NovelToon NovelToon
MOY - MY ONLY

MOY - MY ONLY

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Tamat
Popularitas:113
Nilai: 5
Nama Author: Muhamad Wirdan

Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.

Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.

Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Arkan dan timnya berlari menjauh dari gedung, dengan penjaga yang mengejar di belakang mereka. Mereka berlari dengan kecepatan yang tinggi, berusaha untuk melepaskan diri dari kejaran.

Marcus memimpin mereka, membawa mereka ke sebuah mobil yang terparkir di dekat situ. "Masuk!" dia berteriak.

Mereka semua masuk ke dalam mobil, dan Marcus langsung menghidupkan mesin. Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan penjaga yang mengejar di belakang.

"Kita harus pergi dari sini," kata Arkan, dengan napas yang terengah-engah.

Marcus mengangguk, dan mengarahkan mobil ke arah jalan raya. "Kita akan menuju ke tempat yang aman," kata dia.

Mereka semua diam, berusaha untuk mengatur napas mereka. Rachel memandang ke belakang, memastikan bahwa mereka tidak dikejar.

"Apa yang terjadi?" dia bertanya, dengan suara yang rendah.

"Kita telah ditemukan," kata Marcus. "Mereka pasti akan mengirimkan orang-orang untuk mengejar kita."

Arkan memandang Marcus dengan mata yang serius. "Kita harus menghentikan Victor," kata dia. "Kita tidak bisa membiarkannya untuk melanjutkan rencananya."

Marcus mengangguk. "Saya setuju," kata dia. "Tapi, kita harus berhati-hati. Victor pasti memiliki rencana cadangan."

Mereka semua diam, memikirkan tentang langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati jika ingin menghentikan Victor dan organisasi.

Setelah beberapa saat, Marcus berbicara. "Kita akan menuju ke tempat yang aman," kata dia. "Kita akan mempersiapkan diri untuk menghadapi Victor."

Mereka semua mengangguk, tahu bahwa mereka harus siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi. Mereka menuju ke tempat yang aman, dengan tekad untuk menghentikan Victor dan organisasi.

Tapi, ketika mereka sedang berjalan, Rachel tiba-tiba berbicara. "Tunggu," kata dia. "Saya memiliki ide."

Arkan memandang Rachel dengan mata yang penasaran. "Apa itu?" dia bertanya.

Rachel tersenyum. "Saya tahu cara untuk menghentikan Victor," kata dia. "Tapi, kita harus berani mengambil risiko."

RAchel memandang Arkan dan timnya dengan mata yang serius. "Kita bisa menggunakan data yang kita dapatkan untuk memanipulasi sistem keamanan organisasi," kata dia. "Kita bisa membuat mereka berpikir bahwa kita masih berada di tempat lain, sementara kita sebenarnya sedang menuju ke markas mereka."

Arkan memandang Rachel dengan mata yang terkesan. "Itu adalah ide yang berani," kata dia. "Tapi, apa yang membuat kamu yakin bahwa itu akan berhasil?"

Rachel tersenyum. "Saya telah mempelajari sistem keamanan organisasi," kata dia. "Saya tahu bahwa kita bisa melakukannya."

Marcus memandang Rachel dengan mata yang setuju. "Saya pikir itu adalah ide yang bagus," kata dia. "Kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk menghentikan Victor dan organisasi sekali untuk selamanya."

Arkan mengangguk, telah membuat keputusan. "Baiklah, kita akan melakukannya," kata dia. "Rachel, kamu yang memimpin. Buat rencana untuk memanipulasi sistem keamanan organisasi."

Rachel mengangguk, dan mulai membuat rencana. Mereka semua bekerja sama, berusaha untuk membuat rencana yang sempurna. Mereka tahu bahwa mereka hanya memiliki satu kesempatan untuk menghentikan Victor dan organisasi.

Setelah beberapa jam, rencana mereka sudah siap. Mereka semua siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi. Mereka menuju ke markas organisasi, dengan tekad untuk menghentikan Victor dan organisasi sekali untuk selamanya.

Ketika mereka tiba di markas organisasi, mereka mulai melaksanakan rencana mereka. Rachel memanipulasi sistem keamanan, membuat organisasi berpikir bahwa mereka masih berada di tempat lain.

Sementara itu, Arkan dan timnya menyelinap ke dalam markas organisasi, menuju ke ruang Victor. Mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati, karena Victor pasti memiliki penjagaan yang ketat.

Tapi, mereka tidak siap untuk apa yang akan mereka temukan di dalam ruang Victor. Ketika mereka membuka pintu, mereka melihat Victor yang sedang berdiri di depan sebuah layar besar, dengan senyum yang lebar di wajahnya.

