NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Obrolan Cukup Panjang

Nafisha bersama keluarganya sedang sarapan bersama.

"Tiara kamu makanya jangan hanya diaduk-aduk terus, ayo makan yang banyak, nanti kelaparan di sekolah baru tahu rasa," tegur Della.

"Iya. Ma," jawab Tiara kembali melanjutkan makannya.

"Nafisha akan tetap membatalkan pernikahan dengan Agam," ucap Nafisha dengan tegas kembali menekankan membuat orang-orang yang ada di meja makan langsung berhenti dan melihat serius kearah Nafisha.

"Nafisha, jangan dulu membicarakan hal itu nanti saja," sahut Umi.

"Nanti kapan Umi?" tanyanya

"Nanti setelah semuanya terlanjur. Nafisha masih waras dan memiliki hak untuk membatalkan pernikahan dan masa bodoh bagaimana janji Abi dengan keluarga mereka!" tegas Nafisha kembali meninggalkan meja makan.

"Sudahlah Abi, kali ini lebih baik menuruti apa kata Kakak saja. Lihatlah setiap hari dia marah-marah terus yang adanya Angga akan kena sasaran yang terus di tagih tentang masalah mobil. Kalau moodnya sudah baik-baik saja. Kak Nafisha akan melupakan tentang mobil," ucap Angga sudah mulai jenuh mendengar pertengkaran di rumah mereka.

"Angga, kamu jangan ikut-ikutan dan sarapan dengan baik," sahut Umi dan sejak tadi Abinya hanya diam saja sepertinya tidak ada niat dengan membatalkan pernikahan putrinya itu.

***

Nafisha berada di bengkel, karena adiknya tidak kunjung memberikan uang kepadanya untuk membantu memperbaiki mobilnya akhirnya Nafisha membawa mobilnya sendiri ke bengkel.

Nafisha memang ingin memberi pelajaran kepada adiknya itu dengan tetap membiarkan mobilnya terparkir di rumah dalam keadaan rusak. Karena mobilnya memang dibutuhkan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk orang-orang di rumah.

Nafisha tidak pernah pelit asal bisa menjaga dengan baik dan siapa yang tidak marah jika sudah seperti ini. Tetapi karena belakangan ini sangat marak sekali orang-orang jahat dan belum lagi dia juga sering lembur membuatnya membutuhkan kendaraan.

"Ini kerusakannya cukup parah, Neng!" ucap pria memakai pakaian bengkel tersebut.

"Berapa kira-kira?" tanya Nafisha

"Dari mesin sampai body, ini sampai puluhan," jawab pria tersebut memberi kisarannya.

"Aku sudah menduga pasti banyak sekali kurasakan biaya mobil," batin Nafisha terlihat murung.

"Pak, Arthur apa mobilnya sudah sip?" Nafisha menoleh ke belakangnya ketika nama terdengar tidak asing di telinganya di sebutkan.

Ternyata memang benar Arthur orang yang tak lain adalah sebagai atasan. Nafisha menundukkan kepalanya melihat pria tersebut.

"Saya sudah mencobanya dan hasilnya baik, terimakasih sudah mengerjakan dengan baik," ucap Arthur.

"Sama-sama. Pak," sahut pria tersebut.

"Neng, bagaimana apa setuju untuk mobilnya diperbaiki dengan kisaran harga yang sudah saya berikan?" tanya pria tersebut.

"Iya, lakukan saja," jawab Nafisha.

"Baiklah," sahut pria tersebut.

Setelah membawa mobilnya ke bengkel dan diperiksa oleh pihak bengkel dan tidak sengaja bertemu atasannya, ternyata Nafisha mengobrol bersama dengan Arthur di salah satu bangku yang disediakan di bengkel tersebut.

"Kerusakannya dilihat-lihat cukup parah, kamu nabrak?" tanya Arthur bisa melihat dari tempat duduknya bagaimana kondisi mobil Nafisha.

"Bukan saya, tetapi adik saya," jawab Nafisha.

"Yang kemarin?" tanya Arthur.

"Benar, Pak, bulan kemarin dia mencari masalah dan dengan apa yang dia lakukan sampai menabrakkan mobil saya pada tiang listrik, untung saja dia tidak apa-apa tetapi korbannya mobil saya," ucap Nafisha kalau mengingat kejadian itu pasti masih sangat kesal.

"Sudah begitu lama kejadiannya dan kamu baru bawa mobilnya sekarang ke bengkel?" tanya Arthur.

"Tadinya belum ingin melakukannya, saya masih menunggu pertanggungjawaban adik saya atas perbuatannya. Tetapi karena akhir-akhir ini sering lembur dan juga rawan orang-orang jahat, jadi saya saya mau tidak mau harus membawa ke bengkel, karena membutuhkan kendaraan untuk keamanan sendiri," jawab Nafisha.

