Ketika takdir menginginkannya menjadi sang penguasa, dia malah ingin hidup seperti rakyat biasa, dan walaupun takdir berhasil menjadikannya seorang Dewa yang luar biasa, namun ia lebih memilih untuk menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Kemudian, takdir kembali membawanya menuju ke jalan untuk menjadi seorang penguasa tertinggi, namun untuk mendapatkannya, ia harus melalui halangan dan juga rintangan yang sangat berat.
Sedangkan disisi lain, ada bahaya besar yang sedang mengintai seluruh semesta sehingga membuatnya harus berjuang sekali lagi demi menciptakan kedamaian.
Akankah dia berhasil mencapai jalan itu, atau malah berpegang teguh pada keputusannya? Dan apakah dia benar-benar mampu untuk menciptakan kedamaian di seluruh semesta?
Baca kelanjutannya...
Part 1 : 1-118
Part 2 : 120-
IG: @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-30. Dunia Roh (4)
Ledakan dahsyat terjadi ketika bola api emas itu menghantam tubuh ular raksasa, dan seketika itu juga, tubuh ular lava itu langsung hancur berkeping-keping, pada akhirnya, tubuh ular raksasa itu tidak tersisa sedikitpun, karena setiap kepingan tubuhnya habis di lahap oleh api emas.
Tidak lama kemudian, gunung yang sangat tinggi itu mendadak bergetar hebat, bahkan danau lava yang semula tenang menjadi bergelombang karena guncangan yang sangat kuat itu. Lalu, dari dalam danau lava yang sangat panas itu keluar sebuah mutiara berwarna merah yang memancarkan aura panas yang sangat dahsyat.
"Ini... bukankah ini mutiara inti api?" gumam Lin Feng mengamati mutiara merah yang baru saja keluar dari danau lava.
Karena penasaran, Lin Feng kemudian menghampiri mutiara yang tengah melayang di tengah-tengah danau lava, setelah itu, ia meraih mutiara tersebut dan langsung memeriksanya, "Tidak salah lagi, mutiara ini benar-benar mutiara inti api" ucapnya.
Sama seperti namanya, mutiara inti api adalah sebuah mutiara yang mengandung kekuatan api yang sangat besar, walaupun kekuatan yang terkandung di dalamnya masih tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan api emas, namun kekuatan yang dihasilkan dari mutiara itu tetap tidak bisa dianggap remeh.
Bagi para kultivator yang menguasai elemen api, mutiara inti api adalah sumberdaya yang benar-benar sangat berharga, bahkan jauh lebih berharga daripada puluhan sumberdaya langka, karena kekuatan yang dihasilkan oleh mutiara tersebut jauh lebih besar daripada sumberdaya dengan kekuatan api lainnya.
Sedangkan bagi Lin Feng, mutiara inti api itu tidak lebih dari sumberdaya biasa, karena kekuatan api miliknya sudah tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan api lainnya lagi. Meski begitu, Lin Feng tetap ingin mengambil mutiara tersebut, dan ia sangat yakin jika mutiara itu pasti akan berguna baginya nanti.
"Setidaknya pertarungan ku dengan cacing tanah itu tidak sia-sia" gumam Lin Feng, kemudian menyimpan mutiara tersebut kedalam cincin penyimpanannya.
Setelah itu, Lin Feng melesat terbang meninggalkan puncak gunung tersebut, namun ia tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Jika aku tidak salah, mutiara ini ada sepasang, dan jika tebakanku benar, pasangan mutiara ini pasti tidak jauh dari gunung ini."
Sama halnya seperti cahaya dan kegelapan yang berbeda namun diciptakan berpasangan, mutiara inti api juga memiliki pasangannya sendiri, mutiara yang pertama adalah mutiara inti api bumi, sedangkan yang kedua adalah mutiara inti api langit.
Lalu, mutiara yang ada pada Lin Feng sekarang adalah mutiara inti api bumi, yang artinya, masih ada satu mutiara lagi yang harus ia temukan, yaitu mutiara inti api langit, dan jika ia berhasil menemukan serta menyatukan kedua mutiara itu, maka akan ada kekuatan baru yang akan tercipta.
"Bagaimanapun juga, aku harus menemukan mutiara kedua!"
***
Di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari gunung, perseteruan hebat tengah terjadi antara dua kelompok kultivator dan alasannya hanya ada satu, yaitu memperebutkan sebuh mutiara berwarna biru yang mengandung energi yang sangat besar, dan mutiara yang tengah mereka perebutkan itu adalah mutiara inti api langit.
"Jangan biarkan mereka memilikinya, mutiara itu adalah harta yang hanya akan menjadi milik kita!"
"Apa kalian dengar itu? Orang-orang sialan itu ingin merebut milik kita, aku rasa kalian semua sudah tahu apa yang harus dilakukan!"
"Serang!"
"Hancurkan para sampah itu!"
Kedua pemimpin kelompok memberikan perintah untuk melakukan serangan, dan setelah itu, kedua anggota kelompok itu mengeluarkan senjata mereka masing-masing dan bersiap untuk bertempur, namun langkah mereka mendadak terhenti dan pandangan mereka tertuju ke satu arah.
