NovelToon NovelToon
Rania

Rania

Status: tamat
Genre:CEO
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dia Mardiana

Rania Anastyasa.W seorang gadis berumur 24 tahun. Sebenarnya dia adalah gadis yang sangat cantik tapi dengan alasan yang tidak diketahui, bundanya menyuruh dia berpenampilan culun dengan memakai kaca mata tebal. Rania mencoba mencari pekerjaan dikota. Atas rekomendasi pacar sahabatnya dia mandapatkan pekerjaan sebagai sopir pribadi seorang ceo di sebuah perusahaan.
Raditya Pratama Handoko 27 thn .Seorang ceo yang cuek dan dingin tempat Rania bekerja. Dia sudah dijodohkan tapi Radit tidak menyukai calon jodohnya tersebut.
Bagaimana kisah Radit dan Rania. Apa saja rahasia yang ada dibalik nama Rania? Apa alasan bunda Rania menyembunyikan identitasnya. Dan apakah Rania akan bertemu dengan ayahnya yang selama ini tidak pernah di ketahui.
Daripada penasaran baca novel ini sekarang juga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.Menginap Dirumah Radit

Mama Diva belum puas dengan jawaban Radit.

''Tapi ini tidak seperti dirimu. Mama sangat mengenalmu. Kamu tidak akan sebaik ini sama karyawanmu apalagi dia hanya sopir?'' kata mama Diva curiga.

''Udah ya ma, Radit capek mau tidur'' kata Radit sambil meninggalkan mamanya.

''Tunggu dulu Dit, mama belum selesai bicara'' kata mama Diva berusaha menahan Radit.

''...Oh ya ma, Rendi dimana?'' tanya Radit memberhentikan langkahnya.

''Dikamarnya... Katanya capek pulang dari kantor mengantikan kamu'' jawab mama Diva agak kesal.

''Hmmm'' Radit langsung naik tangga menuju kamarnya.

Kemudian mama Diva memanggil bik Inah untuk mengantakan baju dan handuk kekamar dimana Rania tidur.

Tok.Tok.Tok

Rania mendengarkan pintu kamar diketuk dengan cepat membukakannya.

''Ini handuk sama baju dari nyonya non'' kata bik Inah ketika Rania sudah membuka pintu kamar.

''Iya makasih bik. Tapi ngak usah panggil non, panggil Rania aja'' kata Rania.

''Ngak apa-apa non'' kata bik Inah.

''Kita sama karyawan disini bik jadi ngak usah sungkan sama saya'' jelas Rania.

''Gimana kalau bibik panggil nak Rania aja'' kata bik Inah.

''Ya itu lebih baik.Hehe'' jawab Rania.

''Jarang tuan Radit mengizinkan karyawannya nginap disini. Tapi sepertinya nak Rania baik'' batin bik Inah.

''Ya sudah nak Rania, bibik kembali ke kamar dulu'' kata bik Inah pamit.

''Iya makasih bik'' ucap Rania.

Setelah bik Inah pergi. Rania masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri dan mangganti baju. Selesai mandi Rania mencoba istirahat di kamar. Tapi karna dia tidur dimobil tadi matanya jadi tidak mau tidur.

''Hmm, aku jadi kangen bunda. Mau menelepon takut menganggu orang tidur. Lebih baik aku cari angin sebentar diluar'' gumam Rania.

Ketika Rania keluar kamar disebelah kiri ada jalan menuju kolam renang. Rania memilih untuk duduk di dekat kolam renang. Sambil melihat-lihat foto dengan bundanya membuat Rania semakin merindukannya.

Radit dikamar juga tidak bisa tidur. Dia pergi duduk ke balkon. Kebetulan balkon kamarnya mengarah ke kolam renang. Pas dia baru duduk nampak Rania dari atas sedang melamun di dekat kolam renang.

''Kenapa tuh anak belum tidur juga'' gumam Radit sambil keluar dari kamarnya menuju tempat Rania.

Rania masih duduk sambil melihat foto dengan bundanya. Dia bahkan tidak tahu kalau Radit sudah berdiri dibelakangnya.

''Heemm'' dehem Radit.

''Eeh pak Radit'' kata Rania terkejut melihat Radit berdiri dibelakangnya.

