Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30_Sakit
Sudah hampir satu jam lamanya Sheila berada di dalam kamar mandi, tubuhnya sudah menggigil kedinginan namun dia tak ingin beranjak dari sana, dia lebih memilih berada di kamar mandi mengunci dirinya melupakan janjinya dengan mami Salma untuk bertemu dengan teman teman arisan sang mami.
Sementara mami Salma juga memilih untuk tidak pergi karena sangat khawatir dengan keadaan Sheila yang tak kunjung keluar dari kamarnya.
"Pi, ini kenapa Sheila gak keluar keluar sih!" pekik mi Salma khawatir dengan keadaan Sheila.
"Iya, mi. kalau gitu coba mami samperin siapa tahu Sheila lagi butuh sandaran," sahut papi Boni dan mendapat anggukan setuju dari mami Salma.
Mami Salma segera naik ke atas di ikuti papi Boni yang juga penasaran dengan keadaan anak mantunya, saat sampai mami Salma berencana untuk membuka kamar tersebut nun di kunci.
TOK TOK TOK
"Sayang, buka nak mami di sini." ucap mi Salma namun tidak ada respon dari dalam.
"Pi, gak ada respon!" sahut mami Salma mulai khawatir.
Sedangkan Sheila sama sekali tidak dengar dengan ketukan pintu dari luar dia masih basah-basahan dengan air hingga badannya sudah memucat bahkan Sheila sudah tidak kuat untuk berdiri hingga dia harus duduk dan bersandar di dinding kamar mandi, mencoba berdiri pun membuat kaki Sheila sakit karena terbentur dinding.
"Awww!" pekik Sheila yang dapat di dengar oleh mami Salma dan juga papi Boni.
"Sayang, kamu kenapa sayang?" teriak mami Salma saat mendengar teriak dari dalam.
"Papi!" sahut mami Salma.
Papi Boni juga khawatir dengan keadaan di dalam, segera ia maju ke depan dan menyuruh sang istri untuk memanggil bi Nana untuk mengambil kunci cadangan.
"Mami panggil bi Nana dan ambil kunci cadangannya!" perintah papi Boni dengan wajah cukup serius.
Setelah beberapa saat mami Salma datang dengan bi Nana dan juga kunci di tangannya.
"Ini tuan," ucap bi Nana memberikan kunci cadangan tersebut.
Setelah berhasil di buka mami Salma pun langsung masuk kedalam dan mencari keberadaan Sheila, namun tidak ada di tempat tidur, samar-samar terdengar suara gemericik air dan juga isakan tangis di dalam kamar mandi.
"Sayang, buka nak!" ucap mami Salma tak tega dengan keadaan sang menantu.
Dalam keadaan begini Brian bukannya membujuk agar istrinya tenang dan tidak marah dia malah meninggalkannya sendirian, betapa malangnya kamu nak andai saja Sheila tahu bagaimana dunia Brian yang gelap apakah dia mau menerima anaknya seperti dia menerima sang suami dan juga papi dari Brian yaitu papi Boni.
Tidak ada jawaban mami pun mengambil kunci cadangan dari tangan bi Nana, saat membuka pintu betapa terkejutnya mami Salma melihat keadaan sang menantu yang sudah pucat dan tubuh yang basah semuanya, membuat hatinya serasa perih ibu mana yang akan tega melihat anaknya dalam keadaan seperti ini.
"Sayang," sahut mami Salma pelan sambil mendekati Sheila dengan shower yang terlebih dahulu sudah di matikan oleh papi Boni.
"Sayang," panggil mami Salma lagi yang sudah mensejajarkan tubuhnya dengan Sheila dan mengusap pelan wajah pucat dan bengkak Sheila.
"Ma.... mami." ucap Sheila pelan namun sedetik kemudian pengelihatannya mulai kabur dan gelap sedangkan mami Salma sudah panik sekali.
"Sheila, sayang. papi bantu mami!" pekik mami Salma yang sangat khawatir dengan keadaan Sheila.
"Bi Nana segera panggilkan dokter Haikal!" sahut mami Salma dan mendapat anggukan dari bi Nana.
"Baik, nyonya!"
