Bagaimana perasaan kalian jika orang yang kalian cintai, yang selalu kalian jaga malah berjodoh dengan orang lain?
Ini kisah tentang Jean Arsa Anggasta seorang calon CEO muda yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ia menjadi depresi dan memutuskan untuk tidak mau menikah namun karena budaya keluarganya apabila seorang anak laki-laki sudah berumur 25 tahun maka mereka harus segera menikah. Maka mau tidak mau ia harus menikahi Ashana Daryan Fazaira sepupunya. Seorang gadis yang juga telah dibohongi oleh kekasihnya yang telah berselingkuh dengan sahabatnya.
Lalu apa yang terjadi jika pernikahan tanpa cinta ini dilakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Hari pertunangan Jean dan Raniya pun tiba, acara itu hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja. Jean tidak mengundang teman-teman kampusnya maupun orang-orang di perusahaan nya.
Jean terlihat sangat tampan memakai setelan jas berwarna coksu, tak lupa pula warna baju yang senada juga dikenakan oleh Raniya. Mereka terlihat serasi ketika berada di tengah-tengah kerumunan keluarga.
Raniya terus memandangi Jean tanpa henti, sedang yang ditatap malah melihat perempuan lain. Ya siapa lagi kalau bukan Luna.
Raniya memegang mic dan menyampaikan beberapa kata sebelum proses bertukar cincin.
"Bismillahirrahmanirrahim, mama ini Jean yang sering Raniya ceritain di telfon. Ganteng kan? Raniya gak bohong kan? Jean itu baik banget, Jean yang selalu Raniya harapkan untuk menjadi calon suami Raniya. Raniya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukan Raniya dengan Jean hingga kami bisa melangsungkan pertunangan seperti yang telah di hadiri oleh kalian saat ini. Raniya berharap bisa melewati suka dan duka bersama Jean. Raniya bakal belajar jadi istri yang baik untuk Jean. Insyaallah dengan niat baik Jean, dan restu keluarga Raniya siap menjadi pendamping hidup Jean sampai akhir hayat" ucap Raniya dengan penuh ketulusan hingga air matanya menetes.
Para keluarga yang hadir juga terharu dengan perkataan Raniya.
Raniya memberikan mic nya kenapa Jean.
"Giliran kamu"
"Aku gak bisa" ucap Jean lirih.
"Sedikit aja" ucap Raniya.
Jean kembali menatap Keluarga nya yang menunggu Jean untuk berbicara. Akhirnya pria berusia 24 tahun itu mengambil mic yang diarahkan kepadanya, ia melihat kedepan dan melihat Luna dengan tatapan sendu. Ingin sekali rasanya ia berdiri dan meninggalkan tempat ini. Namun ia menolak hawa nafsunya. Dengan membuang nafas panjang ia pun berbicara.
"Aku gak tau, harus bilang apa. Tapi terimakasih Raniya k.. kamu udah mengatakan hal baik tentang aku. Semoga aku juga bisa menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab untuk kamu"
Jean memberikan mic nya kepada MC, kemudian mereka berdiri untuk prosesi bertukar cincin.
Jean mencari keberadaan farel untuk membawakan cincin kepadanya, namun ia tidak melihat keberadaan farel.
"Farel dimana?" Tanya Hanin.
"Aku gak tau mbak" jawab Zarina.
"Aduh ini gimana sih? Ini prosesi pertukaran cincin kan? Dimana cincinnya? Tanya Ruri ibunda Raniya.
"Iyah mohon maaf yah Bu, ini lagi dicari"
Ruri menatap keluarga Jean dengan tatapan sinis.
Mereka menelfon farel namun telfonnya tidak aktif, mereka sangat resah.
"Karena cincin nya ga ada jadi pertunangannya batal?" Tanya Luna.
"Ehh enak aja gak bisa gitu dong" cetus Ruri.
"Yah habisnya gimana cincinnya ga ada Bu" ucap Luna.
"Ini pakai cincin saya aja" ucap Ruri.
Ruri begitu tidak sabarnya, ia segera menghampiri panggung untuk memberikan cincin kepada Jean Namun saat itu juga Shan berlari kecil kearah mereka.
"Tungguuuu... Ini cincinnya" teriak Shan.
Shan melambaikan kotak cincin dan semua keluarga merasa lega.
"Kenapa bisa ada di kamu Shan?" Tanya Amira.
"Farel nitipin ini, dia gak bisa hadir. Mohon maaf ya semuanya" ucap Shan.
