Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dalam Kebimbangan
Bu Yoyoh menatap wajah Stevani yang membengkak saat wanita itu mendekatinya. Bu Yoyoh tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Stevani, tapi ia tahu jika Stevani habis menangis.
"Apa neng Vani terlalu menyesal karena minum alkohol? Kasian neng Vani." pikir bu Yoyoh.
"Bu... Apa wajahku seperti ini tak membuat Zaline khawatir? Apa aku tak usah menemuinya?"
"Jangan atuh neng, neng Zaline butuh semangat dari neng Vani. Sejak subuh bangun sudah bertanya dimana neng Vani. Wajah neng cuma bengkak sedikit, terutama bagian matanya. Neng terlalu banyak menangis."
"Aku tak bisa menahannya, aku juga sangat mengkhawatirkan operasi Zaline."
"Setengah jam lagi dokter akan membawa neng Zaline ke ruang operasi, neng masuklah..."
Stevani menganggukkan kepalanya lalu dengan langkah kaki yang berat masuk ke dalam ruangan. Stevani memaksakan senyumnya saat melihat Zaline menatapnya.
"Pagi nona cantik, bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Stevani sambil mendekati adiknya.
Zaline menatapnya. "Apa yang terjadi dengan wajah kakak? Mengapa kakak baru pulang, mengapa memakai pakaian bu Yoyoh?"
"Mengapa kau semakin cerewet nona? Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan yang banyak seperti itu." ujar Stevani mengulas senyum. "Maaf karena kakak pulang terlambat, padahal kemarin kakak janji pulang lebih cepat. Pekerjaan benar benar begitu banyak. Karena kakak takut terlambat menemuimu sebelum operasi, kakak tidak sempat mengganti pakaian sendiri. Untung bu Yoyoh bawa baju bersih." sambungnya.
"Kakak menangis?"
"Ah... tidak sayang. Kakak hanya lelah dan belum tidur."
Zaline mengulurkan tangannya, Stevani menyambut uluran tangan adiknya lalu menggenggamnya.
"Kakak tak perlu khawatir, tadi pagi dokter kembali meyakinkan Zaline kalau operasi ini pasti berjalan dengan lancar. Zaline janji akan kembali lagi bersama kakak dalam keadaan sehat. Kita bisa segera pulang dan aku akan memarahi orang orang yang mengejek kakak lagi." kata Zaline meyakinkan kakaknya.
Kata kata yang diucapkan Zaline justru menusuk hati Stevani. Wanita itu mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menahan air matanya.
"Kakak tahu kau pasti akan sembuh, kakak akan menunggumu kembali sayang." air mata itu akhirnya merebak keluar.
Stevani membangunkan Zaline lalu memeluknya dengan erat.
"Maafkan kakak... maaf Zaline." ujar Stevani di sela isakannya.
"Kakak tidak punya salah apapun padaku, jangan menangis kak. Aku akan ikut sedih jika kakak menangis." pinta Zaline.
Stevani melepaskan pelukannya, Zaline dengan tangan kecilnya menghapus air mata Stevani.
"Zaline percaya kakak akan kuat. Apapun yang terjadi nanti, Zaline yakin kakak bisa melewatinya. Kakak itu wanita terkuat yang Zaline kenal selama ini."
"Kakak kuat jika bersamamu. Kembalilah dengan sehat, kembalilah ke pelukan kakak, oke..."
Zaline menganggukkan kepalanya. Stevani mengecup kening dan pipi adiknya dengan penuh kasih sayang. Pintu ruangan terbuka, dokter juga beberapa perawat datang bersamaan.
"Halo nona cantik, sudah saatnya." kata dokter Mark.
"Dok..." ujar Stevani ragu.
Dokter Mark menepuk pundak Stevani. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Zaline, berdoalah pada Tuhan."
Stevani menganggukkan kepalanya, ia terlihat sangat sedih. Perawat mulai mendorong bed pasien keluar dari ruangan. Stevani terus menggenggam tangan Zaline sampai di depan ruangan operasi.
"Bicaralah sebelum kami membawanya masuk." ujar dokter Mark.
Stevani menatap Zaline lalu mengecup puncak kepalanya. "Kakak yakin kau pasti bisa melewatinya, kakak akan menunggumu disini. Kau harus kembali dengan selamat jika menyayangi kakak."
Zaline mengangguk. "Aku sangat menyayangi kakak."
Stevani menggigit bibirnya, ia tak ingin menangis lagi di depan Zaline. Perawat mulai mendorong bed nya lagi untuk memasuki ruang operasi. Tangan Stevani dan Zaline pun terlepas. Air mata Stevani kembali tumpah saat pintu ruang operasi ditutup, seketika bu Yoyoh memeluk Stevani untuk menenangkannya.
*****
Zionel sudah sampai di klub Golden Dragon. Ia sendirian datang kesana untuk mencari keberadaan Stevani. Tapi ia sungguh kesal karena pintu klub itu terkunci, ia pikir klub itu akan buka 24 jam. Tapi ternyata dugaannya salah.
"Haaaaahhh...!!!" teriak Zionel kesal.
Ia kembali masuk ke dalam taksi yang masih menunggunya.
"Kembali ke hotel pak." perintah Zionel.
"Baik tuan." jawab supir taksi itu.
Zionel kembali mengambil ponselnya lalu menghubungi Alex.
