Seorang gadis bernama Aisyah Larasati menemukan pria dipinggir jalan, menolong dan merawatnya.Pria tersebut ternyata amnesia dan tidak dapat melihat.Karena dianggap akan mencemari kampung jika tinggal serumah dengan yang bukan muhrimnya ,warga memberi pilihan menikah dengan pria tersebut atau salah satu dari mereka keluar dari rumah itu.Aisyah memilih menikahi pria tersebut hingga akhirnya mereka saling mencintai.Namun perjalanan rumah tangga mereka tak semulus jalan tol.Banyak cobaan yang harus mereka lalui baik dari keluarga maupun orang ketiga.Dan juga identitas suaminya yang dirahasiakan dari publik untuk menjauhkan mereka dari orang yang jahat.Bagamana kelanjutan ceritanya? Siapakah sebenarnya pria itu?Apakah Aisyah akan bahagia dengan pria tersebut?Mari baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Firasat
"Kamu nggak bercanda kan Bay?"tanya Satria.
"Aku serius,"ucap Bayu.
"Kok nggak ngundang kami?"tanya Keynan.
"Baru nikahnya aja, belum resepsi.Nanti kalau orang tua ku sudah pulang dari Singapura kami akan mengadakan resepsinya,"jelas Bayu.
"Wah, kalian berdua ini ternyata diam-diam menikah,"ujar Satria geleng-geleng kepala karena kedua temannya itu.
****
Di kediaman Wishaka.
"Dio, dari mana saja kamu?Kenapa semalam nggak pulang?"tanya Reni.
"Malam mingguan sama temen,ma,"sahut Dio lalu duduk di kursi meja makan.
"Berhentilah main perempuan Dio.Lebih baik kamu menikah biar mama bisa punya cucu,"ujar Reni.
"Belum ada yang cocok,ma.Bik, buatkan aku jus jeruk,"ucap Dio.
"Baik Tuan,"jawab Bik Minah.
"Nanti mama carikan jodoh,"ucap Reni kemudian berjalan menuju lemari es.
"Huhf... dijodohin,emang jamannya Siti Nurbaya apa?"gerutu Dio.
"Bik, ngapain bikin es batu banyak banget?"tanya Reni,heran melihat banyak es batu saat Bik Minah membuka freezer.
"Itu bukan es batu Nyah, itu air kelapa muda,"jawab Bik Minah.
"Air kelapa muda?Buat apa Bik?"tanya Reni.
"Itu, Tuan Muda Keynan kan suka minum air kelapa muda.Dari dulu setiap hari Tuan Muda Keynan minum air kelapa muda,"jawab Bik Minah.
"Kenapa?"tanya Reni.
"Udah kebiasaan Nyah,"sahut Bik Minah.
"Permisi Nyah,"ucap Bik Minah lalu berjalan menuju meja makan.
"Ada-ada saja Keynan itu semenjak dia tinggal di sini, lemari es penuh dengan susu encer dan air kelapa muda,"gumam Reni.
"Ini Tuan Muda,"ucap Bik Minah memberikan jus jeruk pada Dio.
"Hemm,"sahut Dio.
"Huh, cuma bilang hem doang, kalau Tuan Muda Keynan pasti bilang terima kasih,"gerutu Bik Minah dalam hati.
"Mama punya banyak teman sosialita yang punya anak gadis yang cantik-cantik.Nanti mama kenalkan pada kamu Dio,"ucap Reni.
"Dio nggak mau ma.Dio belum mau menikah,"ucap Dio.
"Umur kamu itu sudah dua puluh enam tahun,udah waktunya untuk menikah,"ucap Reni.
"Dio belum siap ma.Dio masih ingin bebas,"sahut Dio.
"Sampai kapan Dio?"ucap Reni kesal karena Dio sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk menikah tapi senang bermain perempuan diluar sana.
"Udahlah ma, Dio mau ke kamar dulu, capek,"sahut Dio menghindari mamanya.
Reni memandangi punggung putranya itu dengan perasaan kecewa.Sebagai seorang ibu, Reni takut Dio terkena penyakit karena sering gonta-ganti pasangan.Reni juga sudah ingin menimang cucu tapi Dio selalu menghindar kalau disuruh menikah.
***
Di villa.
"Plontos,elu udah beli bensin belum?"tanya Beno.
"Udah Bang, itu aku simpan di garasi.Buat apa sih Bang,beli bensin kayak gitu?"tanya pria berkepala plontos itu.