"Yaudah gak usah banyak ngebacot kamu disitu, sini cincinnya" ucap Ruri.
Wira sangat kesal melihat nya.
"Shan kasih cincinnya sama Jean" suruh Wira.
Shan masih bengong, lalu Amira menyentuh bahu nya dan mendorongnya pelan untuk berjalan kedepan.
"Shan yang kasih om?" Tanya gadis itu sekali lagi.
"Iyah Shan, ayo sana" ucap Wira.
"Tapi aku kan ibunya, seharusnya aku yang ngasih cincin itu. Sekalian lihat itu cincin murah atau mahal"
"Kalau anda berbicara sekali lagi, pertunangan ini saya batalkan" ucap Wira.
Ruri langsung diam mendengar perkataan Wira, Shan pun maju kedepan. Ia berdiri di samping Jean dan membuka kotak cincin itu. Ia mengarahkannya kehadapan Jean.
Mereka saling bertatapan.
"Jerawat Lo udah sembuh" bisik Jean.
"Iyah makasih ya" ucap Shan sambil tersenyum.
Raniya menatap sinis Shan, ia memegang lengan Jean.
"Jean ambil cincinnya" ucap Raniya.
Jean dan Shan menoleh ke Raniya, Shan langsung menyodorkan kotak cincin itu kepada Jean.
Jean mengambil cincin berlian itu dan memakaikannya ke jari manis Raniya. Jari itu telrihat indah, senyuman bahagia terlukis di wajah cantik Raniya.
Selanjutnya Shan menyodorkan kotak cincin itu kepada Raniya. Raniya mengambilnya dan memakaikannya di jari manis Jean.
Semua orang bertepuk tangan bahagia.
Lalu mereka berfoto bersama keluarga, setelah itu mereka menikmati hidangan yang telah tersedia.
Ruri menarik lengan putrinya mejauh dari kerumunan keluarga Anggasta.
"Mama kenapa tarik-tarik aku sih? Sakit ma"
"Mama mau lihat cincinnya"
"Iyah aku bakal kasih lihat, tapi jangan tarik-tarik dong"
"Uhhh maaf yah anak mama yang cantik, mama soalnya bahagia banget"
Raniya tersenyum, ia pun menunjukan jari manis nya. Ruri membulatkan matanya, ia terkejut cincin nya sangat indah.
"Ini berapa harganya?" Tanya Ruri.
"Yah mana aku tau, om Wira sama Tante Amira yang milih"
Ruri terlihat tidak senang dengan perkataan putrinya.
"Ha?? Kenapa mereka yang pilih? Mereka gak ajak kamu ke toko buat milih cincin?"
"Aku yang bilang terserah, mama kan tau aku suka surprise"
Ruri memukul kening putrinya.
"Aww sakit maa, kok aku dipukul sih? Aku salah apa?", Rengek Raniya.
"Kamu itu bodoh atau gimana?? Seharusnya kamu yang pilih cincin pertunangan mu sendiri. Pilih yang paling mewah dan mahal, ini kalau di lihat-lihat pasti murah harganya"
"Mama ini kenapa sih? Bisa menikah sama Jean aja udah Alhamdulillah ma. Mama mengharapkan apa sih?"
"Hehhh mereka ini keluarga kaya raya, kamu itu jangan bodoh kayak tantemu sampe sekarang ga ada dapat apa-apa. Kamu harus bisa nguasain rumah ini"
"Aku ini masih calon istri belum jadi istrinya, mama kenapa mikir itu terus sih? Aku Itu cinta sama Jean"
Ruri kembali memukul lengan putrinya.
"Anak bodoh, kamu pikir makan cinta bisa buat kenyang? Pokoknya kamu dengerin ya Raniya. Kalau Amira tanya tentang mahar, kamu harus minta mahar paling mewah dan mahal. Minta mobil, rumah, apartemen, saham perusahaan atau uang 50 milyar"
"Mama udah gila ya?"
"Apanya yang gila?? itu masih kecil di mata mereka, kamu itu menantu kesayangan nya Amira. Pasti minta apa aja di beliin"
"Itu gak berlebihan yah ma?"
"Berlebihan dari mana sih?? Yaudah deh, kalau kamu gk bisa. biar mama aja yang ngomong"
"Astaga mama"
Raniya memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit mendengar ocehan ibunya.
"Supaya hidup mu terjamin kamu dengerin omongan mamamu ini"
"Bukan sampai akhir hayat mungkin dalam 2 tahun pernikahan ku hancur karena mama" batin Raniya.
