NovelToon NovelToon
Jodoh Masa Kecil

Jodoh Masa Kecil

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:299.8k
Nilai: 5
Nama Author: N. Mudhayati

Gendhis... Gadis manis yang tinggal di perkampungan puncak Sumbing itu terjerat cinta karena tradisi perjodohan dini. Perjodohan itu disepakati oleh keluarga mereka saat usianya delapan bulan dalam kandungan ibunya.
Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana itu, dijodohkan dengan Lintang, anak dari keluarga kaya yang tersohor karena kedermawanannya
Saat usia mereka menginjak dewasa, muncullah benih cinta di antara keduanya. Namun sayang, ketika benih itu sudah mulai mekar ternyata Lintang yang sejak kecil bermimpi dan berhasil menjadi seorang TNI itu menghianati cintanya. Gendhis harus merelakan Lintang menikahi wanita lain yang ternyata sudah mengandung buah cintanya dengan Lintang
Seperti apakah perjuangan cinta Gendhis dalam menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Mudhayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cari Kesempatan

Hari ini adalah hari libur IB (Izin Bermalam). Para taruna boleh bergembira karena dalam tiga hari ke depan, mereka diperbolehkan untuk pulang ke rumah dalam rangka libur nasional. Semua taruna tengah bersiap untuk melepas kerinduan mereka pada keluarga di rumah. Tak terkecuali Lintang juga Arnold.

Dari pada hari libur Arnold terbuang sia-sia buat nemenin Gabby shopping dan travelling, ia berfikir mending buat balik ke Jakarta, dengan alasan rindu dengan orang tua.

Lain halnya dengan Lintang. Dia punya rencana pulang ke rumah untuk bertemu Gendhis juga orang tuanya.

Pak Argo dan Bu Parti luar biasa senangnya mendengar kabar bahwa putra tercintanya akan pulang hari ini. Kernanya, segala persiapan menyambut kepulangan Lintang telah mereka siapkan. Mulai dari makanan kesukaan Lintang, pakaian-pakaiannya hingga kamar yang sudah sejak lama Lintang tinggalkan. Semuanya tampak rapi.

Mobil pajero yang membawa Lintang pun berhenti di halaman rumah nan luas itu. Warga kampung berdatangan untuk ikut menyambut kedatangan Lintang. Kekaguman mereka semakin tak ter elakkan saat melihat Lintang turun dari mobil. Mereka turut bangga juga bahagia, bahwa warga kampung Merangi ada yang berhasil menempuh pendidikan militer.

"Assalamu'alaikum... Ibu... Bapak..." Lintang turun dari mobil lantas berjalan menuju orang tuanya yang sedari tadi memang sudah menantinya.

Lintang mencium tangan Bu Parti dan Pak Argo lantas memeluk hangat keduanya.

"Waalaikumsalam... sehat Nang?" Tanya Bu Parti.

"Alhamdulillah, berkat doa kalian." Jawab Lintang.

Setelah itu kerabat, Gendhis juga orang tuanya pun bergantian bersalaman.

Mereka lantas duduk di ruang tamu sembari ngobrol panjang lebar. Ketika sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ponsel Lintang berdering. Lintang mengambil ponsel yang ada di saku celananya. Wajah Lintang sedikit panik ketika nama Gabby memanggil dari handphonenya.

Segera Lintang bangkit dari tempat duduknya menuju teras rumah. Ia sengaja karena tak ingin percakapannya dengan Gabby di dengar oleh orang lain.

"Hey... Lin... udah sampe rumah?" Tanya Gabby lembut.

"Udah, baru aja sampai. Kamu masih di tempat kerja?" Lintang balik bertanya.

"Iya nih, perasaan hari ini orang sakit banyak banget deh, nggak selesai-selesai... apa karena... nanti kita mau ketemuan ya? Jadinya jam di rumah sakit ku nggak gerak-gerak." Kata Gabby bercanda.

Lintang hanya tersenyum.

"Eh... bytheway kamu nggak lupa kan ntar sore mau nganter aku cari baju? Sekalian pengen juga dong keliling kota Magelang, aku kan baru di Magelang. Jadi pengen banget bisa keliling Kota Magelang." Gabby khawatir jika setelah sampai di rumah, Lintang akan membatalkan janji bertemu mereka.

"Aku usahain ya? Tapi ngomong-ngomong, kok kamu nggak ngajak Arnold aja sih... dia kan tunanganmu?" Lintang sengaja memancing jawaban Gabby.

