Samuel Kelt adalah pria tampan, kaya, dan playboy. Ia adalah putra pemilik kampus ternama. Walaupun memiliki sikap seperti itu, ia tetap menjadi pria terpopuler di kampus Universitas Indonesia. Setiap wanita selalu mengejarnya disana.
Clara Aldrey adalah wanita kaya yang sangat cantik. Ia putri tunggal dari pemilik perusahaan Sungai Budi, namun kekayaan dan kecantikannya ia tutupi dengan cara berdandan seculun mungkin di kampusnya agar tidak diganggu pria pria playboy di Universitas Indonesia tersebut.
Namun siapa sangka sikap acuh tak acuhnya membuat Samuel Kelt sangat penasaran, ia adalah wanita satu satunya yang tak mau mengejarnya bahkan selalu menghindarinya. Setiap hari, Samuel selalu mengganggu Clara di kampus dan membuat wanita itu tak nyaman.
Suatu hari di acara pertemuan keluarga, keduanya dipertemukan sebagai pasangan yang sudah dijodohkan. Namun hanya Clara yang mengenali pria itu sedangkan Samuel tak mengenalinya karena penampilannya yang berbeda.
Akankah keduanya menjadi jodoh???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Lama
Clara kembali ke lapangan basket dengan minuman dan tas hitam yang diminta Samuel. Tapi tatapan Samuel sangat tajam padanya, membuat Clara sedikit takut. Pria itu menghampirinya dan mengambil tasnya.
"Apa membeli minuman butuh waktu selama ini, mengapa kau begitu lambat?" bentak Samuel.
"Bisakah kau berhenti membentakku, walaupun aku masih memiliki janji untuk menjadi pelayanmu tapi aku bukan pelayanmu sesungguhnya." jawab Clara.
Samuel mencengkeram pipinya. "Berani sekali kau membantahku."
Clara berusaha melepaskan tangan Samuel, ia takut bedaknya luntur karena sentuhan pria itu. "Lepaskan aku Sam." pinta Clara.
Lagi lagi setiap namanya disebut wanita itu membuat jantung Samuel berdebar kencang. Seketika ia melepaskan Clara untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Aku bertemu temanmu saat menuju kemari, itulah yang membuatku tertahan." ujar Clara kesal.
"Teman?" tanya Samuel. Ia menatap ke lapangan, semua temannya ada disana. "Siapa temanku selain mereka?" tanyanya lagi.
"Pria yang berdebat denganmu di perpustakaan, bukankah ia temanmu." jawab Clara datar.
Samuel terbelalak, lagi lagi Faisal.
"Sebenarnya apa keinginan pria itu, mengapa ia terus mendekati Clara." pikir Samuel.
"Apa yang ia inginkan darimu?" tanya Samuel.
"Ia kembali menyelamatkan aku, saat di koridor aku bertemu Celia dan teman temannya."
"Apa wanita wanita itu masih mengganggumu?"
"Mengapa kau banyak tanya, mereka tak melakukan apapun padaku karena Faisal datang."
"Ciiiih, kau bahkan menyebut namanya." kata Samuel kesal. Entah mengapa ia sangat marah saat Clara menyebut nama Faisal.
"Apakah itu penting tuan sombong, aku sudah lelah sekarang, apalagi yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Clara.
Dengan kesal Samuel mengambil minuman yang ada di tangan Clara.
"Sam... cepatlah..." teriak pak Jorge.
"Oke pak." jawab Samuel lalu kembali menatap Clara. "Tetaplah disini, kau harus berada disini sampai pertandingan selesai." ujarnya seraya meninggalkan Clara.
Clara dengan kesal duduk di kursi tempat tim basket beristirahat disana. Ia menatap permainan mereka, karena tugasnya juga untuk mencatat kekurangan mereka. Untung ia sedikit tahu setelah membaca beberapa artikel tentang permainan basket saat jam kuliah tadi. Ia adalah wanita yang cerdas yang mampu menangkap dan mengingat soal apapun.
Tanpa sadar ia selalu tersenyum lebar saat melihat permainan Samuel dan timnya. Ia merasa Samuel terlihat sangat keren di lapangan, wajah tampannya bersinar saat ia mengelap keringatnya dengan tangan. Beberapa kali juga Samuel menatapnya dari tengah lapangan.
