Akan Aku Pertahankan Suami SMAku

Waktu berganti begitu cepat tanpa mau sejenak menunggu untuk berhenti. Jam terus berputar, hingga hari yang digantikan minggu terus menerus. Pada akhirnya Bulan Purnama menjadi patokan sudah berapa lama berganti.

Satu bulan sejak kejadian itu, banyak sekali perubahan dalam hidup. Pengakuan Caesar tentang penyesalannya menjadi titik balik kehidupan rumah tangganya.

Karena sejak hari itu, Claudia kembali bersikap dingin dengan Caesar. Meskipun semua kewajibannya sebagai seorang Istri masih tetap Claudia penuhi. Termasuk urusan ranjang yang tidak pernah abses Caesar minta sepanjang hari, mulai dari pulang sekolah. Hingga berlanjut di malam hari. Tapi Caesar tentu menyadari perubahan yang Istrinya lakukan karena kesalahannya.

Tidak bisa Caesar pungkiri lagi, kalau dia telah membagi tubuhnya. Meskipun hatinya masih untuh hanya untuk Claudia sampai kapan pun. Tapi kesalahannya fatal tidak bisa dilupakan begitu saja oleh Claudia.

"Honey... Ini sudah sebulan berlalu. Kamu masih saja bersikap dingin. Tolong, katakan apa yang bisa aku lakukan supaya kamu memaafkanku."

Caesar bahkan bersedia berlutut di bawah kaki Claudia saat mereka sedang duduk berdua di kelas. Karena semua teman-temannya sudah lebih dulu pergi ke Kantin.

"Aku sudah memaafkanmu kok Bee... Lagian kejadian itu sudah berlalu, bahkan aku juga hidup lagi. Aku menyadari jika kamu melakukannya karena kesalahanku sendiri." Ucap Claudia.

"Kalau sudah memaafkan kenapa cuek, kamu bahkan melayaniku seperti terpaksa. Tidak ada desahan manja seperti dulu yang membuat hasratku meningkat. Kamu melakukannya sekedar menunaikan kewajiban. Apa kamu pikir aku puas? Aku rindu Istriku yang dulu, aku rindu senyum cantik wajahmu. Tolong katakan, bagaimana caranya aku mengembalikan kehangatan rumah tangga kita."

"Kamu belum menjawabku dengan jujur, apa kamu juga mengalami reinkarnasi? Kenapa kamu bisa ingat kejadian yang bahkan di kehidupan sekarang belum pernah terjadi. Satu bulan yang lalu, aku sudah bertanya tapi kamu abai. Kamu bahkan selalu menghindari tatapanku. Seolah kamu takut, jika sorot matamu lebih jujur dari mulutmu." Tanya Claudia.

"Aku... Aku... Maaf Honey, aku merahasiakannya darimu. Aku punya alasan." Ucap Caesar akhirnya mengakui kesalahannya.

"Aku pun mengalami mengulang waktu. Saat aku sadar jika aku sudah berbuat kesalahan yang fatal. Kamu meninggal dunia tertabrak Kereta, Karmila meninggal dalam keadaan hamil. Aku putus asa waktu itu, hingga akhirnya aku ikut mati."

"Aku lampiaskan semua rasa sesalku dengan balap motor berakhir kecelakaan. Motorku menabrak pembatas, aku jatuh dan kepalaku terbentur dengan keras. Itulah kenapa aku kehilangan ingatanku, aku lupa alasan penyesalanku itu. Yang ternyata bukan karena Karmila yang mati dalam keadaan hamil, tapi karena aku telah mengkhianatimu bahkan sebelum kamu meninggal dunia."

"Aku mengulang waktu, aku ingin memperbaiki semua yang aku rusak. Kepercayaanmu, cintamu, dam juga kesetiaanku. Untuk itu aku menghindari Karmila. Honey... Sungguh aku minta maaf, sekarang kita sama-sama diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki takdir. Jadi, ayo kita saling menggenggam. Jangan bersikap sama seperti dulu, aku tidak sanggup." Ucap Caesar.

"Hmm... Baiklah aku akan berusaha melupakan masa yang menyakitkan itu. Asal kamu janji benar-benar menjauhi Karmila apa pun alasannya. Lupakan jika kamu dan dia, pernah... sudahlah aku kesal setiap kali ingat jika tubuhmu pernah dinikmati selain aku." Ucap Claudia.

"Jadi kita baikan nih?" Goda Caesar setelah hatinya merasa lega.