''Kamu ngapain duduk disini? Kenapa belum tidur?'' tanya Radit.

''Hanya duduk saja. Saya belum ngantuk pak. Kalau anda kok belum tidur juga?'' tanya Rania kembali melihat foto diponselnya.

''Saya juga belum ngantuk. Kamu sedang melihat apa? Serius amat'' tanya Radit sembari duduk disebelah Rania.

''Lagi lihat foto bunda saya pak'' jawab Rania.

''Lagi rindu bundamu ya?'' tanya Radit.

''Iya pak'' jawab Rania.

''Kenapa tidak di telpon saja?'' tanya Radit.

''Sudah malam pak. Mungkin bunda sudah tidur'' jawab Rania.

''Coba saya lihat fotonya'' kata Radit langsung mengambil ponsel Rania.

''Eeh jangan pak itu privasi saya...''kata Rania mencoba merebut dari Radit. Karna bunda Rania tidak suka fotonya dilihatkan sama orang lain.

Tapi ketika Rania mencoba merebut. Radit sibuk mengelak darinya. Rania malah terpeleset hampir jatuh ke arah kolam renang. Beruntung dengan cepat Radit menarik tangan Rania. Sehingga membuat mereka hampir berpelukan. Jantung mereka sama berdetak kencang dengan posisi yang sangat dekat. Rania dengan cepat melepaskan dirinya dari Radit. Ada rasa canggung diantara mereka.

''Sini kembalikan ponsel saya pak'' pinta Rania.

''Kalau saya tidak mau '' kata Radit sambil tersenyum dan kembali duduk di pinggir kolam renang.

''Anda...'' ucapan Rania terpotong. Dia juga duduk disamping Radit.

''Ternyata bunda kamu cantik ya.Sepertinya saya pernah melihat wajah ini. Tapi dimana ya?'' kata Radit berpikir sambil melihat-lihat foto.

''Tidak mungkin karna bunda saya tinggal dikampung. Udah kembalikan ponsel saya pak'' kata Rania memelas.

''Hehe, saya masih pengen lihat'' kata Radit.

''Kenapa anda usil sekali sih. Untung bos kalau tidak udah aku jitak kepalanya'' gumam Rania.

''Saya dengar loh'' kata Radit melirik Rania.

''Hehe, pendengaran anda masih bagus pak'' kata Rania kikuk.

''Kok saya tidak melihat foto ayahmu?'' tanya Radit.

''hmmm'' Rania hanya diam wajahnya berubah murung.

''Eeh maaf, saya tidak bermaksud'' kata Radit ketika melihat raut wajah Rania berubah sambil mengembalikan ponselnya.

''Tidak apa-apa pak. Saya sudah biasa seperti ini'' jawab Rania.

''Maksudnya?'' tanya Radit.

''Dari dulu orang-orang sering bertanya dimana ayahmu. Saya juga binggung mau jawab apa. Karna dari saya lahir memang tidak ada ayah'' jawab Rania sedih.

''Ternyata dibalik ketenanganmu tersimpan kesedihan yang mendalam''batin Radit.

''Tidak tanya sama bundamu?'' tanya Radit.

''Tidak ada jawaban'' jawab Rania.

''Kok kamu tidak mau jawab?'' tanya Radit binggung.

''Hehe, maksud saya tidak ada jawaban dari bunda pak'' jelas Rania sambil tertawa.

''...Ooh, hehe saya kirain kamu yang tidak mau jawab'' ucap Radit ikut tersenyum.

''Kenapa kamu tidak pakai kontak lensa aja daripada pakai kaca mata ini?'' tanya Radit.

''Saya nyaman dengan kaca mata ini kok pak'' jawab Rania.

''Gimana mau pakai kontak lensa kalau mata saya tidak sakit'' batin Rania.

'' Bagus kalau kamu pakai kontak lensa menurut saya'' kata Radit.

''Dan kamu lebih cantik tanpa kaca mata itu'' batin Radit.

''menurut saya lebih enak pakai kaca mata'' jawab Rania.

''Hmm kamu keras kepala sekali'' ucap Radit.

''Kalau kepala saya lunak ntar jadi agar-agar dong pak'' ucap Rania.

''Huft. Bisa juga jawab'' kata Radit sewot.