Pak Jorge meniup peluit lagi. "Sudah cukup pemanasannya, kita masih punya waktu dua jam untuk pertandingan. Kalian harus beristirahat untuk mengumpulkan tenaga kalian lagi. Sam, apa lapangan sudah bisa di buka? Sepertinya para penonton sudah memadati pintu depan."
Samuel mengangkat tangannya dan menautkan jari jempol dan telunjuknya tanda oke. Pak Jorge seketika menyuruh penjaga lapangan membukanya, dan benar saja mereka segera masuk. Dan penonton itu benar benar dominan wanita padahal pertandingan masih belum dimulai.
Tim basket berhenti dan kembali ke pinggir lapangan, mereka semua diberi minuman oleh Clara. Wanita itu terus tersenyum pada mereka membuat Samuel kesal.
"Kau kenapa Sam?" tanya Jerry.
"Tidak... Lebih baik kita kembali ke basecamp sebelum pertandingan dimulai." jawab Samuel lalu ia menghampiri Clara dan mengulurkan tangannya.
Clara menatapnya. "Kau kan bisa mengambil sendiri." ujarnya.
"Kau pelayan siapa?" bentak Samuel.
"Ciiiih..." dengan kesal Clara memberikan minuman itu dengan kasar pada Samuel.
Samuel menerimanya lalu kembali mengulurkan tangannya.
"Apalagi?" tanya Clara.
"Kau tidak lihat keringatku?" tanya Samuel.
"Ya Tuhan pria ini bikin kesal saja." pikir Clara.
Clara memberikan handuknya pada Samuel, setelah itu ia menghampiri pelatih basket membuat Samuel terkejut. Ia memperhatikan Clara memberikan catatannya pada pak Jorge sambil menunjuk ke lapangan. Pelatih itu terus mengangguk anggukkan kepalanya.
"Apa yang dilakukan Clara?" tanya Jerry.
"Entahlah..." jawab Samuel.
"Sepertinya wanita itu memberikan catatan tentang permainan kita tadi ke pak Jorge." sahut Given.
"Ckckck... Wanita itu tahu apa... Sudahlah ayo kita ke basecamp sebentar." ajak Samuel.
"Bagaimana dengan wanita itu?" tanya Jerry lagi.
"Hei, wanita jelek. Kau tetaplah disini, awas saja sampai kau kabur." teriak Samuel pada Clara membuat semuanya tertawa.
"Aih... menyebalkan sekali." gumam Clara.
"Mengapa kau terlibat dengan Samuel?" tanya pak Jorge setelah memperhatikannya.
"Aku juga tak tahu pak, ia tiba tiba memberi hukuman padaku di hari pertama aku masuk kuliah pak. Dia bilang itu karena ia diabaikan, padahal aku sama sekali tak mengenalnya." jawab Clara.
Pak Jorge tertawa. "Bersabarlah, ia sebenarnya pria yang sangat baik Clara."
"Baiknya seperti itu bagaimana jahatnya." gumam Clara.
Pak Jorge kembali tertawa karena mendengar gumaman Clara. "Ia hanya butuh perhatian, dan setahuku tak ada satupun wanita yang bisa bersamanya, kau adalah pengecualian dan aku rasa sebenarnya Samuel tertarik padamu."
"Mana mungkin pak Jorge, walaupun Samuel sombong, arogan dan kasar, ia tetap pria yang tampan. Bagaimana mungkin tertarik pada wanita sepertiku." jawab Clara.
"Setelah aku mendengar catatanmu tentang permainan mereka tadi, aku bisa tahu dimana sisi menarikmu Clara. Kau wanita yang cerdas terlepas dari penampilanmu. Kau bisa merubah penampilanmu sedikit, dan kecantikan yang orang lain tidak tahu akan terlihat dengan sendirinya." kata pak Jorge.
Clara hanya tersenyum mendengarnya.
"Hanya Samuel yang tak bisa menatapku seperti itu, ia hanya terus menghinaku dan menjadikan aku seorang pelayan." pikir Clara.
"Clara, pertandingan akan berlangsung dua jam lagi, kau bisa pergi dulu sebelum pertandingan di mulai. Aku akan menyambut kedatangan tim basket tamu terlebih dahulu." ujar pak Jorge.
