NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

STRONG GIRL

Ayuna dan Tya sudah bersiap dengan motor, sabtu-ahad live jualan dengan berpetualang ke beberapa daerah sekaligus mengantar beberapa paper bag orderan yang dimasukkan ke dalam jok motor, dan cantolan.

Jumat malam Ayuna selalu posting di status WA maupun IG terkait informasi COD di sabtu dan ahad pagi, mulai pukul 07.00- 11.00, ia pun menuliskan beberapa syarat terkait COD. Diantaranya pembelian minimal 100k, jarak kurang dari 10 km free ongkir, kalau lebih per kmnya dihitung 2k.

Ternyata kerja sambil jalan-jalan menyenangkan juga. Background reels juga beragam, makin menjangkau audiens, banyak yang komen apalagi saat Ayuna dan Tya mampir ke sebuah kedai untuk beli makanan ringan atau minum.

"Bikin channel youtube healing dan kuliner gimana, Ty?" Tya menggelengkan kepala, ia sudah tidak sanggup mengikuti gebrakan bosnya ini. Hampir tiap minggu ada aja ide pengembangan ladang cuan. Belum nanti kalau ide skincare truck terealisasi, sepadat apa Tya nanti. Kerja sambil kuliah.

Beruntung Tya masih libur dan tidak pulang kampung, ia ingin manfaatkan waktu luang untuk bekerja, menambah uang saku. Eh malah makin sibuk, dan gak tau lagi kalau kuliah sudah masuk nanti bagaimana mengatur jadwal kerja dan jadwal.

"Mbak, kuliah masuk, aku juga gak bakal selonggar ini!"

"Iya tahu, palingan aku cari pegawai lagi. Kalau aku sih sudah banyak waktu luang, tinggal garap skripsi."

"Mbak gak ikut KKN?"

Ayuna menggeleng, "Jurusanku udah gak wajib KKN, ambil mata kuliah pilihan aja."

"Oh gitu ya, Mbak. Kenapa gak ambil KKN."

"Malas," Ayuna tertawa ngakak. Gak boleh ditiru ya. "Kalau aku KKN gimana control jualan. Habisin duit juga, mending ambil matkul pilihan, bisa kuliah sambil garap skripsi serta jualan sekalian."

"Gak nyangka aja, Mbak Ayuna ada kata malas."

"Cuma masalah KKN gue males, Ty. Yang lain ya enggak."

"Kok bisa sih? Bukannya KKN itu makin banyak teman dan punya pengalaman terjun ke masyarakat ya?"

"Entahlah, gue sih pikirnya kalau ditinggal KKN bakal banyak yang gue korbanin. Terjun ke masyarakat juga gak melulu di KKN, kita jualan aja udah terjun ke masyarakat kan. Gimana cari cara agar jualan kita laku, gimana kita bersikap baik pada pelanggan, gimana kita mempertahankan pelanggan untuk tetap beli di toko kita, dan yang paling penting, gue bisa menciptakan pekerjaan buat orang lain, yaitu lo."

"Pinter banget. Aku doain, Mbak Ayuna tetap seperti ini. Asli Mbak kamu tuh cantik dan baik hati banget. Meski straight banget soal hitung jualan tapi memanusiakan manusia. Gak pelit juga buat kasih jajan. Sebagai anak kos, merantau lagi, uang saku orang tua mepet, tapi sejak kerja sama Mbak, aku gak takut uang kiriman telat."

"Jangan lupa menabung atau investasi, Ty!"

"Mbak bisa pintar kayak gitu belajar dari siapa sih?"

"Ayah dan Ibuku kan punya usaha, kedai makan gitu. Dari beliau aku belajar banyak soal jualan, begitupun cara mengatur keuangan. Ayah dan ibuku banyak asetnya, cuma ya gitu, keluarganya laknat."

Tya mendengarkan dengan seksama, mungkin ini kali pertama Ayuna terbuka lagi soal keluarga dengan orang luar. "Gue sampai sumpahin keluarga Ayah bakal miskin 7 turunan!"

"Mbak ngeri banget, tapi wajar sih mereka juga merebut milik Mbak!"

"Padahal tante dan om ku juga udah dibantu sama ayah, anak2nya juga kadang dikasih tambahan biaya sekolah, cuma emang dasarnya orang serakah begitu ayah meninggal, setahun kemudian merebut semua yang ayah punya dari aku."

"Mbak, asli parah!"