''Saya punya mulut pak. Kalau tidak bisa jawab ntar dibilang bisu lagi'' ujar Rania.

''Sekarang berani kamu bicara panjang lebar. Kenapa biasanya bicaramu irit sekali'' kata Radit

''Karna saya lagi bekerja. Ntar kalau saya banyak bicara gaji saya malah dipotong'' kata Rania.

''Kalau gitu kenapa kamu masih manggil saya dengan sebutan pak'' ucap Radit.

''Karna anda memang pak bos saya'' jawab Rania.

''Tapi kamu sekarang sedang tidak bekerja loh'' desak Radit.

''Ya gimana manggilnya...'' kata Rania binggung.

''Panggil saya selain pak kalau diluar jam kerja'' ucap Radit sambil tersenyum.

Deg. Jantung Rania mulai berdebar lagi melihat senyum Radit. Wajahnya mulai memerah.

''Maaf ya pak saya tidak bisa. Saya masuk dulu udah ngantuk'' kata Rania sambil berdiri

''Tunggu kita belum selesai bicara'' ucap Radit.

''Ngak ada yang perlu dibicarakan'' kata Rania langsung berlari ke kamarnya.

''Hehe, Rania. Rania'' kata Radit senang melihat tingkahnya.

''Kenapa aku senang seperti ini'' gumam Radit. Dia pun kembali kekamarnya.

Tapi tanpa mereka sadari sepasang mata mengawasi mereka dari tadi.

1
Yaser Levi
kebanyakan pov rania jd kurang sreg bacanya..
irma hidayat
ceritanya bagus, semangat berkarya thor
irma hidayat
Buruk
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Mardi Yanty
radit radit geles aja kaya bajai. 😁😁
Mardi Yanty
matamu mengalihkan duniaku 😁😁
Mardi Yanty
bunga bunga cinta sedang berterbangan 😁
Mardi Yanty
paling yg yerang si cewek gila
Fajar Ayu Kurniawati
.
Kanjeng Mami
Alur yang monoton, gampang emosi. yeah jujur, di awal pembaca akan dibawa seperti Roller Coster. namun setelah dipertengahan alur mulai berantakan. ini bukan sebuah Hinaan, saya hanya memberikan pendapat saja tidak ada maksud apapu. sebab dari sekian Ratus ribu Novel yg ada di PF ini semua sudah saya baca, berbagai gaya tulisan dan narasi dari berbagai Author sudah saya nikmati. so Ini hanya opini saya.
Kanjeng Mami: Dari pada aku kasih B1 terus yg punya Novel Ngamuk karena LV Karya-nya turun. lbh baik kasih B5
Yaser Levi: tp kakak kasih bintang 5😄
total 2 replies
Mardi Yanty
seenak enak rumah orang lebih enak lg rumah sendiri mau gapain juga terserah
altanum
dari segala maslah yang ditemui menjadikan rania anak yang kuat mandiri dan juga tidak mudah ditindas.
selamat utk author sudah membuat karya yang te o pe.teeus semangat berkarya thor
Shepty Ani
duh deg"an rania mau ketemu si nenek lampir please siapa aja tolong selamatkan rania pasti si nenek lampir py rencana jahat
Shepty Ani
yakin 100% ini mah cintya anak pak jaka
Shepty Ani
kayaknya si jaka bukan sih?
Shepty Ani
ah nangis bgt bacanya sayang kalian ❤️🫰
Shepty Ani
ah momy nellaku ❤️ baik sekalii hatinya semoga rania bisa menyayangi momy nella seperti ibu ya sendiri kasihan dia penuh perjuangan mendapatkan ayahmu rela menemani ayahmu tanpa pamrih juga jgn lupa cepet bt dedek bayi biar momy nella bisa nimang cucu karna dia nggak pernah ngerasain py anak
Shepty Ani
paling cintya bukan anak hendra abis beda bgt trs si cintya pasti lagi hamil itu soalnya perutnya kram
Shepty Ani
bener kan si nita yg jahatin bunda retno
Shepty Ani
beuh jangan" yg tabrakan ama rendi masa lalunya radit nih muncul lagi soalnya setelah cintya kelar bakal muncul penghalang baru nih pasti nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!