NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Sang Mafia

Penjara Cinta Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Mafia / Konflik etika / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:69.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!

"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"

Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.

Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?




IG otor : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bos misterius

Dokter Fahri mengajak Naya bicara di sebuah taman yang terdapat di dalam rumah sakit, mereka duduk di sebuah kursi kayu.

"Aku sudah dengar tentang semua yang terjadi dari berita yang beredar di TV dan internet. Apa semua berita itu benar?" tanya sang dokter.

"Sebagian benar, sebagian lagi tidak benar," jawab Naya.

"Lalu tentang foto itu?"

"Seseorang ingin menjebakku. Aku juga tidak tahu siapa yang melakukannya. Ayah meninggal setelah melihat berita itu, tanpa sempat kujelaskan yang terjadi sebenarnya. Dan Kak Rama menghilang begitu saja."

Dokter Fahri mengusap punggung gadis itu. "Aku tahu kau bukan gadis seperti itu."

"Kak Fahri percaya padaku, kan?" Kedua bola mata Naya mendadak tergenang cairan bening.

Membuat Dokter Fahri tersenyum. "Ada apa denganmu? Kau tidak biasanya memanggilku dokter. Aku mau kau memanggilku seperti biasa kau memanggilku."

"Aku malu. Aku tidak punya apa-apa lagi. Siapa yang mau berteman dengan gadis penyakitan sepertiku? Semua temanku, kecuali Mia menjauh dariku."

"Nay ... aku sudah merawatmu selama bertahun-tahun. Aku tahu bagaimana peri kecilku ini," ucap sang dokter seraya mengusap puncak kepala. "Kau adalah gadis yang sangat kuat."

"Tidak lagi."

"Oh ya, sekarang kau tinggal dimana?"

"Aku belum bisa bilang. Nanti aku pasti memberitahumu. Sekarang aku harus pulang dulu."

"Baiklah, tapi ingat jadwal kontrolmu. Jangan bandel."

"Baik Kak ... aku pamit dulu."

Setelah berpamitan, Naya segera beranjak menuju ke bagian administrasi untuk melakukan pembayaran. Namun, apa yang ia dapati di sana membuatnya terkejut.

"Mahal sekali, ini setengah dari uang yang di berikan Zian padaku."

Naya lalu membayar tagihan, lalu menuju apotek untuk menebus obat. Gadis itu harus kembali terkejut, karena uang yang tersisa tak cukup untuk menebus obat.

"Apa boleh aku menebus setengahnya dulu?"

"Tentu saja, Nona."

...**** ...

"Aku baru tahu kalau pengobatanku selama ini sangat mahal. Kalau suamiku tahu aku harus menjalani pengobatan semahal ini, dia pasti akan mengusirku dari rumahnya."

Menatap kendaraan yang lalu lalang, Naya menerawang. Masih lekat dalam ingatan ucapan Zian kemarin.

Kau tahu 'kan, aku bukan orang kaya, jadi jangan hamburkan uang itu untuk sesuatu yang tidak berguna.

"Kalau dia tahu aku menghabiskan uang yang dia berikan, dia pasti akan sangat marah. Aku harus bilang apa nanti?"

...***...

"Bagaimana mobil si Malapetaka itu? Apa sudah selesai?" tanya Zian, melirik Dimas yang masih berkutat dengan pekerjaan.

"Sedikit lagi, Bos."

"Cepat kau selesaikan! Mungkin tidak lama lagi dia akan menyerah dan memintaku menceraikannya."

"Baik, Bos."

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar ibumu?"

Mendadak wajah Dimas berubah sedih mendengar pertanyaan itu. Hela panasnya terdengar berat.

"Kata dokter ibuku harus menjalani operasi bypass. Kalau tidak, bisa membahayakan kesehatannya."

"Operasi bypass?"

"Iya, Bos. Kau tahu kan, operasi itu memakan biaya yang sangat mahal. Aku harus dapat uang itu darimana?"

"Memangnya berapa biaya yang kau butuhkan?"

"Pihak rumah sakit bilang, biaya operasi saja sekitar 150 juta, belum biaya perawatan dan lain-lain. Sepertinya aku harus menjual organ tubuhku pada seorang mafia perdagangan organ tubuh manusia, baru aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu."

Selama beberapa saat, Zian terdiam. Bayang-bayang masa lalu mulai terlintas dalam benak. "Berikan nomor rekeningmu. Akan aku Transfer biaya yang kau butuhkan untuk pengobatan ibumu sampai selesai."

