NovelToon NovelToon
Istri Paksa Tuan Arka

Istri Paksa Tuan Arka

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Terlarang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.

Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:

“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”

Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.

Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.

Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.

Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.

Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Pengakuan Tanaya

Setelah deklarasi publik Arka di ballroom Darendra Group, ketenangan kembali menyelimuti villa. Dunia bisnis terdiam, terintimidasi oleh ancaman tuntutan hukum dan pernyataan tegas Arka. Alya secara resmi diakui sebagai Nyonya Darendra, dan publik kini melihatnya sebagai wanita yang kuat dan dilindungi.

​Namun, di balik fasad kemewahan dan keamanan, Alya merasa semakin gelisah. Pengakuan Arka di conservatory (Bab 25) dan pengorbanan reputasinya di depan publik (Bab 28) telah membuat Alya menyadari bahwa dia mencintai Arka. Tetapi cinta itu datang dengan bayangan masa lalu Arka yang gelap, bayangan yang Tanaya—si pengkhianat—pasti mengetahuinya.

​Alya ingin tahu. Dia harus tahu mengapa obsesi Arka begitu kuat, begitu mematikan. Apakah Arka benar-benar mencintainya, atau apakah dia hanya berpegangan pada Alya sebagai pengganti dari trauma kehilangan?

​Jebakan Komunikasi

​Keesokan harinya, Alya menerima paket kecil yang dikirimkan oleh kurir pribadi. Paket itu berisi kotak perhiasan mewah, tetapi di dalamnya, bukan perhiasan, melainkan sebuah ponsel sekali pakai dan pesan singkat:

​“Wanita mana pun yang cukup berani untuk membuat Arka Darendra mempertaruhkan kerajaannya pasti memiliki rahasia. Temui aku besok jam 11 pagi, di Café Monét di sebelah galeri. Jika kau berani. Jangan beritahu suamimu. Ini tentang masa lalumu, Alya.”

— T.

​Pesan itu jelas manipulasi, tetapi kalimat terakhirnya menarik perhatian Alya: tentang masa lalumu. Tanaya tahu kelemahan Alya, yaitu keinginannya untuk memahami asal-usul obsesi Arka. Meskipun Alya tahu ini adalah jebakan, ketakutan dan rasa ingin tahu menguasai logika.

​Alya menyembunyikan ponsel itu. Dia menyusun rencana untuk mengelabui Jeevan dan pengawal pribadinya.

​“Jeevan, saya ingin melukis di taman rahasia di sayap barat. Saya ingin ketenangan total. Tolong pastikan tidak ada pengawal yang mendekati pagar pembatas,” pinta Alya.

​Jeevan ragu-ragu, tetapi ia tidak bisa menolak permintaan Nyonya Darendra yang kini dianggap sebagai istri sah yang sedang stres pasca-skandal. Jeevan setuju, dan menugaskan dua pengawal untuk berjaga di luar gerbang taman, memastikan tidak ada yang bisa masuk, tetapi menciptakan titik buta di luar pagar.

​Alya menggunakan waktu melukisnya sebagai penutup. Dia mengenakan mantel sederhana, mengambil kunci gerbang samping taman yang jarang digunakan, dan menyelinap keluar. Dia tahu risiko ini sangat besar, tetapi dia harus mengambilnya.

​Pertemuan di Tempat Terlarang

​Alya tiba di Café Monét, yang terletak di kompleks galeri seni yang tenang. Tanaya sudah menunggu, duduk di sudut tersembunyi, memancarkan aura arogansi yang dingin.

​“Kau datang. Aku tahu kau akan datang, Alya. Kau punya jiwa yang lebih berani daripada yang aku duga,” sambut Tanaya, menyesap kopinya.

​Alya berdiri tegak. “Saya tidak punya waktu untuk permainan Anda, Nona Tanaya. Arka sudah membuat pilihannya. Apa yang Anda inginkan?”

​Tanaya tertawa pelan, tawa yang tidak menyenangkan. “Pilihan? Oh, Alya, betapa lugunya kau. Arka tidak memilihmu. Dia memilih gambaran dirinya. Dia memilih hantu.”

​Alya merasakan dingin di perutnya. “Apa maksudmu?”

​Tanaya mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya menyipit, penuh kepuasan melihat ketakutan Alya.

​“Kau melihat kecemburuan Arka terhadap bocah itu (Deo). Kau melihat dia mempertaruhkan kerajaannya untukmu. Kau melihat dia memelukmu. Dan kau berpikir, Aku dicintai. Betulkah?”

​Tanaya kemudian menjatuhkan bomnya, kata-kata yang dirancang dengan presisi untuk menghancurkan Alya.

​“Arka hanya menikahi gadis SMA yang menyedihkan dengan hutang karena kau mirip dengannya. Mirip dengan siapa? Mirip dengan Aida.”

​Alya menegang. Aida. Nama itu terasa asing, namun entah mengapa terasa familiar di udara tebal antara mereka.

​“Siapa Aida?” tanya Alya, suaranya bergetar tak terkendali.