Di Kantin ramai seperti biasa, keempat sahabat Caesar sudah menunggu. Tapi ada pemandangan tak wajar, di mana Karmila duduk sendirian sambil makan kotak bekal yang berisi rujak serut mangga muda.

"Kamu kayak lagi ngidam Karmila. Hamil anak siapa?" Tanya seseorang.

"Aku hamil anak Caesar." Jawabnya tegas seperti tak punya malu.

"Ehh... Beneran atau sengaja fitnah? Kita semua di Sekolah tahu, Caesar sudah menikah dengan Claudia. Jadi kalau pun hamil itu harusnya Claudia bukan kamu Karmila." Sindir seorang teman satu Sekolahan.

"Tapi memang aku berkata benar, Caesar yang sudah menghamiliku saat selesai balapan di Villa miliknya. Kalau gak percaya, tanyakan saja."

Karmila benar-benar membuat masalah. Karena pengakuan sepihak tanpa bukti itu sudah menyulut emosi Caesar.

Braakkk

Meja di depan Karmila ditendang dengan keras oleh Caesar. Dia sama sekali tidak terima, dituduh difitnah telah menghamili Karmila.

Dengan nyalang, Caesar menunjuk wajah Karmila yang masih menatap datar. Seolah emosi Caesar tidak mempengaruhinya.

"Jangan percaya dengan omongan dia, Iblis Betina ini memang terobsesi denganku tapi aku tak pernah menanggapi apa pun tawaran darinya. Dia hamil karena kesalahannya sendiri yang sudah merencanakan ingin menghancurkanku. Dia hamil karena obat perang sang yang ingin diberikan padaku. Tapi senjata makan tuan, dia yang terjerat permainan liciknya sendiri."

"Honey... Sepertinya sudah saatnya sekarang. Hubungi Bang Thomas, minta dia kirimkan video berdurasi panjang padamu. Secepatnya kita berikan ke Sekolahan. Jangan di share ke grup, karena kasihan teman-teman lainnya harus menyaksikan adegan dewasa 21+." Ucapan Caesar membuat Karmila bingung.

Tidak butuh waktu lama, suara mikrofon memanggil Karmila ke kantor.

Bahkan kedua orang tua Karmila, Ayah dan Bunda Caesar datang. Semuanya diundang langsung oleh Kepala Sekolah untuk menjadi saksi perbuatan buruk Karmila mulai dari awal. Tidak hanya itu, Claudia pun menyertakan bukti kejahatan Karmila yang menjadi penyebab Kakek Bima meninggal.

Sudah jatuh masih tertimpa tangga, pepatah yang tepat untuk Karmila.

"Jadi benar kamu hamil, Karmila? Dan tidak jelas Bapaknya siapa?" Tanya Mamanya Karmila semakin syok.

"Jelas ini anak Caesar, gitu saja kok Mama masih tanya. Terserah dia sudah punya Istri, intinya aku minta Caesar tanggung jawab nikahi aku." Ucap Karmila.

"Kenapa harus aku, sedangkan kamu melakukannya dengan banyak laki-laki." Caesar datang dengan menggandeng Claudia, lalu menyerahkan bukti perbuatan Karmila.

"Dia memang ingin menjebakku, supaya aku khilaf dan melakukan perbuatan terlarang itu di belakang Istriku. Aku hanya membalikkan keadaan saja, lebih tepatnya senjata makan tuan. Minuman yanh sudah dicampur obat perang sang dia minum sendiri. Bersama dengan orang-orang bayaranku."

"Kamu sangat ingin hamil kan? Sekarang nikmati saja kehamilanmu di dalam sel penjara, karena Claudia sudah melaporkanmu terkait kejahatanmu yang telah menjadi penyebab Kakek Bima meninggal dunia." Ucap Caesar dingin.

"Astaga... Tante tidak menyangka kalau kamu bisa sepicik itu pemikirannya. Caesar, Claudia maafkan Bunda ya. Karena Bunda yang bawa dia."

"Jeng Marlina... Maafkan aku juga. Aku tidak tahu jika Karmila... Dia bisa selicik itu karena obsesinya terhadap Caesar begitu besar. Saya terima konsekuensinya, biar Polisi yang mengurusnya." Ucap Nyonya Tutik.

"Akhirnya masalah Karmila sudah selesai, ayok kita kembali ke kelas..." Belum selesai bicara, Claudia pingsan beruntung Caesar sigap menahan tubuhnya.