Dimas tercengang. Menyorot sang bos penuh tanya.

"Kenapa kau diam?"

"Ti-tidak, Bos. Tapi ... Aku hanya ...."

"Cepat berikan nomor rekeningmu!"

"Bos serius?"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?"

Dimas kehilangan kata-kata. Ia baru menyebutkan nomor rekening setelah Zian beberapa kali bertanya. Bahkan ia terlihat belum percaya sepenuhnya.

"Aku sudah transfer. Kau bisa menggunakannya untuk berobat ibumu. Kalau kurang beritahu aku."

"Terima kasih, Bos," ucapnya masih tak percaya. "Kalau begitu aku akan mencicilnya dari gajiku."

"Aku tidak sedang memberimu pinjaman."

Darimana bos punya uang sebanyak itu, dia kan hanya seorang montir. Bos ini memang orang yang misterius. Aku tidak menyangka kalau dia punya uang sebanyak itu.

...****...

"Mau apa lagi kau kemari?" pekik Zian, kala melihat sosok yang tak ingin dilihatnya baru saja melewati pintu.

"Aku membawakan makan siang. Karena kau tidak pulang, jadi aku bawakan."

"Letakkan di situ saja!" ucap Zian, membuat Naya membawa paper bag ke meja.

Gadis itu duduk di kursi sambil memperhatikan Zian yang sedang sibuk bekerja.

"Kenapa kau masih di sini? Pulang sana!"

Naya tersenyum. "Apa boleh aku main ke rumah Mia?"

"Terserah! Aku sudah bilang kan, kau mau kemana itu urusanmu. Tidak perlu minta izin dariku."

Dimas terkejut mendengar nada bicara Zian yang sangat kasar itu, dia belum pernah sebelumnya mendengar bosnya itu bicara kasar pada siapapun. Dan sekarang laki-laki itu sangat kasar pada istrinya sendiri.

Naya melirik Dimas sekilas, lalu tersenyum. Seolah ingin menunjukkan bahwa dia tidak apa-apa walaupun Zian sangat kasar padanya.

"Aku pergi, ya." Naya lalu keluar dari bengkel itu, lalu segera pergi ke rumah Mia.

"Bos, apa kau sebenci itu pada gadis itu?" tanya Dimas.

"Kenapa kau masih bertanya? tentu saja aku sangat membencinya. Dia itu musibah bagiku."

Aku tidak mengerti kenapa Kanaya begitu menyukaimu, padahal dia sebenarnya gadis yang sangat cantik. Aku rasa dia bisa mendapatkan pria manapun yang diinginkannya. batin Dimas.

***

"Kau sedang apa, Nay?" tanya Mia saat melihat Naya mengintip Zian dari balik jendela kamar menggunakan teropong jarak jauhnya.

"Aku sedang melihat suamiku," jawab Naya singkat.

"Ya ampun. Nay... Kau bisa memandanginya di rumah setiap hari kan? Sekarang kalian kan serumah?"

Naya menghela napas panjang, "Ternyata kau benar, Mia... Dia itu super galak. Aku tidak bebas memandangi wajah tampannya selain mengintipnya dari sini."

Mia mengernyit, menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.

"Kau sudah gila, Nay... Pergilah berobat,!"

"Hehehe," Naya hanya terkekeh mendengar ucapan temannya itu. Kembali menatap Zian dari kejauhan.

Dia sangat sempurna. aku rasa, aku tidak akan bisa membuatnya jatuh cinta padaku. Dia sepertinya sangat membenciku.

****

Malam harinya...

Dengan perasaan berkecamuk, Naya mengetuk pintu kamar Zian. Lelaki itu membuka pintu setelah beberapa kali Naya mengetuknya.

"Ada apa?" tanya Zian.

Naya mematung setelah melihat raut wajah Zian yang tidak bersahabat. Dia merasa sangat takut memberitahu suaminya itu bahwa uang yang dia berikan sudah habis. Dengan nada bergetar, Naya pun mulai bicara.

"Apa kau masih punya uang? Uang yang kau berikan waktu itu, habis..." ucap Naya seraya menunduk.

Zian menghela napas kasar, lalu tersenyum sinis. Dia seperti menemukan sebuah senjata ampuh untuk meruntuhkan pertahanan gadis itu.

