Aku Bukan Catharina

Aku Bukan Catharina

Episode 1

Meski terpuruk tidak membuat Rendra Mahardika melupakan tanggung jawab sebagai pemilik perusahaan,dia tetap sibuk dengan kegiatan didalam dan diluar perusahaan,selama bekerja dia akan terhibur namun jika sudah berada dirumah dia akan kembali rapuh.

Pagi ini selain meeting bersama pimpinan pemegang saham ada agenda kunjungan kedaerah karena dia juga menjadi donatur disebuah panti asuhan.

Rendra baru saja kehilangan istri yang dicintainya,Catharina Mahardika meningal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam kondisi hamil muda.

"Bos,apa sudah siap?"tanya Roy asistennya

"Ayo kita pergi."jawab Rendra

Asisten Roy membuka pintu mempersilahkan sang Bos besar keluar terlebih dahulu,dia berjalan mengikuti Rendra yang memiliki langkah panjang sehingga dia harus menyesuaikan.

Dari dalam mobil Rendra sudah tidak bisa lagi konsentrasi,dia meminta kepada asisten Roy untuk minggir dan menepi,Roy mengerti dia menepi disebuah warung makan yang terbilang ramai pembeli.

Didalam warung makan terlihat seorang gadis sedang melayani pembeli,dia membantu ayah dan ibunya jualan saat tidak ada jadwal kuliah.

Karina Adam namanya,dia berlari keluar warung dengan membawa bok makanan,kepalanya menoleh kekanan dan kiri mencari seorang Bibi yang biasa membawa barang bekas,bibirnya tersenyum saat bertemu dengan Bibi tersebut.

"Pagi Bi,silahkan sarapan dulu."kata Karin memberikan sarapan dan juga air minum

"Ah,gadis manis terimakasih banyak."kata Bibi tersebut

Mereka berdua terlibat pembicaraan santai penuh canda dan tawa,Bibi tersebut beranjak setelah menghabiskan sarapannya dan berjalan mengikuti jalurnya

Didalam mobil Rendra masih memejamkan mata,berbeda dengan Roy yang terus memperhatikan gadis yang berjalan hampir melewati mobilnya.

"Bos,lihat keluar."kata Roy

"Ada a...."Rendra menatap Karina yang berjalan melewati mobilnya,dia menurunkan kaca mobil dan menatap lekat-lekat gadis yang berjalan melewatinya.

Melihat wajah istrinya kembali Rendra tersenyum,namun karena waktu terus berjalan dia harus meninggalkan sementara gadis tersebut.

"Aku ingin gadis itu malam ini."kata Rendra sebelum keluar dari mobil

"Baik Bos."kata Roy

Roy sebagai orang kepercayaan Rendra memberi kewenangan kepada bawahannya,dia meminta membawa gadis yang wajahnya mirip nyonya besar dan langsung memberi perintah.

"Lakukan dengan halus,jangan ada kekerasan."kata Roy kepada bawahannya.

"Baik Pak,kami mengerti."kata bawahan Roy

Saat Rendra mendatangi kegiatan menjelang makan siang disebuah panti asuhan disana dia juga bertemu lagi dengan dengan Catharina,senyum riangnya kepada anak-anak membuatnya terus berjalan mendekat.

"Cathi."panggil Rendra saat berada didekat Karina

Karina menoleh kearah kanan dan kiri lalu melihat kearah Rendra,wajahnya datar karena dia bukanlah pemilik nama Cathi

Melihat Rendra terus menatapnya Karin tersenyum lalu mengangguk dan pergi meninggalkannya.

"Cathi,jangan pergi."kata Rendra memeluk Karina

Karina meronta meminta Rendra melepaskannya,namun Rendra malah memeluk lebih erat,Karin menginjak kaki Rendra dan berlari saat Rendra melepaskan pelukannya.

"Auuu,berani sekali dia."kata Rendra

Mendengar teriakan Rendra yang cukup keras membuat Roy berlari mendekatinya,dia meminta maaf karena sudah teledor meninggalkannya.

"Jangan lupa malam ini dia harus menikah denganku."kata Rendra kembali dengan pandangan serius

Rendra kembali keperusahaan dengan menyetir sendiri,meski sesekali dia gagal fokus karena mengingat sikap Catharina yang berbeda,Cathi yang sekarang lebih ceria dan tomboi berbeda dengan Cathi sebelumnya yang kalem dan lebih pendiam.

Suasana diwarung milik Karina tiba-tiba sepi karena Roy sengaja membeli tempat dan memborong semua,bersama dengan delapan bawahan dan seorang pengacara mereka akan membagikan kotak nasi kepada yang membutuhkan.