"Sekarang kedainya udah dijual, gue dikasih uang 50 juta, yang aku buat modal jualan skincare ini."

"Sabar ya, Mbak."

"Sabar banget, Ty. Harus itu. Meski berkali-kali gue ditinggal sama orang yang gue sayang, gue masih yakin Allah sayang sama gue, dan akan memberikan sesuatu hal yang baik, yang bahagia suatu hari nanti."

"Aamiin, Mbak. Salut aku."

"Kamu sekarang udah punya pacar?" tanya Ayuna mengalihkan topik pembicaraan. Ekspresi Tya langsung berubah, melotot dan takut ketahuan.

"Hayo ngaku, punya kan?"

"Hem? Enggak."

"Heleh, pasti ada kan?"

"Mbak Ay!" rengek Tya malu. Ayuna tertawa.

"Pesanku satu, Ty. Jaga kehormatan. Secinta apa loh sama cowok loh, plis pakai otak."

"Iya suhu!"

"Dih beneran juga!"

Ayuna dan Tya pun pulang, setelah berkeliling mengantar orderan customer. Giliran Ayuna yang membonceng, udah panas banget lagi.

"Pak Akmal?" Ayuna kaget kok ada Akmal di depan kos, pakai baju santai dan kaca mata hitam. Lah ngapain? Batin Ayuna bingung, perasaan ia gak bikin janji.

"Hai, Ay!" sapanya sok ramah, bahkan terseyum gak jelas. "Saya gak disuruh kerja kan? Ini weekend loh, Pak."

Akmal menggeleng, namun ia menunjuk ke belakang Ayuna. Di situlah Ayuna paham, siapa yang sedang ditunggu Akmal. "Kalian?"

"Mbak Ay!" Tya malu setengah mati. Sedangkan Akmal hanya menggaruk kepala, canggung.

"Pak, please kalau punya niatan main-main sama Tya, mundur sekarang. Dia anak baik, dia anak polos."

"Aku gak main-main, Ay!"

"Cukup Tya aja jangan ada cewek lain dipacarin!"

"Ya Allah Gusti, aku setia kali, Ay!"

"Iya setiap tikungan ada!"

"Ck, berisik deh."

"Satu lagi, Pak."

"Apa?" sengak Akmal.

"Jangan bikin dia bunting, dia masih sangat mudah. Lebih mudah dari aku loh!"

Akmal hanya memutar bola mata malas, kenapa Ayuna berpikir Akmal seburuk itu sih. "Jangan malam-malam pulangnya," ucap Ayuna saat Tya sudah berganti baju. Akmal hanya mengangguk pasrah.

"Baik Ibu mertua!"

"Dih, sok imut."

"Temenin Ibram gih, kesepian dia mah."

"Ogah!"

Akmal dan Tya pun pergi, Ayuna pun tersenyum melihat kedekatan mereka. "Yang diincar siapa, yang dikencani siapa, dasar playboy cap kuda!" ucap Ayuna menirukan sebutan Akmal seperti Bu Uci.

Selepas kepergian Tya, Ayuna meneruskan packing orderan dulu. Lumayan ada 10 paket dari marketplace oranye.

Packing beres, Ayuna pun membeli makan siang, dan selepasnya segera sholat. Mulai minggu ini, setiap weekend pukul 3 sore, Ayuna akan les mengemudi. Ia daftar paket 10 pertemuan dengan memilih mobil manual.

Ayuna juga memilih pendamping perempuan saat latihan nanti, ia takut digrebeh-grebeh saat latihan. Pemikiran konyol tapi perlu waspada juga.

Ty, gue les dulu.

Mungkin gue pulang menjelang maghrib, kalau lu pulang duluan, tolong masukkan jemuran gue ya. Makasih.

Iya Mbak, hati-hati.

Hati-hati juga sama Pak Akmal.

Beres

Ayuna pun berangkat ke tempat les naik motor. Selama perjalanan ia terus bernyanyi apapun sesuai lagu yang ia hafal.

"Kadang hidup sendiri begini ada enaknya ya, gak perlu dikekang oleh siapa pun, suka-suka aku aja mau ke mana. Ya Allah, terimakasih, karena sendiri pun Aku bisa hidup asal dengan Perlindungan-Mu ya Allah.

1
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Rian Moontero
qu mampir kak authoor,,semangat up yach💪💪🤩🤸🤸
Lel: terimakasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!