"Dimana kau? Bagaimana?" tanya Zionel tak sabaran.
"Anda dimana pak Zio, aku sejak tadi menekan bel kamar."
"Sialan... aku akan segera kembali."
Zionel menutup ponselnya.
"Pak... bisa lebih cepat..." pinta Zionel.
"Tentu tuan." jawab supir taksi lagi lalu menambahkan kecepatan mobilnya.
Sesampainya di hotel, Zionel langsung mempercepat jalannya menuju kamarnya. Alex masih menunggu di depan pintu kamar sambil mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai.
"Lex..."
Alex menatapnya bingung. "Anda darimana pak Zio?"
"Klub." jawabnya datar lalu membuka pintu kamarnya.
Keduanya masuk ke kamar.
"Anda ke klub? Astaga... anda tak percaya padaku?"
Alex sedikit kesal, pria itu duduk di sofa tanpa di suruh Zionel. Ia meletakkan sebuah map di meja.
"Bukan tak percaya, aku hanya tak sabar. Wanita itu menghilang tadi pagi."
Alex menatap tempat tidur Zionel yang sudah rapi, lalu kembali menatap Zionel.
"Anda tidak melakukan hal itu kan? Maksudku anda tidak membuat masalah dengannya kan pak Zio?"
"Sayangnya itulah yang terjadi." jawab Zionel seraya membuka map itu.
Alex terbelalak. "Luar biasa, kalian..." pria itu menyatukan jari telunjuk kanan dan kirinya di depan Zionel.
"Dan yang lebih sial wanita itu masih perawan."
"Apa...???" teriak Alex.
Seketika Zionel menendang kaki Alex. "Kau hampir membuat gendang telingaku pecah, sialan...!"
"Ya Tuhan pak Zio, ini adalah masalah besar. Anda menodai seorang perawan dan anda tak mungkin..."
"Apanya yang tidak mungkin?" potong Zionel.
"Keluarga Cruise, itu yang tidak mungkin. Wanita itu seorang pelayan bar."
"Persetan...! Aku akan menyelesaikannya."
"Bagaimana anda bisa kehilangan kendali? Zionel Cruise yang aku kenal sangat pintar mengendalikan diri bahkan menjauhi semua wanita." ejek Alex.
"Berhentilah berbicara, aku tidak fokus membaca laporanmu Lex." bentak Zionel.
"Stevani Yunsu tinggal di kontrakan kecil di pinggiran kota ini. Ia sudah tak memiliki orang tua, ia hanya tinggal dengan adiknya bernama Zaline Yunsu. Tidak berpendidikan karena ia terhenti di kelas 5 SD. Ia sejak kecil sudah bekerja dengan keras, wanita itu akhirnya berakhir di klub malam selama lebih dari 7 tahun. Untuk detail identitasnya bisa anda lihat sendiri. Tapi yang aku dengar wanita itu memang wanita baik baik. Walaupun ia bekerja di klub malam, ia memang tak pernah minum alkohol maupun menemani pria hidung belang. Anda sudah membuktikannya semalam." kata Alex lalu tertawa.
"Brengsek...!" kata Zionel menanggapi ucapan Alex.
Zionel terbelalak saat membaca informasi itu.
"Jadi Zaline yang wanita itu panggil semalam adalah adiknya. Penyakit jantung?" tanya Zionis.
"Nah itu yang membuat wanita itu ingin mengambil uang anda. Adiknya harus melakukan operasi jantung. Ia membutuhkan biaya dan terlibat dengan anak anggota dewan kota ini." jawab Alex.
Zionel membalikkan kertasnya lalu melihat informasi soal pria yang dimaksud Alex.
"Pria sialan... Ia memanfaatkan keadaan." umpat Zionel.
"Stevani itu wanita yang menjadi rebutan pak Zio. Beberapa pria selalu melamarnya dan ingin menjadikannya simpanan termasuk pria itu. Sayangnya wanita itu selalu menolak siapapun yang menyukainya, tapi anda justru mengambil kesuciannya." ejek Alex lagi.
"Ck... jangan kau ulang ulang terus kata kata itu. Itu membuatku semakin merasa bersalah, tapi seingatku wanita itu yang menginginkannya. Aku hanya memenuhi keinginannya Lex."
"Seorang perawan meminta anda untuk menidurinya? Apakah masuk akal?"
"Itulah yang terjadi, apa kau pikir aku mengarang cerita untuk lari dari tanggung jawab?"
Zionel melemparkan map nya ke meja lagi, ia beranjak dari tempat duduknya lalu membelakangi Alex.
"Ini memang gila, tapi aku harus bertemu dengannya untuk membicarakan masalah ini." sambung Zionel.
"Bagaimana dengan kepulangan anda ke kota D?" tanya Alex.
Zionel membalikkan tubuhnya lalu menatap Alex dengan tajam tanpa perlu menjawab pertanyaan Alex.
"Anda sudah menyetujui kencan buta itu, anda tak bisa membatalkannya untuk kedua kalinya. Jika itu terjadi aku yakin nyonya Falera Cruise akan terserang jantung. Pikirkanlah pak Zio, aku akan mengurus perusahaan hari ini."
Alex beranjak dari tempat duduknya lalu meninggalkan Zionel dalam kebimbangan.
*****
Bagaimana kisah selanjutnya...
See you 2 days later...
To Be Continue...