NovelToon NovelToon
Cooking With Love

Cooking With Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / CEO
Popularitas:732.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Neen@

"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"

Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.

Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.

Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...

Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fake Honey Moon 1

"Aduuuhh! apa lagi sih!" ucap Adam kesal sambil mengacak - acak rambutnya.

"Nih bajunya aku kembalikan."

"Kenapa? apa kamu mau pake lingerie? mau menggodaku?"

"Bukan.. bukan it"

"Lantas."

"Aku tidurnya pake gaun ini saja."

"Hey kamu bisa mati kepanasan kalau tidur pake itu."

"Hmmm, terpaksa."

"Maksudmu?"

"Lihat ini." ucap Jenar sambil memperlihatkan bagian belakang gaun itu. "Tidak bisa dibuka."

"Astaga Jenar kamu kan bisa minta tolong aku."

"Tidak boleh.. nanti kalau kamu yang buka bisa lihat punggung aku dong."

"Jenar..Jenar." ucap Adam sambil mengeleng - gelengkan kepala. "Tidak habis pikir aku, dari awal aku sudah bilang kepadamu aku tidak tertarik denganmu dan akan selalu menjaga kehormatanmu sampai kita cerai nanti."

"Apa kamu bisa dipercaya?"

"Jenar.. aku ini pria keturunan Jepang yang selalu memegang janji, aku akan tutup mata kalau kamu ragu."

"Benarkah?" Adam mengangguk mantab.

"Baiklah, bisakah kau membukakan resleting ini."

Adam berjalan ke arah belakang Jenar, dengan perlahan dibukanya resleting itu sampai kebawah. Jenar menahan napas demikian juga Adam karena terpampang sebuah punggung yang lembut dan halus milik Jenar. Maaf Jenar aku mengingkari janjiku, ini terlalu indah untuk dilewatkan apalagi kita sudah sah sebagai suami istri batin Adam sambil tersenyum smirk.

"Sudah, kamu bisa mandi."

"Terima kasih." ucap Jenar lirih.

Jenar segera masuk kedalam kamar mandi, menyalakan air hangat untuk mengisi bathtub. Aku akan berendam sebentar, badanku ini pegal - pegal semua pikir Jenar. Lama dia berendam tenggelam dalam kenikmatan air hangat dan aroma terapi yang menenangkan pikiran. Dilihatnya kakinya yang sedikit lecet karena tidak terbiasa menggunakan higheels.

Tok..tok..tok.. suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Pendek.. kamu mandi atau tidur?"

"Ya sebentar lagi selesai."

"Badanku sudah gerah semua."

"Iya..iya.. tunggu sebentar."

Heh nggak sabar amat sih, baru saja menikmati relaksasi malah disuruh keluar, akan aku lanjutkan besok pagi pikir Jenar sambil mengenakan baju Adam dan handuk yang dililitkan pada rambutnya.

Ceklek.. Jenar keluar dari pintu kamar mandi.

"Lama ba____." Adam tidak meneruskan ucapannya karena tertegun dengan penampilan Jenar ketika keluar kamar mandi.

"Kok malah bengong, katanya mau mandi?"

"Ehemmm." Adam berdehem. Adam bergegas masuk kedalam kamar mandi, mengguyur badannya dengan air dingin. Sial mencium aroma tubuhnya saja sudah membuatku bargairah. Jenar.. Jenar batin Adam.

Setelah selesai meredam gairah yang menggebu Adam segera keluar dari kamar mandi.

"Aduh pakai baju dong." protes Jenar sambil memalingkan muka.

"Mulai sekarang kamu harus terbiasa, karena kalau aku tidur selalu seperti ini."

"Iya..iya." ucap Jenar sambil melirik tatto Adam. Aduh aku harus kuat iman, setiap hari akan disuguhkan pemandangan seperti ini batin Jenar.

Adam kemudian duduk ditepi tempat tidur.

"Tunggu, kita juga tidur satu kasur?"

"Terserah kamu mau tidur dimana, kalau aku mau tidur disini, aku cape"

"Iya..iya.. dasar tuan muda, aku tidur di sofa saja putus Jenar.

"Kalau pegal - pegal jangan salahkan aku ya."