***
"Kok kayaknya tamu undangan dikit banget ya?" Tanya Ruri
"Iyah Bu Ruri, kami hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat saja" jawab Amira.
"Loh kenapa gitu? Ini kan pertunangan putra kedua kalian, seharusnya undang banyak orang dong. Kalian kan kaya raya, gak mungkin kekurangan biaya buat ngundang orang banyak kan?"
Semua orang yang ada di meja makan mendadak berhenti makan mendengar ucapan Ruri.
"Saya yang minta buat private Tante" Jean menyuarakan pendapat nya.
"Nah itu yang salah, seharusnya undang dong temen kantor, temen kuliah mu atau temen-temen investor mu"
"Saya lebih nyaman seperti ini Tante" ucap Jean.
"Kak kamu mending diam aja deh, gak usah banyak omong" bisik Zarina kepada kakaknya.
Raniya sudah ketakutan melihat wajah keluarga Jean yang risih karena ucapan ibunya.
"Haduhh pikirin dong perasaan calon istrimu, dia kan juga pengen dikenalkan sama teman-teman kamu Jean"
"Ibu Ruri ini cerewet banget ya, yang bertunangan siapa yang sewot siapa?" Ucap sena.
"Hehh kamu anak bau kencur, ikut campur pula kamu urusan orang dewasa"
"Zarina Kakak mu ini dari kampung mana sih?" Tanya Luna yang juga ikut tersulut emosi.
"Kampung kamu bilang? Aku datang jauh-jauh dari Swiss menghadiri pertunangan putriku"
"Ohh emang di izinin sama majikan nya buat cuti?" Tanya Luna lagi.
"Luna udah lun" bisik Hanin.
"Majikan?? Maksud anda apa ya??" Ruri emosi.
"Loh ibu Ruri bukannya TKW di Swiss?"
Ruri kesal dan menumpahkan air minum kewajah Luna namun malah mengenai baju Wira.
"Mama apa-apaan sih!!!!"
"Anda ini kenapa Bu Ruri?" Amira kesal.
"Ehh pak Wira maafin saya, saya gak sengaja"
"Ibu Ruri, saya diam bukan berarti saya gak marah. Saya benar-benar sangat kesal sekarang. Saya sudah memberikan peringatan kepada ibu Ruri untuk tidak banyak bicara, namun apa yang anda lakukan?"
"Pak Wira saya benar-benar minta maaf, saya gak sengaja"
"Silahkan pergi dari tempat ini" usir Wira.
"Apa?? Pergi? Tapi acaranya belum selesai kan pak Wira? Saya ibunya Raniya loh"
"Memang kenapa kalau anda ibunya Raniya?" Tanya Wira
"Kalau anda ngusir saya pergi dari tempat ini, saya akan bawa Raniya pergi sama saya"
"Bawa aja Tante, saya capek. Toh ini masih pertunangan kan belum pernikahan. Jadi bisa di batalkan" ucap Jean.
Raniya sudah ketakutan, Zarina menarik lengan kakaknya.
"Udah lah kak, jangan buat keributan. Aku mohon" ucap Zarina.
"Rasain Lo" ejek Luna dengan isyarat.
"Maaf fin Tante Jean"
"Bukan ke saya, tapi sama orang tua saya"
"Saya minta maaf pak Wira, Bu Amira" ucap Ruri.
"Sudah lupakan aja, ayo lanjut makan" ucap Amira.
"Mendadak nafsu makan ku hilang" bisik Sena.
Shan menyenggol lengan Sena.
"Aku bener kan?"
"Lihat wallpaper hp kamu aja, kamu harus makan kalau sakit ntar gak bisa ketemu Husbu"
***
"Oh jadi kamu yang mau menghancurkan pernikahan putriku?"
"Denger yah jal*ng, kalau sampai pernikahan putriku batal. Aku gak akan segan-segan buat ngeviralin kamu, biar semua orang tau kalau kamu perempuan gak bener yang suka menggoda lelaki diluar sana"
"Maksud ibu apa? Saya kan udah buat kesepakatan sama anak ibu. Lo gak kasih tau ibu Lo? Gue kan udah janji gak bakal ganggu pernikahan Lo"
***
"Gugurin kandungan Lo dan pergi jauh dari sini"
Endingnya kayak terlalu maksa sih Thor, harus nya buat Ampe ratusan episode Thor... sayang banget Thor 😭 bakal kangen Ama jean and Shan huhuhu /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/