"Ya ampun... Arnold lagi... kamu kan tahu dia balik Jakarta... lagian, dia nggak pernah mau tiap kali aku minta waktunya bentaaar aja buat nemenin aku belanja." Gabby menjawab.

"Oh... gitu." Jawab Lintang.

Belum selesai mereka bercakap-cakap, tiba-tiba Bu Parti memanggilnya.

"Lintang... Lintang..."

"Udah dulu ya, ibu aku manggil." Lintang segera ingin mengahiri pembicaraannya dengan Gabby karena takut ibunya curiga.

"Okey... aku tunggu di taman bunga nanti jam empat sore." Kata Gabby sesaat sebelum percakapannya berakhir.

Entah kenapa dalam hati kecilnya Lintang tak bisa menolak permintaan Gabby untuk bertemu dengannya. Justru ia merasa tak sabar ingin segera bertemu dengan Gabby. Maklum, ini pertemuan kedua mereka setelah beberapa bulan yang lalu mereka jumpa pertama. Tak cukup hanya lewat telepon. Seolah ada yang menarik hati mereka sehingga mereka ingin saling bertemu satu sama lain.

Lintang segera masuk kembali ke ruang tamu dan melanjutkan perbincangannya dengan keluarganya.

*****

Sore hari, saat Bu Parti tengah sibuk menyiapkan makanan malam, dia melihat Lintang turun dari lantai dua melewati tangga di rumahnya. Dia terlihat sangat tampan dan rapi sore itu. Segera Bu Parti menghampirinya dan berkata,

"Duh... gagahnya anak ibu, sore-sore gini mau kemana Nang?"

Bu Parti melihat Lintang memegang kunci mobilnya seakan bersiap hendak pergi ke suatu tempat.

"Iya Bu, ada janji dengan temen taruna sebentar." Lintang berkata sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Takut kalau ibunya dapat membaca kebohongan dari raut wajahnya.

"Sama Gendhis kan Nang, perginya?" Bu Parti kembali bertanya.

"Oh... nggak Bu... maksudnya... ini kan acara sesama taruna, cowok semua, kasihan Gendhis nanti cewek sendirian." Lintang kembali berbohong.

"Lhah... Nang... apa acaranya nggak bisa ditunda besok aja? Kamu kan baru aja sampai rumah, masa mau pergi lagi. Kamu kan juga belum ketemu sama Gendhis." Bu Parti mencoba menahan, seolah firasatnya tak mengizinkan Lintang untuk pergi, namun Lintang terus meyakinkannya.

"Ibu... Lintang nggak lama kok, sebelum magrib nanti udah sampai rumah. Ya Bu...?" Lintang memeluk ibunya dengan lembut seolah merayu agar ia diizinkan pergi.

"Heeemmm... ya sudahlah. Tapi jangan lama-lama yaaa... lagi pula nanti malam kan kita ada acara makan malam di rumah dengan Gendhis dan ayah ibunya." Bu Parti ahirnya mengizinkan dengan meminta syarat.

"Siap... Ibu..." Lintang tersenyum lalu memberi hormat pada Sang Ibu seolah memberi hormat pada komandannya.

"Kalau gitu Lintang pamit dulu, keburu sore..." Lanjutnya.

"Ya wes... hati-hati ya Nang..." Pesan Bu Parti.

"Iya, Bu... assalamu'alaikum." Pamit Lintang.

"Waalaikumsalam..." Jawab Bu Parti.

Lintang berjalan keluar rumah dan menuju garasi mobil Pajeronya lantas bersiap untuk berangkat.

Sepanjang perjalanan, Lintang merasa tak sabar ingin bertemu Gabby, namun... jika ia teringat akan Gendhis, seolah ada rasa bersalah dalam hatinya.

"Maaf ya Dis... aku pergi nggak ngasih tau kamu. Aku takut kamu salah faham, sebenarnya... aku pergi... untuk apa ya?" Lintang malah bicara sendiri dalam mobilnya.

"Aku pergi cuma untuk nganter Gabby aja sebentar... habis itu aku pulang! Iyaaa... betul... cuma untuk itu aja..." Lanjut Lintang.

Ia masih belum menyadari bahwa sikapnya itu akan menimbulkan masalah jika tidak segera ia hentikan. Jika Lintang mengikuti hasratnya itu, dia bisa terjerumus dalam hubungan yang akan menjadikannya semakin jauh dengan tunangannya.