"Kita mau cari barang ke pelosok, soalnya kalau nyari di kota ini gue takut.Udah banyak yang lapor anggota keluarganya hilang, masyarakat jadi semakin waspada,"ucap Beno.
"Iya juga ya Bang,"sahut pria berkepala plontos.
"Ya udah,kamu siapkan semua kebutuhan kita.Besok pagi kita berangkat,"ucap Beno
"Oke siap,Bang,"sahut pria itu.
Aisyah yang sedang bersih-bersih dekat kedua pria itupun menguping pembicaraan mereka berdua.
Sore harinya.
"Nin,aku udah punya rencana untuk kabur dari sini,"ucap Aisyah berbisik pada Nina.
"Benarkah? Bagaimana caranya?"tanya Nina ikut berbisik.
"Kita akan menyusun rencana malam ini, tapi kita harus kompak.Kita butuh bantuan yang lain.Mereka berani apa tidak ikut melarikan diri dengan kita?"tanya Aisyah ragu, Aisyah takut teman-temannya tidak mau kabur dari tempat itu karena takut.
"Kalau aku mending mengambil resiko dari pada disini menunggu kematian,"ucap Nina.
"Sini aku bisikkan rencana ku,"ucap Aisyah, kemudian membisikkan sesuatu di telinga Nina.
"Oke,kita harus bekerja sama untuk melakukan semuanya,"ucap Nina.
Dengan cara sembunyi-sembunyi Aisyah dan Nina memberi tahu semua perempuan yang dikurung di dalam villa yang tidak terlalu besar itu.Mereka sepakat untuk melarikan diri dari tempat itu.
Pukul dua dini hari, mereka mulai bergerak.Beberapa orang yang mendapat tugas langsung bergerak sedang yang lainnya mengendap-endap keluar dari villa mendekati pintu keluar villa dengan bersembunyi dibalik pohon, ataupun bunga yang agak tinggi dan rimbun.
Aisyah menyiram lantai dari bawah mobil sampai keluar garasi dengan bensin yang dibawa pria berkepala plontos tadi siang, kemudian menyalakan api dari luar garansi lalu segera meninggalkan tempat itu.
Nina memutuskan selang gas, kemudian menyiram bensin didekat gas sampai keluar dapur lalu menyalakan api dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.Ada pula beberapa orang perempuan yang menyalakan api dibeberapa titik.
Tak lama kemudian terdengar suara ledakan dari garasi dan dapur villa itu,para pria berbadan kekar yang ada didalam villa itupun menghambur keluar, sedangkan para perempuan yang sudah bersembunyi didekat gerbang villa langsung menyerang penjaga gerbang dan merampas kunci gerbang.
"Cepat lari, berpencar,"teriak Nina.
Para penjaga yang masih shock dengan ledakan yang terjadi, masih terlihat linglung karena menyelamatkan diri dari kebakaran didalam villa.Mereka baru sadar saat melihat tawanan mereka berusaha kabur.
"Cepat kejar mereka,"ujar Beno.
"Kita harus mengejar yang mana Bang, mereka berpencar,"jawab si plontos.
"Iya Bang,kita harus mengejar yang mana, lagian sebentar lagi pasti tempat ini akan segera ramai.Kita juga tidak ada kendaraan Bang, sebaiknya kita segera pergi dari sini sebelum ada polisi,"ucap yang lain.
"Kamu benar juga.Ya sudah kita selamatkan diri kita sendiri saja,ayo kita pergi, cepat!!"kata Beno pada anak buahnya.
Tak jauh dari villa.
"Ya Allah,aku harus pergi kemana ini? Tapi yang pasti aku harus pergi sejauh jauhnya dari tempat ini,"gumam Aisyah berusaha berjalan cepat menjauhi villa tersebut karena tidak mungkin baginya berlari dalam keadaan mengandung.
Sedangkan teman-temannya sudah lari tunggang-langgang lebih dulu dari Aisyah.Lari kemana Nina, Aisyah pun tidak tahu, karena takut dan panik mereka menyelamatkan diri masing-masing.
Setelah beberapa kali beristirahat sambil bersembunyi akhirnya Aisyah tiba disebuah jalan besar, sekitar pukul setengah enam pagi.
"Ya Allah,tubuhku lelah,perutku lapar sekali,aku harus kemana ini?Aku tidak tahu aku dimana sekarang ini,"gumam Aisyah ketika selesai menjalankan ibadah shalat subuh di sebuah masjid di pinggir jalan.