"Kenapa tidak menggunakan asuransi kendaraan?" tanya Arthur.

"Maksud bapak?" tanya Nafisha.

"Nafisha kamu itu bekerja di Perusahaan besar, jangan bilang kamu tidak mengetahui jika Perusahaan kita memiliki fasilitas kerusakan kendaraan pada karyawan," ucap Arthur menaikkan satu alisnya memastikan karyawannya itu mengetahui hal itu.

"Hmmm, saya pernah dengar tetapi saya tidak yakin bisa dibantu," jawab Nafisha dengan ragu.

"Tidak yakin bagaimana? Kamu berpikiran bahwa peraturan itu hanya sekedar wacana saja dan apa kamu pikir kesejahteraan karyawan tidak diperhatikan oleh saya?"

"Bu-bukan begitu, Pak," jawabnya dengan cepat sembari tangannya bergerak agar Arthur tidak salah paham.

"Maksud saya, yang memiliki kuasa dan persetujuan cepat atas asuransi tersebut adalah Bu Sandrina dan hubungi kami kurang baik," ucap Nafisha jujur apa adanya.

"Maaf. Pak, saya lancang sekali jika saya harus membicarakan masalah pribadi seperti ini kepada atasan," Nafisha merasa menyesal mengatakannya karena memang seharusnya itu bukan urusan Arthur.

"Tetapi masalah fasilitas yang diberikan kepada karyawan semua karyawan berhak mendapatkan. Daripada kamu membuang-buang uang dengan biaya perbaikan mobil kamu dan biaya tidak murah, lebih baik repot sebentar untuk mengurus asuransi dan uang kamu tidak berkurang. Perusahaan akan menanggung biaya perbaikan mobil kamu," ucap Arthur memberi saran kepada karyawannya itu.

Nafisha pasti memikirkan saran tersebut mencoba mengangguk-anggukan kepalanya.

"Saya rasa kamu orang yang pintar dan bisa memanfaatkan dengan baik apa yang sudah kamu capai selama ini," ucap Arthur.

"I-iya. Pak. Nanti saya akan mencoba mengurusnya," ucap Nafisha.

*****

Nafisha berada di lobi kantor, sudah malam-malam tetapi masih sibuk bekerja dan ditemani oleh Nadien juga membantunya.

"Nafisha ini keren banget dan aku yakin pak Arthur akan langsung setuju," ucap Nadien melihat layar laptop tersebut.

"Kamu serius," ucap Nafisha terlihat masih sangat ragu.

"Kurang apalagi coba dan desain yang kamu buat juga sudah sangat menarik. Ide produk baru yang sudah kamu ciptakan sudah jadi sungguh indah, belum jadi saja sudah keren. Ini benar-benar akan menjadi pertimbangan," lanjut Nadien tidak henti-hentinya memberi pujian kepada temannya.

Apalagi sejak tadi terus saja melihat kertas yang berisi desain kemasan minuman dari Nafisha.

"Semoga saja," ucap Nafisha yang sebenarnya sudah tidak sabar besok pagi akan ke ruangan Arthur untuk memberikan kembali dokumen yang sudah dia ganti untuk yang kesekian kali.

"Aku berdoa semoga semuanya berhasil dan tidak ada masalah," ucap Nadien.

Nafisha mengganggukan kepala dengan tersenyum.

Dratt-drattt-drattt

Mata Nadien melihat ke arah ponsel sahabatnya itu yang melihat panggilan masuk dari Agam.

"Aduh Nafisha, benar tidak ada niat sama sekali untuk mengangkatnya, sudah 1 jam dia terus menelpon kamu," ucap Nadien benar-benar merasa terganggu.

"Biar saja, masa bodo anak kecil kayak gitu nggak perlu dihadapi," jawab Nafisha benar-benar sangat tidak peduli.

"Tapi dia itu sangat menganggu pekerjaan kita, angkat saja dan bilang aja jangan ganggu!" ucap Nadien memberi temanmu itu saran.

"Percuma orang seperti dia itu tidak akan mengerti, dia itu egois dan selalu semua harus sesuai dengan keinginannya. Anak kecil yang sangat tidak berguna," ucap Nafisha yang bener-bener sudah sangat muak dengan Agam.

"Oh jadi sekarang sudah berubah menjadi anak kecil yang tidak berguna," Nadien dan Nafisha sama-sama kaget saat mendengar suara tersebut dan kepala keduanya serentak menoleh ke arah suara tersebut dan siapa sangka ternyata benar Agam ada di sana dengan menggenggam ponsel yang masih berada di telinga.

Nadien yang terlihat kesulitan di dalam lidah dan sementara Nafisha yang berusaha untuk tenang melihat kehadiran Agam dikantornya.

Bersambung......

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!