"Hmmmm, sudah sana tidur." ucap Jenar sambil membawa bantal dan selimut ke sofa. "Adam.."

"Ya."

"Selamat malam, selamat istirahat." ucap Jenar.

*****

Ting..tong..ting..tong..

Aduh siapa sih yang mengganggu tidurku, Jenar menuju pintu. Dilihatnya siapa yang datang pagi - pagi lewat lubang pintu. Gawat itu Mama sama Papa. Jenar berlari mengambil bantal dan selimut yang ada di sofa, mengembalikannya ke tempat tidur. Kemudian membangunkan Adam.

"Adam..! Adam..! Adam..! bangun ada Mama sama Papa diluar."

"Oahaamm." Adam menguap. "Kenapa sih pagi - pagi sudah ribut? aku masih capek Jenar."

"Ada Mama sama Papa diluar, aku lihat mereka juga membawa kunci kamar ini."

"Yang bena?"

"Iya."

Ting..tong..ting..tong..

"Sebentar lagi mereka akan masuk bagaimana ini?" ucap Jenar panik.

"Naik ke atas kasur, masuk ke ke dalam selimut." perintah Adam.

"Kamu gila.. nggak! aku nggak mau!"

"Ayo Jenar sebentar lagi mereka masuk! Mama pasti sudah meminta kunci duplikat."

"Oke..oke.. tapi jangan macam - macam." ancam Jenar. Ia kemudian naik keatas tempat tidur bersebelahan dengan Adam masuk ke dalam selimut.

"Hadap sana, aku akan memelukmu dari belakang."

"Apa.!"

"Kita ini pengantin baru, kalau kita tidur berjauhan nanti akan menimbulkan kecurigaan, ingat Mamaku itu orang yang teliti."

"Iya..iya.. baiklah." Jenar segera memiringkan tubuhnya kemudian Adam segera memeluknya dari belakang sambil menaruh kepala Jenar di lengannya.

"Aaacchh!!" teriak Jenar.

"Apalagi?"

"Apa tadi yang menyentuh dan mengganjal di bokongku?" ucap Jenar sambil menoleh ke belakang.

"Oh common Jenar, this is morning oke. Pria biasa seperti itu, sudah naluri alam adik akan ikut terbangun."

"Tapi____"

"Sudah diam jangan membantah terus.. Ingat!" ancam Adam.

Ceklek.. terdengar suara pintu terbuka.

"Adam, Jenar. Mama sama Papa masuk ya?" ucap Mama

Mereka melangkah menuju tempat tidur

"Ma, lihat mereka masih tidur kita kembali nanti saja."

"Papa ini bagaimana, kalau kesiangan kita bisa terlambat."

"Adam Jenar ayo bangun nak, Mama sama Papa ada kejutan untuk kalian."

Adam bangun dan seakan terkejut akan kedatangan mereka.

"Lo Ma, Pa pagi - pagi ada apa?" ucap Adam sambil mengerjap ngerjapkan matanya pura - pura seperti baru bangun tidur. "Sayang bangun ada Mama sama Papa."

Jenar kemudian membuka mata sambil pura - pura menguap.

"Ma, Pa maaf baru bangun." ucap Jenar.

"Tidak perlu minta maaf, Mama sama Papa yang salah, pagi - pagi sudah mengganggu istirahat kalian."

"Pagi sayang." ucap Adam tiba - tiba sambil mencium pipi Jenar. Sontak Jenar kaget. Tangannya mencubit pinggang Adam

"Sayang, malu dilihat Papa sama Mama."

"Tidak apa - apa Jenar, Mama juga tidak lama - lama kok. Kami berdua mau memberi kejutan untuk kalian."

"Kejutan apa Ma?"

"Kebetulan acara pernikahan kalian tidak dihadiri keluarga di Jepang, maka Papamu bermaksud mengenalkan Jenar kepada kakek Yamashaki sekalian acara bulan madu untuk kalian, Bagaimana?"

"Kita ke Jepang Ma?"

"Iya Jenar, kita berempat akan ke Jepang."

"Semuanya sudah dipersiapkan Mama mu, kita berangkat jam dua belas siang." ucap Papa Akihiko.