Dengan langkah gontai Aisyah menyusuri jalan raya tanpa arah dan tujuan.Beberapa kali Aisyah melamar pekerjaan di warung pinggir jalan, tapi tidak ada yang mau menerimanya bekerja.
"Ya Allah,ini sudah hampir masuk waktu shalat dhuhur,tapi aku belum bisa juga mendapat pekerjaan apalagi makanan.maafkan Bunda ya nak,kamu pasti kelaparan,"gumam Aisyah yang duduk dibawah pohon pinggir jalan seraya mengelus perutnya.Tanpa terasa air matanya mengalir.
"Oh iya Pak, sekretaris saya akan segera mengurusnya,"
Terdengar seorang pria paruh baya yang sedang berbincang melalui sambungan telepon,tak jauh dari tempat Aisyah duduk.
Tiba-tiba terjadi kecelakaan antara truk,sepeda motor dan sebuah mobil pribadi di depan Aisyah.
Aisyah segera menarik pria paruh baya yang menengok kebelakang dimana kecelakaan terjadi tanpa menyadari sebuah mobil yang sedikit lagi menabraknya jika Aisyah tidak menarik dirinya.
Aisyah menarik pria paruh baya itu sekuat tenaga hingga terhindar dari tabrakan mobil yang terpental, namun nahas Aisyah berhasil menarik pria paruh baya itu tapi Aisyah malah jatuh terduduk.
"Awhh,"pekik Aisyah memegangi perutnya.
Pria paruh baya yang ditolong Aisyah perlahan bisa menenangkan diri atas kejadian yang hampir mencelakai dirinya,lalu menengok kearah Aisyah.
"Kamu?Kamu kenapa?"tanya pria itu ketika melihat wanita yang menolong dirinya membungkuk memegangi perutnya seperti sedang kesakitan.
"Tolong saya,perut saya sakit sekali,"ucap Aisyah sambil menahan sakit yang luar biasa pada perutnya.
"Ayo,saya antar kamu ke rumah sakit,"ucap pria paruh baya itu kemudian memapah Aisyah menuju mobilnya yang terparkir dekat tempat itu.
"Nak,kamu kenapa?Apa kamu sedang mengandung?"tanya pria itu karena melihat wanita yang menolong dirinya terus memegangi perutnya,dan ada darah yang mengalir di kakinya.
"Iya Pak, saya sedang mengandung,"ucap Aisyah lirih tapi masih bisa didengar pria itu.
"Ya Tuhan.... bagaimana jika dia keguguran karena menyelamatkan aku tadi?"gumam pria itu.
Setengah jam kemudian mereka tiba di rumah sakit dan Aisyah pun langsung dilarikan ke UGD.
***
Di tempat lain.
"Ya Allah, kenapa hatiku gelisah sekali sejak semalam.Aku bahkan tidak bisa tidur sampai pagi.Mimpi itu membuat aku gelisah.Apa arti mimpi itu?aku melihat tubuh Aisyah berlumuran darah dan menangis tersedu-sedu,"
"Dimana kamu Ay?apa yang sebenarnya yang terjadi padamu?"gumam Keynan yang hatinya merasa sangat gelisah setelah terbangun dari mimpi buruknya semalam.
Keynan berjalan menuju dapur mengambil susu encer kaleng.
"Key,aku ada pekerjaan di luar kota, sekitar dua Minggu.Nanti sore antar aku ke bandara ya?Jam empat sore ini,"ucap Cicilia yang tiba-tiba sudah berada di samping Keynan.
"Suruh saja sopir untuk mengantarkan mu,"ucap Keynan datar.
"Ayolah Key,aku maunya kamu yang nganterin,"ucap Cicilia.
"Aku lagi banyak pekerjaan,"sahut Keynan ingin lalu berlalu dari tempat itu.
"Aku maunya kamu,"kekeh Cicilia.
"Oke,oke,aku antar,"jawab Keynan lalu meninggalkan Cicilia.
"Akhirnya dia mau mengantar aku juga,"ucap Cicilia tersenyum senang.
***
Ditempat lain.
"Halo Bos,"sapa Beno lewat sambungan telepon.
"Halo,ada apa?"tanya Dio.
"Ada kabar buruk Bos,"jawab Beno.
"Kabar buruk apa?"tanya Dio.
"Villa tempat penampungan terbakar dan semua tawaran kita kabur Bos,"jelas Beno.
"Apa??"tubuh Dio langsung lemas.
To be continued
buat author semangat nulis nya
bahasanya pun puitis tp tidak terlalu berat
semangat terus ya Thor...
abis lah kamu aldo