"Kau kemanakan uang yang aku berikan?"

Naya terdiam, entah harus menjawab apa. Dia tidak mungkin memberitahu Zian bahwa uang itu dia gunakan untuk biaya kontrol di rumah sakit. Bisa-bisa Zian akan mengusirnya. Begitu dalam pikiran Naya.

"Jawab aku! Kau punya mulut, kan?" teriak Zian membuat Naya terlonjak. "Sepertinya kau lupa kalau sekarang kau hanya istri seorang montir. Kau bukan lagi seorang tuan putri."

Zian bergerak maju, melangkahkan kakinya mendekat pada Naya, sedangkan gadis yang sedang ketakutan itu terus mundur kebelakang.

"Ma-maaf... Aku tidak sengaja menghilangkannya."

"Hilang? Kau pikir aku percaya? Kau pasti menggunakannya untuk bersenang-senang dengan teman-temanmu kan?"

Dengan cepat Naya menggeleng seraya tertunduk. Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Dulu dia seenaknya menghambur-hamburkan uang, namun tidak pernah sekalipun ayahnya memarahinya seperti Zian.

"Ti-tidak. Aku tidak bersenang-senang... Aku menggunakannya untuk ber-..." Naya tersadar, menggantung ucapannya. Dia hanpir saja keceplosan bicara.

Zian terkekeh pelan, namun terdengar menyeramkan bayi Naya.

"Aku tahu, anak orang kaya sepertimu terbiasa hidup mewah. Kalian terbiasa menghambur-hamburkan uang orang tua kalian. Kalian semua sama saja."

Zian lalu masuk ke kamarnya, sedangkan Naya mematung bersandar di dinding. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.

Jangan menangis, Naya! Dia hanya manusia biasa, dia berhak marah karena kau menghabiskan uangnya.

Tidak lama kemudian, Zian keluar dari kamarnya dan memberikan Naya sebuah amplop berisi uang dengan jumlah yang sama.

"Ingat, kalau kau menghambur-hamburkan uang lagi, maka aku akan menendangmu keluar dari rumah ini."

"Ba-baik."

Zian lalu kembali ke kamarnya, meninggalkan Naya yang masih mematung bersandar di dinding.

"Untung jantungku kuat."

****

1
jumirah slavina
dasarrrr Zin iprittttttt....
jumirah slavina
Thorrrrrrr trnyata tetap menguras emosi dan air mata.... ish... Zin iprit satu ini yahhhhh.... udah tau cerita tp ko' tetap nyesek... hhuuuuaaaaaaa
Azizach Samzain
alhamdulillah Q baca lagi..
dulu dah baca tapi ilang judulnya dan akhirnya semua judul mafia Q baca..
siapin tisu dan bergadang 😅
jumirah slavina
ish.... walaupun ini sdh yg k'2 Aku baca... dan udah tau ending'y.. tp Aku tetap aja kesal ma s' Zin ini... pen getok otak'y... hhuuuuaaaaaaa...
jumirah slavina
betul Mia... lebih tepat'y trgila² 🤦🤭🤣🤣
jumirah slavina
oleng s' Naya 🤦🤣
Ri Ri
jd Dimas ngiket Anita krna tkut ya?bkn krna mau sndiwrnya kliatan naturl
Ri Ri
ganteng loh si Dimas,gnteng versi lokal
Ri Ri
berarti bs sj Zian jth cinta sm Anita klo Anita menggodanya ya?
Ri Ri
Zian gnteng bet lg serius bgtu
Ri Ri
justru yg gk normal yg blm mnkh
Ri Ri
lagunya wali dik
Ri Ri
tp hebat sih Zian walaupun maskn Naya gk enak tetep dmkn ampe abis dn gk pernh protes jd ingat dlu pas dia blm tau klo Naya itu Kia, Naya tuh hrnya bjr mask biar lbh enk msknnya biar nnti klo Zian dh plng dia bisa bngga ma Naya krn msknnya sdh enk dmkn
Bahreil Ajah: mntapp
total 1 replies
Nadia safira
alurnya sedikit muter2 tapi tapi scara keselurhan bagus.
Anna Wong
Luar biasa
Tari Suherman
Kecewa
Tari Suherman
Buruk
win_salis
baca lagi kedua kalinya ..meskipun harus nangis kembali...suka dgn novelnya
Sulis Tyawati
whahaha hahahaaha.... nasib zian
Rizkha Nelvida
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!