"Maaf sebelumnya,Bos kami menginginkan putri Bapak."kata Roy

"Anda siapa?"tanya Ayah Karin

"Bapak,kami hanya butuh kerjasama yang baik kepada Bapak,Bos Besar kami ingin menikahi putri Bapak."jawab Roy

"Secepat ini?"tanya Ayah Karina

"Tidak perlu khawatir,Bos akan menjamin masa depannya dengan baik."jawab Roy

"Tapi kami tidak mengenal kalian?"tanya Ibu Karina

"Percayakan kepada kami,setelah menikah Bos akan mengunjungi Bapak dan Ibu,kami hanya perlu ijin kalian."jawab Roy

Roy memberikan lembaran surat perjanjian dan pelunasan hutang mereka berdua,meski begitu Ibu Karin masih ragu dan menggeleng kepala,dia menolak mentah-mentah dan mendorong kertas kembali kedepan Roy.

"Maaf,kami tidak percaya."kata Ibu Karin

"Jika begitu kami terpaksa membawa putri Ibu sekarang."kata Roi

Roi meminta seseorang untuk membuka kaca mobil,dan meminta kedua orang tua Karina untuk melihatnya,Karina sudah berada didalam mobil dengan memejamkan matanya,membuat Ibunya histeris memanggil namanya.

"Kami minta dengan baik-baik,jangan melawan."kata Roi sedikit mengancam

Ayah Karin menyetujui namun meminta kepada Roy untuk menjaga putrinya dengan baik,mereka akhirnya menyerahkan Karina meski tidak rela.

Ibu yang langsung pingsan diurus dibawa kerumah sakit dengan pelayanan terbaik,Ayah setia mendampingi meski Ibu terus menangis.

"Sudah Bu,kita percayakan saja dengan mereka."kata Ayah

"Bagaimana kalau mereka mempersulit kita Pak."kata Ibu

"Buktinya mereka membawa Ibu kerumah sakit."kata Bapak

****

Karina membuka mata meski terasa berat,suasana dikamar sangat remang,badannya terasa berat sehingga hanya mata yang berkeliaran memandang setiap sudut ruangan.

Ruangan yang terdesain dengan apik dan memiliki sisi maskulin disetiap jengkalnya,warna yang mendominasi dan aroma wangi menciptakan karakter tegas.

"Kamu sudah bangun."sapa seseorang dengan lembut

Karina mengingat kembali pertemuan dengan laki-laki yang berdiri didepannya,dia yang tiba-tiba memeluknya dan berakhir dengan teriakan.

"Ada apa ini?kenapa aku disini?"tanya Karin

"Catharina,kamu masih hidup?"tanya Rendra

"Catharina?Catharina siapa?"tanya Karina

"Kamu Catharina istriku."jawab Rendra

Karina mencoba mengingat nama Catharina,namun dia tetap tidak berhasil karena dia tidak memiliki saudara apalagi yang bernama Catharina.

Karin mencoba turun dari ranjang,dia berusaha berlari mencari jalan keluar namun tangan Rendra menahan dan menarik kembali keranjang.

"Jangan menguji kesabaranku Catharina,kamu istriku jangan menghindar."kata Rendra mencoba menahan saat Karin memberontak

"Aku bilang aku bukan istrimu,aku Karina bukan Catharina."kata Karina

Rendra tidak mendengarkan lagi rengekan Karina,karena itu bagian dari caranya untuk melepaskan dan melarikan diri,meski begitu itu menjadi satu tantangan buat Rendra.

Rendra mulai menindih tubuh Karina,dengan menahan kedua tangannya keatas,satu tangannya bermain dan melepaskan paksa baju yang masih melekat pada tubuh Karina.Bibir Rendra terus mengisap dalam bibir Karina,merasa tidak memiliki daya lagi Karina hanya bisa menangis,Setelah Rendra mengalami pelepasan pertama dia tetap memeluk tubuh Karin dan terlelap.

Karin terbangun karena merasakan sakit diperut bagian bawah,dia berusaha menyingkirkan tangan Rendra dan beranjak kekamar mandi,didalam dia mengunci diri dan terus mengguyurkan air dari shower.

Rendra terbangun karena ponselnya berbunyi,dia meraba mencari dimana letak benda pipih tersebut,saat menyibakkan selimut dia melihat percikan darah ditempat tidurnya.

"Jadi ini yang pertama kalinya."lirihnya

Rendra juga mengingat malam pertama dengan Catharina,tidak ada rasa sakit bahkan tidak ada darah yang terpercik diatas sprei warna putih,karena Rendra tidak suka warna lain untuk alas tidurnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!