"Selamat datang, Arkan dan tim," kata Victor, dengan suara yang sinis. "Saya telah menunggu kalian."

Victor memandang Arkan dan timnya dengan mata yang penuh dengan kebencian. "Kalian tidak akan pernah bisa menghentikan saya," kata dia. "Saya telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kalian."

Arkan memandang Victor dengan mata yang dingin. "Kita akan lihat tentang itu," kata dia.

Victor tersenyum. "Saya telah mempersiapkan sebuah kejutan untuk kalian," kata dia. "Sesuatu yang akan membuat kalian tidak bisa berbuat apa-apa."

Tiba-tiba, layar besar di belakang Victor menyala, menampilkan sebuah gambar yang membuat Arkan dan timnya terkejut. Gambar itu adalah sebuah roket yang sedang diluncurkan ke luar angkasa.

"Apa itu?" Arkan bertanya, dengan suara yang keras.

Victor tersenyum. "Itu adalah rencana saya untuk menguasai dunia," kata dia. "Dengan roket itu, saya bisa menghancurkan kota-kota besar di seluruh dunia."

Arkan memandang Victor dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Kita tidak bisa membiarkanmu melakukan itu," kata dia.

Victor tersenyum. "Sudah terlambat untuk itu," kata dia. "Roket itu sudah diluncurkan, dan tidak ada yang bisa menghentikannya."

Arkan memandang Rachel, yang sedang berusaha untuk mengakses sistem kontrol roket. "Rachel, apa yang bisa kamu lakukan?" dia bertanya.

Rachel memandang Arkan dengan mata yang penuh dengan ketegangan. "Saya sedang mencoba untuk mengakses sistem kontrol roket," kata dia. "Tapi, saya tidak yakin apakah saya bisa melakukannya."

Arkan memandang Victor dengan mata yang dingin. "Kita harus menghentikan roket itu," kata dia. "Tidak peduli apa yang harus kita lakukan."

RAchel memandang layar komputernya dengan mata yang penuh dengan ketegangan. "Saya sedang mencoba untuk mengakses sistem kontrol roket," kata dia. "Tapi, saya tidak yakin apakah saya bisa melakukannya."

Tiba-tiba, Rachel berhasil mengakses sistem kontrol roket. "Ya!" dia berteriak. "Saya berhasil!"

Arkan memandang Rachel dengan mata yang penuh dengan harapan. "Bisakah kamu menghentikan roket itu?" dia bertanya.

Rachel mengangguk. "Saya sedang mencoba," kata dia. "Tapi, saya perlu waktu beberapa detik lagi."

Arkan memandang Victor dengan mata yang dingin. "Kamu tidak akan pernah bisa melarikan diri dari ini," kata dia.

Victor tersenyum. "Kamu tidak akan bisa menghentikan roket itu," kata dia. "Sudah terlambat untuk itu."

Tapi, Rachel berhasil menghentikan roket itu beberapa detik sebelum meledak. Arkan dan timnya bernapas lega ketika mereka melihat roket itu berhenti di udara.

Victor memandang Arkan dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan saya," kata dia.

Arkan tersenyum. "Saya pikir kita sudah selesai di sini," kata dia.

Dengan roket itu dihentikan, Arkan dan timnya berhasil menghentikan rencana Victor untuk menguasai dunia. Mereka semua bernapas lega, tahu bahwa mereka telah menyelamatkan banyak nyawa.

Tapi, ketika mereka akan meninggalkan ruang Victor, mereka mendengar suara tembakan. Victor telah mengeluarkan pistol dan menembak ke arah mereka.

Arkan dan timnya segera mengambil tindakan, mengembalikan tembakan dan berhasil melumpuhkan Victor. Mereka semua bernapas lega, tahu bahwa mereka telah berhasil menghentikan ancaman itu.

Dengan Victor ditangkap, Arkan dan timnya menjadi pahlawan. Mereka semua dielu-elukan sebagai penyelamat dunia, dan mereka tahu bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang sangat penting.

Dan Rachel, yang telah menjadi bagian penting dari tim, tersenyum ketika dia melihat Arkan. "Saya senang bisa membantu," kata dia.

Arkan tersenyum kembali. "Kamu adalah bagian dari tim yang hebat," kata dia.

Mereka semua tahu bahwa mereka telah membentuk ikatan yang kuat, dan mereka siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi di masa depan.

1
Yakumo Tsukamoto
Habis baca cerita ini, aku merasa jadi karakter di dalamnya. Luar biasa, thor!
Muhamad Wirdan: siap kk makasih
total 1 replies
Lory_kk
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Muhamad Wirdan: baik kk nanti aku usahain lebih banyak lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!