"Nah sekarang kita pergi dulu, silahkan kalian lanjutkan kegiatan panas kalian." ucap Mama Indira. Mereka berdua kemudian meninggalkan Adam dan Jenar

"Kamu mandi sana aku pesan breakfast dari kamar."

"Baiklah.. Oya Adam kalau pergi ke Jepang bagaimana dengan baju - bajuku?"

"Tidak usah dipikirkan toh Mama sudah mempersiapkan semua."

Jenar segera turun dari tempat tidur menuju kamar mandi. Dia membatalkan lanjutan acara berendam karena perutnya yang sudah terlalu lapar. Saat acara resepsi dia hanya makan sedikit karena banyaknya tamu yang datang. Tak lama kemudian dia keluar.

"Kamu nggak mandi?"

"Mandi kok."

"Kenapa bajunya tidak ganti?"

"Mana bisa ganti, tidak ada satu pun baju yang bisa dipakai, kamu lupa."

"Ya sudah ambil bajuku yang lain, setelah itu makan."

"Siap. tuan muda." ucap Jenar sambil berjalan menuju Almari.

Setelah selesai memakai baju, Jenar segera menghampiri Adam di sofa untuk sarapan pagi.

"Hmmm, nasi goreng ini sepertinya enak."

"Makanlah."

Adam dan Jenar menikmati sarapan dalam diam, hanya ada obrolan - obrolan singkat saja.

"Kesinikan kakimu." perintah Adam setelah selesai sarapan.

"Buat apa?"

"Sudah lakukan saja jangan banyak membantah."

Jenar menaruh kakinya dipangkuan Adam. Adam mengambil sebuah kotak P3K dan mengeluarkan obat anti septik dan plester.

"Dari mana kamu tahu kakiku lecet?"

"Tadi pagi waktu kamu naik ke atas kasur aku lihat kakimu merah - merah."

Dengan telaten Adam membersihkan luka di kaki Jenar kemudian menutupnya dengan plester.

"Adam."

"Hmmm."

"Terima kasih." ucap Jenar sambil tersenyum manis.

"Sudah aku pesankan flat shoes, bisa kamu pakai nanti agar lecetnya tidak parah." Jenar menjawab dengan anggukan.

"Aku mandi dulu." pamit Adam.

*****

Setelah melalui perjalanan panjang selama hampir 7 jam akhirnya mereka sampai di tokyo. Di bandara Narita mereka sudah disambut oleh adik Papa Akihiko.

"Nihon e Yokoso." ucap Paman Adam.

"Mukae ni kitekurete arigato" ucap Papa.

"Mereka bilang apa?" bisik Jenar ke Adam.

"Ucapan selamat datang dari paman dan dibalas oleh Papa."

"O..o.." ucap Jenar sambil mengangguk - angguk.

"Sudah, jangan kau gunakan lagi bahasa Jepang, kasihan menantuku tidak mengerti."

"Hahahahhh!" mereka semua tertawa terbahak - bahak.

"Ayo kita ke mobil, Ayah sudah menunggu." ajak Paman.

Kira - kira menempuh perjalanan hampir satu jam mereka akhirnya sampai dirumah kakek Adam.

Rumah adat jepang yang sangat besar dan memiliki halaman yang sangat luas. Banyak sekali pohon sakura, Pinus Jepang.

"Adam, yang itu bunga apa, cantik sekali?"

"Itu bunga Camellia Japonica atau tsubaki sebaiknya jangan kamu sentuh/"

"Kenapa?"

"Karena bunga mudah lepas dari kelopaknya, ayo masuk dulu."

Mereka semua masuk kedalam rumah dan disambut oleh Kakek Yamashaki

"Adam." panggil kakek. "Kakek tidak menyangka kamu sudah menikah." ucap kakek sambil memeluk Adam.

"Iya kakek, kenapa kakek tidak datang?"

"Kakek sudah tua, hanya restu dan doa saja yang bisa ku berikan. Inikah istrimu?" tanya kakek sambil memandang kearah Jenar.

"Perkenalkan kakek, saya Jenar." ucap Jenar sambil membungkuk.

"Hahahahah... istrimu ini imut sekali. Kemarilah peluk kakek." Jenar maju pelan - pelan kemudian memeluk kakek Yamashaki.

