bertemu waktu itu. Dan ini pertama kalinya aku memakainya. Aku sengaja memilih Warna Hijau karena aku yakin itu adalah warna kesukaan kamu."
"Mas Awan tahu dari mana itu adalah warna kesukaan Rena."
"Kamu tidak perlu tahu. Karena itu adalah tugas ku untuk mencari tahu apa yang kamu suka. Kan semalam sudah aku bilang. Tapi benar kan itu warna kesukaan kamu." Kata Awan bertanya padahal dia hanya menebak melalui Tas Laptop Rena yang warna nya Hijau waktu itu.
Rena hanya tersipu malu. Kemudian dia menjawab.
"Mas Awan benar itu warna kesukaan Rena. Tapi Mas Awan tidak bohong kan, Kalau ini Mobil nya Mas Awan."
"Kan sesuatu yang paling kamu benci itu adalah di bohongi."
"Jadi benar ini Mobilnya Mas Awan?"
Tanya Rena yang masih tidak percaya. Karena walupun Rena tidak mengerti soal Mobil tapi Rena tahu ini adalah Mobil yang sangat mahal.
"Bukan Mobil ku sayang... Tapi Mobil kita." Kata Awan yang membuat emosi Rena berubah menjadi sebuah senyuman.
"Ini adalah Hadiah ku untuk kamu. Aku memang sudah lama menunggu momen ini. Karena Mobil ini akan aku gunakan jika sudah bersama kamu. Kalau kita sudah sah nanti, Aku akan ngajarin kamu bawa Mobil sekalian bisa peluk kamu."
"Sudah ah Mas' Rena tidak sanggup lagi mendengar Gombalan nya Mas Awan. Kata Rena sambil menutup wajah dengan tas nya.
Walaupun Awan sudah mengatakan yang sejujurnya Rena masih penasaran dengan Awan. Dalam Hati kecilnya berkata.
"Sebenarnya apa pekerjaan kamu Mas' Rena harap kamu tidak melanggar janji kita waktu malam itu."
tapi kalau pemeran utama pria harus mengemis dan menderita baru dimaafkan
kalau sudah begini dimana keadilan yang harus ditegakkan
kok g pernah dgr,
boleh kasih penjelasan lbh akurat, atau vid ulama y membahas@?
gk rela kayaknya nya klo ud end😔😢
blm tau ke benaran yg pasti sikapnya begitu ke suami dr segi mn solehanya thor...sorry...
banyak kejutan" dari masing"tokoh tentang jati dirinya
pokok nya keren alur ceritanya