Aku Bukan Wanita Murahan
Jedam... Jedum.. Jedam... Jedum...
Jedam... Jedum.. Jedam... Jedum...
Seperti itulah suara kebisingan musik di sebuah klub malam di kota X setiap harinya. Musik DJ, minuman keras, wanita malam, tamu tamu dari kelas bawah sampai kelas atas selalu memenuhi klub malam tersebut. Suara gelas yang berdentang ikut meramaikan suasana klub malam, hingga sulit sekali pengunjung maupun pegawai untuk berbicara pelan disana.
Stevani Yunsu adalah wanita yang sangat cantik, ia memiliki tubuh yang tinggi dan berwajah oriental Asia. Wanita itu salah satu pegawai klub malam tersebut. Ia bertugas untuk mengantarkan minuman keras kelas atas disana. Bekerja sudah lebih dari 7 tahun di tempat tersebut dengan ratusan bahkan ribuan pengalaman disana.
"Vani...ruang mawar dua botol wiski, dan satu botol brandi." ujar Huber manager klub malam sambil berteriak.
Stevani segera berlari ke arahnya. "Siap pak." jawabnya.
Ruangan kelas atas diberi nama bunga untuk mempermudah mereka bekerja. Stevani segera mengambil pesanannya lalu membawanya menuju ruangan tersebut. Ia mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam.
Seperti biasa Stevani selalu melihat adegan yang tak pantas disana. Tamu tamu tersebut saling mencumbu pekerja malam yang bertanda kutip. Tangan Stevani bergetar saat memberikan minuman tersebut. Ia selalu seperti itu saat melihat sesuatu yang dianggapnya sangat tabu, walaupun ia bekerja sudah lebih dari 7 tahun disana.
"Hei... mengapa kau tidak ikut bergabung bersama kami?" tanya salah satu tamu.
Mereka semua langsung menatap Stevani dengan tatapan melecehkan seperti biasanya.
"Maaf tuan, saya hanya pengantar minuman. Silahkan anda nikmati." jawab Stevani lembut.
Mereka semua menertawakannya.
"Bukankah pengantar minuman juga bisa menemani tamu minum." sahut tamu yang lain.
"Mohon maaf tuan, saya tidak minum alkohol." jawab Stevani lagi.
"Ciiiih...apa kalian percaya itu?" tanya salah satu tamu lagi lalu mendapat tawaan mengejek dari yang lain sebagai jawaban.
Cia salah satu wanita disana ikut menjawab. Wanita yang mampu melakukan perbuatan tak senonoh itu adalah pegawai klub malam yang mengenal Stevani dengan baik.
"Benar... wanita ini tak bisa minum. Ia bisa muntah walaupun hanya minum setetes saja. Percayalah ia tidak asyik sama sekali." ujar Cia berusaha menyelamatkan Stevani.
"Ih... menjijikkan sekali. Keluarlah..." usir tamu tersebut.
Cia mengedipkan matanya karena berhasil menyelamatkan Stevani. Stevani menghela nafasnya dan segera keluar dari ruangan tersebut. Ia menyenderkan tubuhnya di pintu saat sudah berhasil keluar dari sana.
"Ya Tuhan terima kasih, terima kasih Cia...aku berhutang budi padamu lagi dan lagi." gumam Stevani sebelum kembali ke bar.
Kembali kebisingan itu memenuhi telinganya saat kembali ke tempat umum. Ia meletakkan nampannya di meja bar.
"Lama sekali, apa terjadi sesuatu?" tanya Angga bartender disana.
Stevani kembali menghela nafasnya. "Yah seperti biasa mereka memintaku minum. Untung saja ada Cia."
"Van... berhentilah bekerja disini. Kau wanita baik yang tak pantas berada disini." ujar Angga.
"Hah...lalu haruskah aku menjadi pengemis?" tanya Stevani.
"Carilah pekerjaan lain, pelayan restoran mungkin."
"Kak Angga...kau pikir mencari pekerjaan mudah dengan pendidikanku ini. Aku sudah pernah mencari pekerjaan lain, tapi alhasil aku tetap kembali kemari. Dan gaji dari pekerjaan ini paling besar, kau tahu kan aku membutuhkannya untuk pengobatan Zaline."
"Aku tahu, tapi kau tidak pernah mau menerima bantuan dariku atau dari yang lain. Bagaimana keadaan Zaline akhir akhir ini?" tanya Angga.
"Aku tak ingin merepotkan siapapun, Zaline adalah tanggung jawabku sejak aku mengambilnya 5 tahun yang lalu di samping klub. Keadaannya akhir akhir ini sangat baik, selama aku bisa membawanya check up ke rumah sakit, ia akan baik baik saja." jawab Stevani.
"Syukurlah kalau seperti itu. Kau wanita yang baik Van, kehidupanmu sudah sulit tapi kau masih mau mengangkat seorang anak sebagai adikmu sendiri."
"Lupakan ucapan itu. Kau terus saja mengatakannya hingga aku bosan." ujar Stevani seraya menyeringai.
