NovelToon NovelToon
The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Angst
Popularitas:1.9M
Nilai: 5
Nama Author: Miracle

Suatu kesalahan besar telah membuat Kara terusir dari keluarga. Bersama bayi yang ia kandung, Kara dan kekasih menjalani hidup sulit menjadi sepasang suami istri baru di umur muda. Hidup sederhana, bahkan sulit dengan jiwa muda mereka membuat rumah tangga Kara goyah. Tidak ada yang bisa dilakukan, sebagai istri, Kara ingin kehidupan mereka naik derajat. Selama sepuluh tahun merantau di negeri tetangga, hidup yang diimpikan terwujud, tetapi pulangnya malah mendapat sebuah kejutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Mertua

"Malam ini biar aku saja yang masak menu makan malam dan besok giliranmu membuat sarapan," kata Sari pada Kara.

"Nanti malam kami ingin keluar," sahut Elno.

Sari mengerutkan kening. "Keluar? Mau ke mana?"

"Ke rumah mama," jawab Elno.

"Aku ikut!" pinta Sari cepat.

Elno menaikan sebelah alisnya. "Kamu diam saja di rumah. Malam ini, aku ingin membawa Kara."

"Tapi aku merindukan mama," ucap Sari terus membujuk.

"Tetap di rumah!" kata Elno tegas.

"Biarkan saja, El. Jika Sari ingin ikut kita ajak saja," ucap Kara.

Sari tersenyum. "Pokoknya aku harus ikut. Mama dan papa pasti merindukan Finola."

Elno menghela napas panjang. Ia mengangguk jika itu sudah menjadi keputusan Kara. "Sudahlah. Nanti malam kita ke rumah mama."

Ketiganya melanjutkan sarapan bersama. Elno mengusap lengan Kara, lalu memberi potongan ayam suwir di piring istrinya. Kara suka ayam goreng, dan Elno tidak lupa akan itu.

Kara memakan ayam yang Elno berikan. Pemandangan yang membuat kesal itu adalah, Elno sengaja menyisihkan ayam itu dari piringnya untuk Kara. Ia bahkan rela hanya menyantap nasi goreng biasa tanpa tambahan lauknya.

"Suwiran ayam masih ada di meja. Kenapa kamu enggak makan dan malah memberi lauk pada Kara?" tegur Sari.

"Oh, cuma kebiasaan," sahut Elno. Ia memandang Kara dan itu malah membuat Kara salah tingkah. "Hari ini mau ke mana?" tanya Elno.

Kara mengedikan bahu. "Enggak tau. Mungkin pergi ke rumah beberapa teman lama."

Elno beralih pada Sari. "Sar, kamu ada grup alumni, kan? Masukkan Kara ke grup obrolan kalian. Semua pasti senang bisa mengobrol bersama Kara."

"Bukan aku admin grup-nya," kata Sari.

"Bilang saja kalau Kara ingin masuk. Kalian ini, kan, sesama alumni. Apalagi Kara itu dulunya bintang sekolah. Pasti mereka pada rindu."

"Aku jarang gabung dalam obrolan chat alumni sekolah," ucap Sari.

"Biar aku cari sendiri saja. Toh, bukan hanya Sari yang satu sekolah denganku," sahut Kara. Ia beralih pada Elno. "Aku mau jalan-jalan, tapi enggak punya kendaraan."

"Kamu saja enggak bisa bawa motor. Apalagi mobil. Pakai taksi saja, ya," kata Elno.

"Makanya ajarin. Aku mau belajar mobil."

"Kamu bisa ikut kursus. Nanti aku cariin orangnya," ucap Elno.

"Mobilnya enggak ada. Kamu beliin aku," pinta Kara.

"Beli mobil?" tanya Elno.

Kara mengangguk. "Mau warna merah."

Elno tertawa. "Yang kecil, tapi warna merah?"

Kara mengerucutkan bibir. "Bukan mobil mainan. Mobil beneran."

Elno mengangguk. "Iya. Nanti siang aku cari."

Mata Sari membelalak mendengar persetujuan Elno. Suaminya itu, bahkan tidak membantah lagi. Padahal masih Sari ingat waktu ia ingin minta dibelikan rumah. Elno memintanya untuk membayar kreditnya bersama.

"Memangnya kamu punya uang?" tegur Sari.

"Aku punya sedikit. Bisa buat uang muka," kata Elno, lalu beralih pada Kara. "Kalau bekas, aku masih bisa membeli tunai. Kalau mau baru, harus kredit."

"Aku terserah kamu saja. Yang penting kendaraannya ada," kata Kara.

Elno mengangguk tanpa menanggapi ucapan istrinya lagi. Ia mengerti apa yang menjadi keinginan Kara. Sudah pasti Elno akan memberikan yang terbaik untuk sang istri tercinta.

Selesai sarapan, Kara dan Sari mengantar Elno ke depan pintu. Masing-masing mendapat giliran mengecup punggung tangan Elno sesuai urutan.

"Aku pergi dulu. Kalau mau keluar kasih tau aku, ya," ucap Elno pada Kara.

"Kamu hati-hati juga di jalan," ucap Elno pada Sari.

"Terima kasih, Sayang," sahut Sari.

Elno tidak memberi balasan kecupan di dahi istrinya masing-masing. Ia langsung masuk mobil, menyalakan mesin dan berlalu.

"Kamu membenciku?" tanya Sari.

"Sudah jelas aku sangat membencimu," jawab Kara.

"Jika kita sudah menerima pernikahan ini, lebih baik menjalankannya dengan baik. Kita mencintai pria sama. Apa salahnya berbagi? Kita juga teman."

