MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Kebakaran

"minggir"

"Awas"

"Tambah airnya"

Teriakan dan jeritan menggema bercampur dengan lalu lalang manusia yang berusaha memadamkan kobaran api di sebuah rumah yang cukup megah. Pemadam kebakaran sudah tiba dan berusaha memadamkan api yang masih berkobar dengan semprotan air tiada henti. Beruntung ada beberapa sumber air milik warga yang bisa membantu sehingga bisa lebih cepat teratasi.

Butuh waktu 4 jam lebih bagi petugas damkar dibantu warga memadamkan api. Oh tentu saja belum dilakukan pembersihan puing dan lainnya.

Warga berusaha membantu membereskan puing yang berserakan di bagian luar garis polisi. Karena di dalam ada pihak kepolisian yang cek lokasi. Pak Hamid selaku RT membantu dan mengarahkan warga untuk mencari barang ataupun benda yang diselamatkan. Di saat mengarahkan warga itu Pak Hamid didatangi Bu Rami istrinya .

"Pak sebaiknya Bapak ikut pulang dulu. pak Daud sudah siuman dan langsung histeris" ucap Bu Rami dengan wajah terlihat cemas. Pak Hamid menatap istrinya dan langsung beranjak menuju rumahnya yang tidak terlalu jauh dari lokasi tanpa menjawab sepatah katapun. Bu Rami bergegas mengikuti suaminya itu kembali ke arah rumah mereka.

Pak Daud adalah pemilik rumah yang kebakaran dini hari tadi. Setelah berteriak histeris selama lebih dari sejam dan mengamuk berusaha masuk ke rumah mencoba menyelamatkan anak dan istrinya Pak Daud pingsan dan dibawa ke rumah Pak Hamid.

Ya di rumah besar tersebut ada istrinya Hana dan anaknya yang baru berusia 7 bulan yaitu Kinanti. Mereka berdua kemungkinan terjebak di kamar anaknya. Pak Daud keluar rumah saat api sudah membesar dan sulit dimasuki. Sementara art mereka Bi Inah dan suaminya mang Burhan kebetulan sedang berada di rumah kerabatnya yang akan mengadakan pernikahan di kecamatan sebelah.

Saat Pak Hamid dan Bu Rami pergi menuju rumah mereka sebuah mobil SUV hitam berhenti. Tak lama ada 3 orang yang keluar dan mencoba masuk melewati garis polisi namun di cegah petugas.

"Kami keluarga pemilik rumah ini" ujar salah satu dari mereka. Seorang perempuan sekitar tiga puluh tahunan yang terlihat anggun dan cantik.

"Tetap tidak bisa masuk Bu, sedang dilakukan pemeriksaan. Pemilik rumah ini dibawa ke rumah Pak Rt. Bisa coba kesana bu".ujar petugas.

"Keluarga Pak Daud ya Pak, Bu. Mari saya antar ke rumah Pak Hamid, Pak Daud dibawa kesana" Ujang salah satu warga langsung mendekati dan berbicara dengan mereka.

Ketiga orang tersebut langsung menengok ke arah Ujang dengan sedikit mengernyit, maklum Ujang sejak dinihari membantu pemadaman api dan membantu mengevakuasi beberapa tetangga terdekat Pak Daud. Meskipun hampir tidak terdampak karena jarak rumah tidak rapat, namun cukup melelahkan mengevakuasi manusia dan barang. Ujang seperti manusia yang tidak mandi selama tiga hari.

"Betul, bu silahkan diikuti dan temui di rumah RT" petugas polisi kembali menambahkan saat dilihatnya ketiga orang tersebut belum bergerak.

Akhirnya ketiga orang tersebut bergerak mengikuti Ujang menuju rumah Pak Hamid.

****

Di rumah Pak Hamid, terlihat Pak Daud tergugu menangis setelah tadi kembali histeris. Namun salah satu petugas kesehatan dari pihak kepolisian yang ada disana cukup sigap karena sebelum semakin  histeris Pak Hamid langsung disuntik obat penenang.  Dan saat ini hanya bisa menyandarkan badan di sofa ruang tamu Pak Hamid sambil memanggil nama istrinya Hana.

Saat kebakaran berlangsung, entah di mana anak dan istrinya, karena Pah Daud baru terbangun setelah api cukup besar dan terasa panas. Selain itu sudah banyak barang berjatuhan dan atap serta jendela kayu yang terbakar.

Pak Daud langsung keluar dan histeris sementara para warga baru berdatangan setelah kentungan di pukul para warga yang sedang ronda melihat kobaran api.