"Yah mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama jika menemukan seorang anak. Tapi mengapa kau tak melaporkannya ke kantor polisi saja dan mencari tahu keluarganya?" tanya Angga. "Aku sebenarnya sudah lama ingin menanyakan hal ini." sambungnya.
"Kau pikir aku tidak berusaha kak. Tapi sayangnya, Zaline akan ketakutan dan menangis setiap kali aku menanyakan nama aslinya. Itulah sebabnya aku tidak membahasnya lagi selama 5 tahun. Aku bahagia ia bersamaku dan menemaniku di saat aku kesepian." jawab Stevani.
"Hah...jadi nama Zaline?"
"Itu nama pemberian dariku." potong Stevani.
Angga terkejut dengan pengetahuan barunya, selama ini ia sama sekali tak pernah bertanya secara rinci tentang anak kecil yang diasuh oleh Stevani.
"Berhentilah mengobrol...Vani pesanan buat ruangan Anggrek, satu botol brandi dan satu botol wiski." ujar Huber menghampiri mereka.
"Siap bos." jawab Stevani lalu meminta minuman itu pada Angga.
Setelah siap, Stevani pun meninggalkan bar menuju ruangan Anggrek. Angga terus memperhatikan Stevani hingga wanita itu menghilang.
"Katakan jika kau menyukainya." ujar Huber pada Angga.
"Ah...pak Huber mengarang." jawab Angga.
"Kau pikir aku tak pernah muda, aku bisa melihat tatapanmu pada Vani." goda Huber. "7 tahun lebih ia bekerja disini, tapi aku tak pernah melihatnya menyentuh minuman keras. Ia bahkan pernah memukul seorang pengunjung karena menyentuh bokongnya. Kalau saja aku tak kasihan, mungkin ia sudah aku pecat saat itu walaupun bukan kesalahannya." sambung Huber.
"Wanita yang baik tapi berakhir di tempat seperti ini." jawab Angga.
"Kehidupan sekarang sangat sulit, ia harus bertahan hidup. Aku sama sekali tak pernah mendengarnya berpacaran. Apa ia wanita normal." ejek Huber seraya tertawa.
"Benar... seharusnya ia bisa menemukan pria kaya dan tampan. Ia wanita yang sangat cantik pak." kata Angga sambil tersenyum.
"Pria kaya dan tampan yang mana yang mau dengan wanita kelas bawah. Apalagi ia bekerja di tempat seperti ini. Mimpi pun sangat tidak mungkin." ejek Huber. "Sepertinya kau cocok dengannya, tunggu apalagi?" tanyanya.
"Tunggu waktu yang tepat lah. Aku baru mengenalnya selama 2 tahun." jawab Angga.
"Jika keduluan pria lain, kau pasti akan menyesal."
"Sepertinya itu tidak mungkin, ia sangat menjauhi pria yang berusaha mendekatinya."
"Hais... terserahlah... mulai bekerja lagi, jangan banyak mengobrol." ujar Huber.
"Siap bos..." jawab Angga seraya menyeringai.
Huber menggelengkan kepalanya, seraya meninggalkan bar untuk terus berkeliling klub seperti biasanya.
Lima jam telah berlalu...
Stevani mencuci mukanya di kamar mandi karyawan, ia harus kembali ke rumah segera setelah menyelesaikan pekerjaannya. Cia wanita yang menyelamatkannya tadi masuk ke kamar mandi seraya muntah karena mabuk.
Stevani membantu wanita itu sambil menepuk punggungnya dengan pelan. "Kau terlalu banyak minum..."
Cia mendongakkan kepalanya seraya menyeringai. "Inilah pekerjaanku."
"Terima kasih." ujar Stevani.
"Kau mulai lagi Van. Sudah sana siap siap pulang, kasian Zaline di rumah." usir Cia.
"Tapi... kau..."
"Aku sudah biasa Van, sudah sana..." usir Cia lagi.
Stevani menatapnya dengan iba, wanita pekerja **** komersial seperti Cia sebenarnya wanita yang sangat baik. Tapi hidup adalah pilihan, wanita itu sudah memilih hidupnya seperti itu. Stevani menganggukkan kepalanya lalu berpamitan pada Cia.
*****
Hay para reader Miss You...kembali aku membuat novel terbaru ini... seperti biasanya, mohon dukungan kalian dengan cara like, komen, rate, vote dan gift ya guys...
Dukungan kalian adalah motivasi terbesar buat Miss You...
Terima kasih...🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Happy Reading All...😘😘😘
Ilustrasi Stevani Yunsu 👇🏻👇🏻👇🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐MoyMoy𝕸y💞
cantik bgt 😍
2023-06-30
1
༄༅⃟𝐐 🥑⃟🇩ᵉʷᶦᵦ 🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ🌀🖌
walaupun gaji nya besar, resiko nya pun sangat besar Stevani, itu membahayakan diri mu
2022-11-27
1
༄༅⃟𝐐🅰𝖎𝖑𝖆 💚💜
Vani gadis yg baik & berhati mulia 🥰
2022-10-14
1