Ku Balas Perselingkuhan Suamiku

Jessica tiba di Hotel tempat dia dan Luhan akan bertemu. Dia menuju kamar yang sebelumnya telah di pesan oleh pria tampan tersebut. Kamar itu terletak di lantai tiga, kamar VVIP yang hanya bisa ditempati oleh mereka yang berdompet tebal.

Pintu dibuka dan ternyata pria itu masih belum datang, sepertinya dia sedang terjebak macet. Jessica tidak mau terlalu ambil pusing. Dia masuk lebih dulu dan memutuskan untuk menunggunya di dalam.

Wanita itu merebahkan tubuhnya pada kasur super nyaman di kamar tersebut. Ini adalah kamar VVIP, jadi wajar jika memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai dari ruangan VIP. Pintu dibuka dan mengalihkan perhatiannya. Jessica menoleh, seorang lelaki tampan memasuki kamar dan menghampirinya. Kedatangannya disambut senyum lebar oleh Jessica.

"Akhirnya kau datang juga. Aku pikir diriku akan lumutan menunggumu." ucap Jessica setibanya Luhan di depannya.

Alih-alih menanggapinya. Luhan justru mencium bibirnya dengan brutal. Memagut, melumatt, mengullum, bibir tipis itu hingga membuat Jessica kelabakan dibuatnya.

Luhan menuntun tangan Jessica untuk memeluk lehernya, sambil terus melumatt bibir tipisnya. Luhan terus melumatt-nya tanpa ampun, panjang dan penuh gairah. Dan ciuman itu baru berakhir ketika Luhan merasakan pukulan pada dadanya.

"Sangat payah, apa suamimu yang bodoh itu tidak pernah mengajarimu caranya berciuman yang benar, hm?" cibir Luhan sambil menghapus sisa liur dibibir Jessica.

"Jangan mencibirku!! Aku memang tidak berpengalaman, puas." gerutu Jessica dengan kesal.

Luhan terkekeh. Sekali lagi dia mencium dan melumatt bibir Jessica, namun ciuman kali ini lebih singkat dari ciuman mereka sebelumnya. Luhan tersenyum tipis.

Pria ber-eyepatch dalam balutan kemeja abu-abu gelap lengah terbuka yang dipadukan dengan waistcoat hitam, yang senada dengan celana panjangnya itu kemudian menarik Jessica hingga tubuh mereka menempel sempurna.

Senyum tipis yang tadi tersungging di bibirnya, berubah menjadi seringai. "Kalau begitu selingkuhan mu inilah yang akan mengajarimu cara berciuman dan bermain yang benar," ucapnya dengan seringai yang sama. Dan sekali lagi Luhan mencium bibir Jessica, dan ini ciuman ketiga dalam waktu kurang dari 10 menit.

Jessica melepaskan ciuman Luhan lalu beranjak dari hadapannya, untuk kemudian berdiri di depan jendela kamar yang terbuka. Wanita itu menutup matanya dan menghela napas panjang.

Tujuannya mengajak Luhan bertemu adalah untuk bercerita padanya, karena Jessica tidak tahu harus kepada siapa berbagi kesedihannya jika bukan padanya. Pada Daniel dan keluarganya, sangat-sangat tidak mungkin. Pada Kakeknya, juga tidak mungkin. Satu-satunya yang bisa dia percaya hanyalah Luhan saja.

Melihat sikap Jessica membuat Luhan sangat yakin jika ada yang tidak beres dengan wanita itu. Luhan menghampirinya lalu membalik tubuh Jessica, posisi mereka saling berhadapan. "Ada apa, hm? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Luhan memastikan.

Jessica menutup matanya sekali lagi dan menghela napas. Dia menganggukkan kepala. "Ya. Jujur saja aku mengajakmu bertemu karena ada hal yang ingin aku ceritakan padamu, aku tidak tahu harus datang pada siapa jika bukan padamu. Pada Kakek, itu tidak mungkin. Pada si bodoh itu dan keluarganya, itu lebih tidak mungkin lagi. Saat ini aku benar-benar rapuh, aku..." Jessica menggantung ucapannya ketika merasakan tarikan lembut pada lengannya. Dan detik berikutnya dia merasakan kehangatan sepasang tangan yang memeluknya.

"Kalau begitu ceritakan padaku, apa yang terjadi sampai membuatmu sesedih ini." Pinta Luhan. Dia meletakkan dagunya diatas kepala berhelaian coklat milik Jessica. Dia akan menjadi pendengar setia untuknya.

Jessica melepaskan pelukan Luhan dan mulai bercerita. Mulai dari dirinya adalah anak yang tidak diinginkan oleh ibu kandungnya sendiri, sampai kebenaran jika sebenarnya dia memiliki kembaran yang saat ini telah tiada dan telah berbeda alam dengannya.