"Sayangnya aku tidak suka berbagi," tantang Kara.

"Ini sama saja kamu mengundang perselisihan dalam rumah tangga kita. Damai itu indah, Kara," ucap Sari.

Kara tersenyum tipis. "Mulutmu sangat manis, Sari. Di depanku kamu bersikap bijak. Ikhlas dalam menerima pernikahan ini. Namun kenyataannya, kamu juga tidak mau berbagi, kan? Kamu marah saat Elno bersamaku."

"Wajar saja jika wanita cemburu. Itu perasaan yang tidak bisa dihilangkan."

"Justru itu, Sari. Karena perasaaan yang tidak bisa dihilangkan itu, sebab aku membencimu," ucap Kara, lalu melangkah masuk rumah.

...****************...

Kara tidak percaya ia bisa satu mobil bersama Sari. Madunya tengah santai di kursi belakang sembari memangku Finola. Sementara Elno fokus menyetir.

Kara hapal jalan yang dilalui. Tidak lama lagi melewati beberapa rumah, mereka akan tiba di kediaman Sanjaya. Bila Kara ingat, sudah dua kali ia diusir saat mengunjungi rumah mertuanya. Untuk kali ini, Kara berharap hal itu tidak terjadi.

Mobil masuk ke halaman rumah sederhana. Ketiganya keluar setelah mesin dimatikan. Elno meraih Finola dari tangan Sari, lalu berjalan ke muka pintu memencet bel.

Tidak lama pintu terbuka menampilkan seorang wanita berumur lima puluhan. Sari langsung memeluk ibu mertuanya. Terlihat keduanya akrab sebab ibu Elno itu mengecup kedua belah pipi menantunya.

"Kalian ini kenapa enggak bilang mau datang? Tahu begitu, Mama bisa buat acara makan malam," ucap Hesti.

"Siapa yang datang?" tegur Sanjaya.

"Menantu kita, Pa," sahut Hesti. "Ayo, masuk."

"Mama," tegur Elno, lalu menyerahkan Finola pada Sari. Ia menarik Kara yang berdiri di belakang. "Mama tidak lihat kalau ada Kara juga."

"Mama," sapa Kara tersenyum, lalu mengulurkan tangan.

"Kara! Kapan kamu pulang? Elno tidak bilang."

"Kita masuk dulu," sela Elno.

Kara menarik tangannya yang tidak disambut. Ia masuk bersama semua. Sanjaya yang melihat wanita lain bersama Elno sedikit kaget. Ia ingat rupa dari menantu pertamanya.

"Salaman sama Papa," bisik Elno.

Kara mengulurkan tangan. "Halo, Pa. Apa kabar?"

Sanjaya menjabat tangan Kara dan membiarkan menantunya mengecup punggung tangannya.

"Duduklah dan beritahu kami. Kapan kamu pulang?" kata Sanjaya.

"Baru beberapa hari," sahut Kara yang duduk berhadapan dengan mertuanya dan berdampingan bersama Elno serta Sari.

"Kamu sudah tau Elno menikah lagi, kan?" ucap Hesti. "Awalnya kami tidak menyetujui pernikahan ini karena status Elno. Waktu itu Sari telah mengandung dan Elno tidak mau menceraikan dirimu."

Kening Kara berkerut. "Maksudnya, kalian meminta Elno menceraikanku?"

"Bukan begitu. Kalau kamu menerima pernikahan kedua Elno, itu sungguh sangat bagus," ucap Hesti.

"Pernikahan dengan dua istri sedikit sulit jika tidak ada istri yang benar-benar menerimanya. Kamu pasti tidak ingin dimadu. Itu sebabnya kami menyuruh Elno menceraikanmu," kata Sanjaya.

"Oh, begitu rupanya. Maksud kedatanganku kemari juga ada tujuannya," ucap Kara.

"Katakan saja," sahut Sanjaya. "Kami akan membayar kerugianmu selama sepuluh tahun ini."

"Hanya satu yang bisa menutupi kerugianku. Aku minta Elno menceraikan Sari," ucap Kara.

Bersambung

1
Yoyoh Sumiati
harusny elno di balas lebih menyakitkan lagi ....baru nnti mrk blikan
Insa 431
keren ...suka dengan wanita super
Insa 431
keren kara👍 keputusan yang tepat
Khusnul Khotimah
telat,,,,,
Khusnul Khotimah
terjebak kok berlanjut dinikmati alasan kewajiban,,,,,situ punya otak,,,,,itu sih Maruk doyan
Miss Ayu
gk kuat baca.. sumpah kara Run..kara...Cepat Run 😭😭
Virgo Girl
Aku yg baru baca, aku yg mewek😭😭
Aira Zaskia
nyesek banget jdi kara😭😭
Dang Antie
Luar biasa
tri kutmiati
duuuh... cerita... ky sebenernya... dadaku mpe seseg... tengkyu thor....
Wahyuni Fhia
Luar biasa
aca
kok Q jijik ya apa karena elno bekas sisari
aca
andai g pernah di nafkah batin mungkin kata g sakit hati lah ini mesra mesra di kamar. terbuka sakit bgt jd kara
Hamda Bakkas
bagusss...
Ani Ani
Luar biasa
EndRu
luar biasa..
penuh makna
banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari cerita ini.
sampai termehek-mehek bacanya
😭😭😭😭🥰🥰🥰
EndRu
licin Finola nih. kayak didoktrin sama mamanya
EndRu
Delia malah temen yang sebenernya... apa adanya' ..
EndRu
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ya Tuhan.
sakitnya
EndRu
silaka6 ratapi nasibmu kini Elno
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!