"Hmmm, kamu tidak salah pilih Adam, dia wanita yang tangguh dan kuat, dia akan memberikanmu banyak keturunan."

"Hahahahh.!" itu pasti Ayah, melihat mukanya yang selalu mesum ke Jenar tidak heran jika dia akan memberikan aku banyak cucu." ucap Papa Akihiko diikuti gelak tawa seluruh keluaraga.

"Ogawa bawa mereka ke kamar, biarkan mereka istirahat."

Ogawa adalah salah satu pelayan kakek Yamashaki, sejak Adam masih kecil ia sudah bekerja melayani Kakek. Ia segera menunjukkan kamar mereka.

"Kita satu kamar lagi." bisik Jenar

"Iya lah."

"Maaf ini kamar tuan muda."

"Terima kasih Ogawa."

"Saya akan membawakan makanan camilan untuk tuan muda." ucap Ogawa sambil pergi meninggalkan mereka.

Adam dan Jenar masuk kedalam kamar.

"Kita tidur dilantai? apakah tidak dingin?"

"Tidak, kita tidur diatas Futon. Justru kalau kita tidur seperti ini akan lebih sehat."

"Benarkah?"

"Iya.. tidur dilantai akan membuat punggung, kepala, pinggul dan bahu dalam posisi lurus yang membuat kita rileks selama tidur."

Jenar segera mencoba tidur diatas futon.

"Hmmm.. bener - bener nyaman." ucapnya sambil berguling - guling, tanpa sadar Futon itu telah menggulung tubuh Jenar yang kecil. "Adam tolong!" teriak Jenar.

"Kenapa lagi sih?" Adam segera menghampiri Jenar. "Hahahahhhh!" Adam tertawa terbahak - bahak. "Kamu seperti Ulat."

"Jangan tertawa terus, bantu aku keluar."

"Oke..oke..kamu ini ada - ada saja yang selalu membuat aku tertawa."

Ada sesuatu yang aneh yang menjalar di relung hati Jenar. Benarkah aku bisa selalu membuatnya tertawa, apakah dia bahagia. Jangan terlalu senang Jenar, ini hanya pernikahan pura - pura dan setelah Jesica datang tidak akan ada hal seperti ini lagi.

1
Ririn Nursisminingsih
kok sebel yas a sama jenar di bilangi ngeyelae...mna manggil suaminya adam2 ae
Ririn Nursisminingsih
si jenar panggil suami kok ndak sopan...sama bagas aja panggil mas....sama suami manggilnya sak karepe dwe...
Ririn Nursisminingsih
halah kesuwen bilang aja sudah cinta..kok mbuletae
Ririn Nursisminingsih
hadeh kelamaan belah durennya sama2 gengsi..
Ririn Nursisminingsih
adam2 gengsi dibesarin
Ririn Nursisminingsih
jenar kok boding percaya aja sama dirga...si adam juga gitu gengsian amat jdi gregeten
ovi Putriminang
novel.....kedua dr mu yg q baca thor..
nina widanarti: mksh sdh mau membaca novel2ku..🥰
total 1 replies
Eni Etiningsih
I LOVE YOU MAMA..😘😘😘🥰🥰
Komang Diani
Luar biasa
Rose 19
Jenar hebat wlopun Adam amnesia masih bisa di buat jatuh cinta
Rose 19
hayo gimana tu Dam, Jenar minta di batalin pernikahannya.
Rose 19
saking nyamannya di gendongan Adam sampai gak bisa lepas ya Je.
Rose 19
kasian Jenar terikat kontrak yang merugikan
Rose 19
mulai meng cleam kepemilikan. gak tau dia klo Jenar mau di jodohin.
Rose 19
hati hati Dam dari lidah turun ke hati,persiapkan dirimu Dam. /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Rose 19
baiklah Adam kita tunggu siapa yang akan tersenyum di akhir cerita.
Ran Aulia
Luar biasa
jumirah slavina
sini Aku kasih tahu Jenar.. bukan cuma 1thn tp smp maut yg memisahkan kalian 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Just_Emma
jenar keras kepala gak mikirin anaknya payaaaahhh
Just_Emma
semangatttt jenar....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!