​Tanaya bersandar, menikmati momen itu. “Aida Riana. Dia adalah tunangan pertama Arka. Kekasihnya, satu-satunya wanita yang pernah Arka cintai. Dia bukan istri paksa, Alya. Dia adalah cinta sejatinya. Dan dia meninggal lima tahun lalu dalam kecelakaan yang tragis.”

​Tanaya melanjutkan, setiap kata adalah tusukan. “Aida adalah seorang aktivis muda yang ambisius, sama sepertimu—penuh semangat, cerdas, tetapi tidak tahu apa-apa tentang bahaya. Kau tahu mengapa Arka marah besar saat kau sakit dan dipeluk oleh pria lain? Karena itu mengingatkannya pada hari ketika dia kehilangan Aida. Kau adalah salinan karbon, Alya. Salinan muda dari trauma terbesar Arka.”

​“Lihat matamu,” Tanaya menunjuk. “Mata yang sama, intensitas yang sama. Arka tidak bisa melepaskan Aida. Dia butuh Aida kembali. Dan ketika kau muncul—muda, rentan, dan yang paling penting, di bawah kendalinya—Arka berpikir, Aku bisa memperbaiki ini. Aku bisa melindungi Aida yang baru ini, dan kali ini, aku tidak akan gagal.”

​Alya merasa dunianya terbalik. Semua kelembutan Arka di malam hari, semua ciuman yang tulus, bahkan deklarasi “Dia isteriku!” di depan publik—semuanya kini terasa seperti kebohongan yang kejam. Arka tidak melihat Alya; dia melihat Aida.

​Aku memilihmu bukan karena siapa pun. Tapi karena kamu. Kata-kata Arka di conservatory kini terasa sangat ironis.

​“Jadi, ketika Anda mengatakan Anda adalah kekuatannya, itu bohong. Kau adalah penangkal rasa bersalahnya. Kau adalah obat penenang. Dia tidak pernah benar-benar menginginkanmu. Dia hanya ingin kau tetap hidup, agar dia tidak merasa gagal lagi,” bisik Tanaya, seringai kemenangannya terlihat jelas.

​Alya Hancur, Mengira Arka Memanfaatkannya

​Alya berdiri dari kursinya. Dia tidak merasa marah; dia merasa hancur. Ini jauh lebih buruk daripada dipaksa menikah. Dia bisa hidup sebagai tawanan, tetapi dia tidak bisa hidup sebagai pengganti.

​Dia ingat malam di ranjang, ketika dia memeluk Arka, dan Arka berbisik, “Aku tidak bisa kehilanganmu, Alya. Jangan tinggalkan aku.” Itu bukan permohonan cinta, melainkan permohonan dari seorang pria yang takut kehilangan patung kenangan.

​Alya kini mengerti mengapa Arka begitu marah dan posesif pada Deo. Itu bukan kecemburuan terhadap Alya—tetapi ketakutan bahwa ia akan gagal melindungi Aida-nya yang baru, yang direpresentasikan oleh Alya.

​Air mata menggenang di mata Alya, tetapi kali ini, dia menahannya. Dia tidak akan membiarkan Tanaya melihat kehancurannya.

​“Terima kasih atas informasinya, Nona Tanaya. Saya mengerti sekarang,” kata Alya, suaranya hampa. Dia berbalik, siap untuk pergi.

​Tanaya memanggilnya, “Tunggu, Alya. Pikirkan ini baik-baik. Tinggalkan dia. Dia tidak akan pernah mencintaimu. Dia hanya mencintai Aida. Jika kau pergi, kau akan mendapatkan kebebasanmu, dan aku akan mendapatkan Arka yang utuh. Kau bukan pemenang di sini.”

​Alya tidak berbalik. Dia berjalan keluar dari kafe itu, hatinya hancur berkeping-keping.

​Dia telah jatuh cinta pada pria yang obsesinya didasarkan pada trauma dan proyeksi. Semua kelembutan dan keintiman yang ia rasakan selama ini, semua keberanian yang ia kumpulkan untuk mencintainya, kini terasa seperti tipuan yang kejam. Dia telah membuka hatinya untuk pria yang tidak pernah melihat dirinya yang sebenarnya.

​Alya kembali ke villa. Dia berhasil menyelinap masuk tanpa diketahui Jeevan, kembali ke taman seolah-olah dia baru saja menyelesaikan lukisannya. Dia menyentuh canvas kosong di depannya. Hidupnya terasa sama kosongnya.

​Malam itu, Alya berbaring di samping Arka, yang memeluknya dengan kehangatan yang kini terasa dingin.

​Dia tidak mencintaiku. Dia mencintai Aida.

​Alya menutup mata, rasa sakit itu menusuk-nusuknya. Dia tahu sekarang, mengapa Arka begitu posesif. Itu bukan karena cinta, tetapi karena dia adalah sebuah monumen hidup dari kehilangan Arka.

​Alya yang sudah hancur itu, siap untuk meledak. Dia harus menghadapi Arka, tetapi dia tahu, itu akan menjadi pertarungan yang jauh lebih menyakitkan daripada ancaman Tanaya. Itu akan menjadi pertarungan untuk membuktikan bahwa dia adalah Alya, bukan Aida.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!