"Pak, bolehkah aku ikut dengan anda? Siapa tahu anda membutuhkan sesuatu." tanya Clara.
Pak Jorge menyipitkan matanya. "Kau yakin?"
Clara mengangguk.
"Baiklah, ayo..." ajak pak Jorge. "Setengah jam sebelum pertandingan kita berkumpul lagi." ujarnya pada tim basketnya.
"Baik pak..." jawab mereka semua.
Clara mengikuti pak Jorge menuju tempat penonton.
"Pertandingan akan di mulai dua jam lagi, kalian bisa menunggu atau tetap disini, terserah kalian." ujar pak Jorge pada mereka semua lalu meninggalkan lapangan bersama Clara.
*****
Tim basket universitas Gajah Mada tiba di kampus dengan mini bus nya. Rektor, Dekan, beberapa dosen, Pelatih basket dan beberapa mahasiswa termasuk Clara menyambut kedatangan mereka.
Clara terus bersembunyi di balik tubuh mereka sambil mengintip tim basket itu. Percakapan mereka didengarkan Clara, sampai akhirnya pak Jorge membawa mereka ke ruang khusus untuk tim mereka.
Pak Jorge melihat ke belakang. "Clara, kau bisa membantu yang lain menyiapkan minuman untuk mereka." ujarnya.
"Baik pak." jawab Clara.
"Tunggu..." ujar kapten basket mereka.
Kapten basket universitas Gajah Mada bernama Beilan, pria itu juga adalah idola di universitasnya.
"Ada apa Bei?" tanya pelatih mereka.
"Clara, Anatana no?" tanya Beilan menggunakan bahasa Jepang (Kaukah itu?).
Seketika Clara terbelalak. Ia menatap Beilan, dan kebingungan. Pria itu tersenyum padanya.
"Anatahadare?" (Siapa kau) tanya Clara.
Beilan tertawa, ia tak salah mengenali orang. Walaupun penampilan Clara berubah menjadi jelek, tapi ia masih bisa mencium parfum mahal satu satunya yang pernah ia cium selama ini, karena di Indonesia tak akan ada yang memakai parfum pesanan pribadi seperti yang di pakai Clara.
"Pak Daniel, pak Jorge dan kalian semua bisa masuk terlebih dahulu. Aku punya urusan dengan Clara." ujar Beilan.
Mereka semua menatap Clara tapi akhirnya meninggalkan keduanya.
"Hei, apa kau lupa denganku nona cantik? Aku Beilan." ujarnya pelan. "Mengapa kau ubah penampilanmu seperti ini Cler?" tanyanya.
Satu satunya pria yang memanggilnya Cler adalah sahabatnya saat duduk di bangku sekolah dasar di Jepang.
"Bebei..." jawab Clara.
Beilan mengangguk.
Clara seketika memeluk pria itu membuat Beilan tertawa dan menyambut pelukannya.
"Ya Tuhan, aku sangat merindukanmu." ujar Clara.
"Aku juga sangat merindukanmu Cler, aku kira kita tak bisa bertemu lagi." jawab Beilan.
"Kau jahat meninggalkanku setelah lulus sekolah." kata Clara kesal.
Beilan menyesal. "Maafkan aku Cler, aku harus mengikuti orang tuaku. Tapi mengapa kau kembali? Bukankah kau bilang akan tetap di Jepang?"
"Papi sering sakit, aku harus berada di dekat mereka. Aku tak ingin menyesal Bei." jawab Clara. "Kau tumbuh sangat tampan Bebei, siapa pacarmu sekarang?" godanya.
"Aku dengar kau juga tumbuh sangat cantik, tapi..." ujar Beilan seraya menatapnya dari atas sampai bawah.
Clara tertawa. "Ceritanya panjang. Jawablah pertanyaanku?"
"Aku sih berharap kaulah pacarku." jawab Beilan.
"Ciiiih... tidak akan." jawab Clara seraya terkekeh.
Mereka terus tertawa, bercanda dan saling menggoda tanpa tahu ada sepasang mata memperhatikan mereka dari jauh dengan tatapan tajam sambil menggenggam kepalan tangannya dengan erat.
*****
Happy Reading All...😘😘😘