"Mama, membuang ku dan tidak menginginkan aku lagi. Dia memalsukan kematiannya agar bisa memulai hidup barunya, dengan mengganti wajah dan identitasnya supaya kami tidak mengetahuinya. Tapi Kakek menemukan kebenarannya, pagi ini dia memberitahuku tentang kebenaran itu. Itu membuatku sakit, Lu. Dan yang ku sesalkan adalah, kenapa Kakek baru memberitahuku jika sebenarnya aku memiliki saudara kembar setelah dia tidak ada. Dan bajingan bermarga Nam itulah yang harus membayar mahal atas kepergian kakakku!! Mentang-mentang kakakku hanya seorang putri angkat, mereka malah mengambil nyawanya." ujar Jessica panjang lebar.

Pupil mata Luhan membulat sempurna setelah mendengar apa yang Jessica katakan. Saudara kembar Jessica adalah putri keluarga Nam, mungkinkah dia adalah.... Dan ingatan Luhan kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

FLASHBACK:

Mobil sedan mewah memasuki gerbang yang menjulang tinggi, mobil itu masuk tanpa pemeriksaan sama sekali karna para penjaganya mengetahui yang datang adalah Putri majikannya.

Mobil itu terus melaju melewati jalan panjang yang mengarah pada bangunan besar nan megah.

"Rumah ini, kenapa terlihat tidak asing." Batin Luhan.

Kemudian pria itu menghentikan mobilnya di halaman rumah.

Kedatangan mereka di sambut oleh beberapa pria berpakaian rapi dan bersenjata, yang langsung membukakan pintu untuk mereka berdua. "Dia adalah tamuku." Ucap wanita yang duduk disebelah Luhan, sebelum para penjaga bersikap kurang sopan pada pria itu.

"Maaf Nona, kami tidak tahu."

"Ayo, sebaiknya kita masuk dulu." Luhan menatap gadis itu sejenak dan mengangguk tipis.

Luhan memperhatikan bangunan itu dengan jeli, banyak sekali pria berpakaian rapi berjaga di setiap sudutnya dan semua bersenjata.

"Untuk apa kau membawa orang asing ke rumah ini." Langkah mereka berdua terhenti karena seruan keras seorang wanita.

Wanita itu bernama Terra, dia berdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan Dada.

"Mama." seru perempuan itu terkejut.

"Masuk." Terra menarik lengan putri angkatnya dengan kasar dan membawa gadis itu menjauh dari Luhan.

"Ahhh, Mama sakit." Dan tarikan itu malah membuat gadis itu merintih kesakitan.

Melihat bagaimana Terra memperlakukan gadis itu membuat tangan Luhan terkepal kuat, pria itu mulai terbakar emosi. Sorot matanya tajam penuh amarah. Rasanya dia ingin menembak mati wanita itu.

"Ada apa? Apa kau tidak terima? Dia adalah Putriku, dan terserah aku mau memperlakukannya seperti apa." Ujar Terra.

"Aku tidak memungkiri jika dia memang Putrimu, apa tidak bisa kau memperlakukannya sedikit lebih lembut, Nyonya." ucap Luhan dengan geram.

"Jangan ikut campur, kau bukan siapa-siapa di sini. Kau hanya orang asing, dan kedatanganmu di sini tidak di terima." ujar Terra.

"Tidak masalah, aku akan segera pergi. Tapi aku tidak akan pergi hanya sendiri, aku akan membawa gadis itu bersamaku." Ucap Luhan.

"Lancanggg!!" Sahut seseorang dari arah belakang.

Tampak seorang pria setengah baya berjalan menghampiri Luhan sambil menodongkan senjata padanya. "Siapa kau beraninya ingin membawa Putriku!!" bentaknya marah. Luhan menatapnya, wajah itu terlihat tidak asing.

"Memangnya kenapa aku tidak berani? Dia memiliki hak untuk mendapatkan kebebasannya. Dia manusia bukan boneka, di mana nurani kalian sebagai orang tua. Apa yang kalian lakukan padanya sampai dia bisa terluka." Ujar Luhan dengan suara meninggi.

"KAU~" pria itu berteriak kencang dan mengarahkan tepat senjatanya pada dada Luhan. Melihat Ayahnya mulai menarik pelatuk pada senjata di tangannya membuat mata gadis itu terbelalak, tanpa berfikir panjang dia melepaskan cengkraman tangan Terra dan berlari menghampiri Luhan sambil berteriak kencang.

"PAPA, JANGAN!!"

Duoorrrr ...???"

Peluru itu menerjang punggung Gadis itu yang, dia menghalau peluru yang ayahnya tunjukkan pada Luhan dengan cara memeluknya. Tubuh Luhan gemetar melihat kedua tangannya berlumur darah gadis itu, saat Ia menahan tubuhnya yang hampir saja ambruk kebelakang. Dari tangannya, Luhan beralih menatap wajah yang penuh air mata dan keringat itu, kedua matanya perlahan terpejam.

"Je.. Jennifer..."

FLASHBACK END:

Jadi gadis itu adalah saudara Jessica, lalu apakah Jessica akan membencinya setelah dia tahu penyebab kematian saudara kembarnya adalah dirinya?!

"Sica, sebenarnya Kakakmu meninggal karena diriku." Ucap Luhan dan membuat Jessica membulatkan matanya.

"APA?!"

xxx

Bersambung