Sampai saat ini keberadaan Hana dan anaknya sama sekali belum jelas. Saat mencoba ada yang masuk mereka tidak bisa menemukannya, apalagi api semakin besar dan tidak bisa menjelajahi seisi rumah.

" Assalamualaikum,"

"Waalaikum salam, ada apa Jang?" Tanya Pak Hamid

"Ini Pak, saya antar keluarga Pak Daud Pak Hamid" jawab Ujang sambil mundur. Tak lama muncul ketiga orang yang diantarnya.

"Oh silahkan masuk" ujar Bu Rami mempersilahkan.

Ketiganya langsung masuk dan segera mendekati Pak Hamid yang berada di sofa

"Bang kamu terluka?" Tanya perempuan yang ternyata bernama Dina

" Abang selamat Din, tapi kakak dan keponakanmu tidak" jawabnya dan langsung disusul tangisan pilu yang kembali  keluar dari mulut pak Daud. Dina menghembuskan nafasnya berusaha tenang. Begitu juga dengan kedua orang laki-laki yang bersamanya.

"Abang tidak bisa menyelamatkan mereka dan sekarang belum tahu nasibnya seperti apa huhuhu...." pak Daud semakin keras menangis. Dina yang merupakan adik kandungnya mengusap lengan sang kakak berusaha menenangkan.

"Abang harus kuat ya bang. Sekarang lebih baik Abang ke rumah sakit saja dulu untuk dicek" Henry  yang juga adik kandung Daud berucap. Tak ada jawaban dari Daud hanya tangisan yang menyayat hati yang terdengar.  Semua yang di ruangan membiarkan Pak Daud menangis selama beberapa saat sampai akhirnya berhenti.

"Abang mau menunggu kabar pihak polisi yang melakukan pengecekan rumah. Abang harus tahu dan lihat kondisi Hana dan Kinan" jawabnya sedikit tenang.

Ketiga adiknya hanya diam.

" Bapak,ibu silahkan minum. Pak Daud juga ya. Saya siapkan sarapan Pak Daud supaya Bapak tetap sehat dan kuat." bu Rami keluar membawa beberapa gelas dan 2 teko yang terisi teh dan kopi. Lalu ada sepiring roti bakar  yang disiapkan untuk Pak Daud.

Pak Daud sebetulnya tidak berminat makan, namun atas desakan adik dan tetangganya akhirnya dia mau makan roti. Dia sadar ada banyak hal yang harus dilakukannya setelah ini.

***

Di lokasi kebakaran alias rumah Pak Daud, tim dari kepolisian akhirnya selesai memeriksa lokasi untuk diolah dan dicari kesimpulan penyebab kebakaran. Sementara tim inafis dari Polri sudah bersiap kembali. Di dalam ambulance saat ini ada 2 jenazah dewasa dan bayi yang gosong hampir tidak dikenali. Keduanya ditemukan di dapur. Kemungkinan besar mereka terbangun untuk menghangatkan susu buat si bayi. Dan saat kebakaran terjadi mereka tidak dapat menyelematkan diri, mungkin terlambat menyadari.

"Beres ndan, kami akan kembali ke kantor. Sebagian masih disini berjaga dan mengumpulkan bukti  lain untuk pendukung.  Wawancara dengan warga dan saksi pun sudah dilakukan"

Laporan itu terdengar dari salah satu anggota polisi yang ditanya oleh Kapolsek setempat. Setelah itu mereka kembali. Sementara Pak Martin selaku kapolsek didampingi dua anggotanya mendatangi rumah Pak Hamid.

Tentu saja selain memastikan kondisi Pak Daud, mereka perlu keterangan darinya selaku pemilik rumah.

Sementara itu Bi Inah dan Mang Burhan yang merupakan art di rumah Pak Daud juga baru tiba. Mereka segera berangkat ke rumah majikannya saat diberitahu oleh salah satu warga yang mengenalnya dengan baik.

Mereka berdua menangis dan terlihat shock melihat rumah majikannya yang sudah menjadi abu. Bi Inah langsung menangis histeris dan Mang Burhan memeluknya berusaha menenangkan istrinya. Meskipun matanya terlihat berkaca-kaca dia lebih bisa mengendalikan diri.

Beberapa warga yang ada disana mendekati mereka lalu mengucapkan belasungkawa dan berusaha menghibur. Setelah lebih dari tiga puluh menit meratapi rumah majikannya, mereka berdua beranjak menuju rumah Pak Hamid. Warga sudah memberitahu kalau Pak Daud ada di rumah Rt mereka. Bagaimanapun Bi Inah dan mang Burhan harus melihat kondisi mereka.