"Dasar orang-orang bodoh!" ucap Lin Feng yang telah memegang mutiara inti api langit.
"Apa yang kau lakukan, sialan? Cepat kembalikan mutiara itu pada kami!"
"Serahkan mutiara itu sekarang juga, karena hanya kami yang berhak memilikinya!"
"Tidak! Kami lah yang pertama kali melihatnya, jadi mutiara itu adalah milik kami, cepat kembalikan!"
"Hahaha, aku tidak peduli siapa yang pertama kali melihatnya, karena mutiara ini sudah ada di tanganku, jadi tidak satupun dari kalian yang bisa memilikinya" sahut Lin Feng.
"Sialan! Bunuh orang itu dan rebut kembali mutiara di tangannya!"
Kedua kelompok yang awalnya ingin bertempur untuk memperebutkan mutiara inti api langit, sekarang malah bersatu dan menyerang Lin Feng bersama-sama, meski mereka kelihatannya bekerjasama, tapi pada kenyataannya, mereka hanya mementingkan keuntungan sendiri.
Slash!
Wushh!
Wushh!
Berbagai macam serangan dilancarkan kearah Lin Feng, namun tidak satupun yang berhasil menyentuhnya, bahkan tidak satupun dari serangan orang-orang itu yang berhasil menyentuh ujung jubahnya.
"Maaf, aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main dengan kalian!" ucap Lin Feng, kemudian menghilang dari pandangan mereka semua.
Sebenarnya Lin Feng bisa saja menghadapi mereka semua sekaligus, bahkan ia bisa melenyapkan mereka semua dengan sangat mudah, namun, ia lebih memilih untuk pergi dan melanjutkan perjalanannya mencari sumberdaya daripada membuang-buang waktu bersama orang-orang itu.
***
Istana Dewa.
"Yang mulia, ada sesuatu yang terjadi di dunia manusia" ucap Dewa kehidupan.
"Aku sudah tahu, tapi kau tenang saja, karena Lin Feng tidak mungkin menimbulkan kekacauan dengan kedua mutiara itu" sahut Shen Liu Yang.
"Bukan Lin Feng yang hamba maksud, yang mulia. Tapi orang-orang yang menunggu kedatangannya di gerbang Dunia Roh."
"Yang mulia, orang-orang ini tidak mengetahui siapa Lin Feng yang sebenarnya, dan jika mereka semua benar-benar menyerangnya, takutnya..."
"Itu tidak akan terjadi" ujar Shen Liu Yang.
"Maksud, yang mulia?"
"Walaupun aku baru mengenalnya, tapi aku yakin Lin Feng tidak akan membunuh orang begitu saja, lagipula, mereka semua hanyalah sekelompok semut dimatanya" jawab Shen Liu Yang.
Shen Liu Yang memang baru mengenal Lin Feng, namun dari pertempuran mereka sebelumnya, ia sudah bisa menebak seperti apa watak Lin Feng yang sebenarnya, meskipun begitu, Shen Liu Yang juga sangat yakin jika Lin Feng tidak akan sembarangan merenggut nyawa orang, kecuali jika kesalahan orang itu sudah sangat fatal baginya.
"Hah" Dewa kehidupan menghela napas panjang, "Perkataan yang mulia memang benar, tapi bagaimanapun juga, kita harus menyiapkan sesuatu untuk berjaga-jaga."
"Baiklah, lakukan sesukamu, tapi jangan sampai menyinggung orang gila itu!"
"Baik, yang mulia."
Karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Dewa kehidupan kemudian pergi menuju ke Benua Duanxi untuk mencoba mencegah kekacauan yang mungkin saja akan terjadi.
"Semoga saja kekhawatiran ku tidak terjadi" gumamnya.
***
Waktu kian berlalu, hari dimana gerbang Dunia Roh terbuka untuk kedua kalinya telah pun tiba, dan saat ini, para kultivator yang sebelumnya masuk ke Dunia Roh tengah bersiap-siap untuk keluar dari tempat tersebut. Namun tidak dengan Lin Feng, disaat semua orang bersiap-siap untuk keluar, ia justru masih sibuk menyusuri Dunia Roh bersama Chun Ming.
"Tuan, gerbang Dunia Roh akan terbuka sebentar lagi, apa tidak sebaiknya kita menunggu saja?"
"Tenang saja, selama aku ada di sini, kau pasti akan keluar dari tempat ini, tapi jika kau ragu, kau bisa bergabung dengan yang lainnya" jawab Lin Feng.
Chun Ming memang merasa ragu, karena bagaimanapun juga, dia tidak ingin terjebak untuk selamanya di Dunia Roh. Tapi pada akhirnya, Chun Ming tetap memilih untuk percaya pada Lin Feng dan mengikutinya, kalaupun dia terjebak di sana, setidaknya dia tidak akan sendirian.
"Tuan, kemana tujuan kita sekarang?"
"Kau akan segera tahu setelah kita sampai nanti" jawab Lin Feng.