Sedangkan di sisi lain Brian masih saja merasa tidak tenang entah kenapa seperti ada sesuatu yang akan terjadi.
"Tuan, untuk proyek pembangunan di resort akan segera berjalan dan Mr. Kevin menanyakan apakah tuan akan berkunjung ke sana untuk mengawasi," ucap yoga, Brian hanya diam dan tak menjawab.
"Tuan?"
"Aku belum memutuskan kabari saj.." perkataan Brian terputus saat mendengar telepon nya berdering, segera ia mengambil telepon tersebut siapa tahu dari Sheila namun saat di lihat ternyata mami Salma lah yang meneleponnya.
[Halo, mi. ada apa?]
[Sheila sakit, dia dari tadi manggil nama kamu terus!]
Mendengar istrinya sakit, Brian langsung menegang dan juga khawatir, Brian tidak melanjutkan ucapannya kepada yoga tetapi malah beranjak dari tempat duduknya.
"Bos.. bos!" pekik yoga namun tidak di gubris oleh Brian. (Siapapun tolong bos mafia sedang khawatir nih).
Brian mengemudi kencang mobilnya entah dia tidak berfikir panjang untuk menerobos kerumunan untuk saja tidak ada yang terluka, sampai di mansionnya segera ia masuk ke dalam dan menuju ke kamarnya.
"Sheila!" pekik Brian saat sudah berada di kamarnya, di sana sudah ada mami Salma, dan papi Boni.
"Brian! kamu apakan Sheila hingga dia sampai seperti ini sayang!" ucap mami kecewa dengan sikap Brian.
"Mi, Brian enggak bermaksud," belum selesai Brian melanjutkan ucapannya mami Salma sudah memilih untuk pergi dari kamar tersebut.
Papi Boni pun mengikuti mami Salma untuk keluar kamar Brian namun sebelumnya ia menepuk pundak Brian dan menasehatinya sebentar.
"Dokter Haikal tadi bilang kalau Sheila hanya kedinginan dan demam karena kelamaan di dalam air, dia juga sudah di berikan obat oleh dokter haikal dan juga saran dari papi bersikaplah yang sabar jika kamu ingin tetap berada di sampingnya, ingat jangan pernah bodoh seperti papi dulu yang pernah melepaskan mami mu, jaga Sheila dari tadi dia selalu memanggil nama kamu Brian," ucapnya kemudian pergi meninggalkan Brian sendirian dan juga Sheila yang berada di kasur dengan mata yang masih terlelap.
Brian segera mendekati ranjang di mana Sheila berada, dia melihat wajah Sheila yang sangat pucat dan juga memutih karena kelamaan dalam air.
"Apa yang kamu lakukan Sheila saat aku tidak ada di sini?" tanyanya sendiri meskipun Sheila tetap tertidur.
"Bangun ya!" pinta Brian.
"Brian... Brian... Brian!" lirih Sheila dalam tidurnya, Brian yang melihat itu pun tidak tega hingga dia menggengam tangan sang istri.
"Aku di sini, Sheila aku di sini!" ucap Brian mencoba menenangkan Sheila, beberapa saat kemudian Sheila mulai tenang dan tertidur kembali dan Brian terus saja menjaga Sheila.
Saat Sheila bangun dia melihat Brian yang tertidur di sampingnya dengan duduk di kursi dan tangan Brian yang menggenggam erat tangan nya membuat Sheila sedikit melupakan kesedihannya.
"Euhhh!" erangan Brian bangun dari tidurnya dan melihat Sheila yang sudah bangun.
"Sheila kamu sudah bangun?" tanyanya khawatir dan melihat beberapa bagian di tubuh Sheila apakah ada yang sakit.
"Ada yang sakit?" tanyanya lagi dan mendapat gelengan dari Sheila.
"Bagaimana kamu bisa sakit? tolong jangan buat aku harus pulang dan menjagamu aku banyak kerjaan!" sahutnya padahal dia memang benar-benar sangat khawatir namun malah seperti menyalahkan Sheila.
Sheila yang mendengar hal itu pun kembali sakit hati dengan ucapan sang suami karena menyalahkan sakitnya.
.
.
TBC