Lintang sebenarnya tahu itu, namun ia seolah menutup mata dan telinganya. Ia tak bisa menahan perasaannya pada Gabby. Bahkan ia tak menghiraukan kalau Gabby adalah tunangan Arnold sahabatnya. Ia yakin sahabatnya itu nggak akan keberatan. Justru dia akan merasa senang saat Lintang berhasil memisahkan Gabby dari Arnold.

"Kamu udah sampe mana, Lin? Aku tunggu kamu di tempat pertama kali kita ketemu ya..." Pesan singkat Gabby melalui whatsapp.

"Aku masih di jalan, bentar lagi sampai." Balas Lintang.

"Okey... hati-hati di jalan. Sampai ketemu nanti." Lanjut Gabby.

Keduanya pun sudah tak sabar ingin bertemu. Apalagi Gabby. Ia merasa semenjak dia kenal dengan Lintang, hidupnya menjadi lebih berwarna. Dia yang selalu merindukan perhatian dari Arnold, tapi perhatian itu tak pernah ia dapatkan.

Sementara Lintang? Meski belum lama mereka kenal, namun Gabby seolah menemukan apa yang selama ini dia cari dari Arnold. Perhatian Lintang, kebaikan Lintang, dan semua yang ada dalam diri Lintang telah menggetarkan hatinya. Bahkan Gabby berharap, Lintang juga merasakan hal yang sama. Dia sangat tidak berharap mendengar dari mulut Lintang kalau dirinya sudah memiliki kekasih. Itulah tujuan utamanya menemui Lintang. Ia ingin tahu apakah sebenarnya Lintang sudah memiliki kekasih ataukah belum. Gabby juga tidak memungkiri, jikalau masih diberikan kesempatan, ia ingin Lintang juga merasakan apa yang sedang ia rasakan saat ini.

*****

1
Nur Mashitoh
Riko cocoknya jd sahabat
Hairun Nisa
Kalau Lintang n Arnold masih Taruna, berarti Gaby yg sudah jadi Dokter... usianya jauh lebih tua donk ya?
Gandis juga baru lulus SMA kok bisa langsung jadi guru?
Nur Mashitoh
Tah jodohmu yg nolongin Dhis
Nur Mashitoh
kasihan Gendhis..beruntunglah nanti yg dpt jodoh Gendhis
Nur Mashitoh
Gala jodohnya Gendhis nih..sama² hatinya suci
Nur Mashitoh
pantaslah klo Lintang ga berjodoh dgn Gendhis yg sholeha karna Lintang punya sisi liar yg terpendam
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Ruzita Ismail
Luar biasa
⚘Senja
alur critanya mirip sinetron india "Anandi". ini menurutku ya kakak.
Afida Punya Hayat
bagus, ceritanya menarik
Sandisalbiah
penyesalan itu emang dari dulu selalu gak patuh dgn peraturan krn dia selalu datang terlambat dan sayangnya sampe sekarang gak ada yg bisa menegurnya buat sadar... hadehh.. lintang.. terima nasib aja deh...
Sandisalbiah
nah lo... sakit gak tuh... kamu yg menabur angin lintang, maka kamu yg akan menuai baday... tinggal nunggu karma buat si geby...
Sandisalbiah
karma mulai mereyap mendekat kehidupan lintang.. hemmm... selamat menikmati.... hubungan yg diawali dgn yg salah dan kebohongan juga hanya berlandaskan nafsu yaaa.. endingnya begini... rumah tangganya kacau...
Sandisalbiah
simalakama gini mah....
Sandisalbiah
nah.. makan yg kenyang hasil karya mu lintang... biar warga tau semua kebobrok kan mu... enak aja mau ngikat Ghendis, gak rela Ghendis diambil cowok aini... situ waras.... dasar kang selingkuh...
Sandisalbiah
thor.. enaknya si lintang ini kita ceburin ke kawah merapi yuk... udah egois, songong pula... pengen tak pites itu org...
N. Mudhayati: 😆😆😆 setuju bangeeet kakak.... 👍👍
total 1 replies
Sandisalbiah
pengecut berkedok pahlawan bertopeng kamu Lintang.. banci yg berkaris atas dukungan Lintang tp kamu bagai kacang lupa akan kulinya... jd gak sabar pengen lihat karma apa yg akan kamu terima karena tega menyakiti gadis yg tulus seperti Ghendis
Sandisalbiah
gak gampang buat nyembuhin luka hati pak dosen... se enggak nya perlu waktu dan kesabaran... semangat pak Gala... obatin dulu luka hati Ghendis baru rengkuh hatinya...
enokaxis_
bagus
Noer Anisa Noerma
lanjuuutttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!