Saat datang ternyata Pak Daud sedang dipapah keluar menuju mobil yang mendekat. Rupanya salah satu adik Pak Burhan tadi mengambil mobil yang terparkir tak jauh dari rumah Pak Daud yang terbakar. Anggota Polisi pun tampak juga di belakang Pak Daud membersamai.

"Pak.." teriak Bi Inah lalu berlali dan bersimpuh di kaki Pak Daud. Tak ada kata yang sanggup diicapkan. Mang Burhan berjongkok dan memeluk istrinya. Lalu mengajaknya berdiri.

Pak Daud memejamkan mata lalu berkata.

"Tak apa Bi Inah, aku harus ke rumah sakit dulu. Kamu kembalilah ke rumah saudaramu itu. Aku akan segera menghubungi jika sudah kondusif "

"Maaf Pak" ujar Bi inah terbata-bata.

Pak Daud menepuk pundak Bi Inah dan melakukan hal yang sama pada Mang Burhan. Setelah itu baru masuk mobil dan menuju rumah sakit. Anggota polisi mengikuti mobil SUV hitam yang dikemudikan adik Pak Daud tersebut dengan mobil patroli. Mereka harus ikut ke Rumah sakit karena belum mendapatkan keterangan dari Pak Daud.

Sementara Bi Inah dan Mang Burhan menolak tawaran para tetangga untuk mampir dan beristirahat dahulu. Dia lebih memilih untuk kembali ke rumah kerabatnya.

Terpopuler

Comments

Heru Ardi

Heru Ardi

mantap, lanjuuut tor

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kebakaran
2 keluarga Bardi
3 pemakaman
4 Pertemuan
5 Buka waris
6 perselisihan
7 Pertarungan underground
8 Pertarungan Underground II
9 Informan
10 Pewaris Rahasia?
11 Mencari Ayumi
12 Masih mencari Ayumi
13 Menyingkap Tabir
14 Kebocoran informasi
15 penyekapan
16 Persilangan
17 Kotak perhiasan
18 Kado untuk Halima
19 Gosip
20 Mata-mata
21 Pengintaian
22 Pertemuan
23 Rencana perjodohan
24 Penyelidikan
25 Tabir Mela
26 Misi dimulai
27 Permainan Karin
28 Pesona Karin
29 Siapa Nani
30 Mencari sekutu
31 Berbagi rahasia
32 Pemegang rahasia
33 Rencana keluarga Bardi
34 Siapa Ayumi
35 Bertemu Ayumi
36 Menemukan Ayumi
37 Membuka Tabir Ayumi
38 Laporan Bi Inah
39 Pernikahan Adnan dan Julia
40 Double Job
41 Mencari Julia Hanami
42 Julia Hanami Sasmita
43 Pertalian
44 Hadi
45 Membawa Mela
46 Relasi yang terkuak
47 Dibalik pernikahan Hana-Daud
48 Rencana Pengambil Alihan Aset
49 Rencana Karim
50 Dibalik perceraian Hana II
51 Rahasia Daud
52 Dibalik kehamilan Hana
53 Daud kalah langkah
54 Kekalahan Daud
55 Targeting Hanif
56 Rahasia Karin
57 Misi yang terbongkar
58 Pesan rahasia untuk Karin
59 Reaksi cctv bocor
60 Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61 Fling
62 Pertemuan Hadi dan Hanif
63 Peringatan Hadi
64 Kepindahan Siska dan Ibunya
65 Pembatalan
66 Rahasia Daud terbongkar
67 Rahasia yang tersebar
68 Taktik
69 penjualan saham
70 Pengambil alihan saham
71 Kejutan dari Rania
72 Lobi meja makan
73 Daud korupsi
74 Perebutan Saham
75 Bardi Kehilangan kesemoatan
76 Gebrakan Arsyad dan Lina
77 Pembersihan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kebakaran
2
keluarga Bardi
3
pemakaman
4
Pertemuan
5
Buka waris
6
perselisihan
7
Pertarungan underground
8
Pertarungan Underground II
9
Informan
10
Pewaris Rahasia?
11
Mencari Ayumi
12
Masih mencari Ayumi
13
Menyingkap Tabir
14
Kebocoran informasi
15
penyekapan
16
Persilangan
17
Kotak perhiasan
18
Kado untuk Halima
19
Gosip
20
Mata-mata
21
Pengintaian
22
Pertemuan
23
Rencana perjodohan
24
Penyelidikan
25
Tabir Mela
26
Misi dimulai
27
Permainan Karin
28
Pesona Karin
29
Siapa Nani
30
Mencari sekutu
31
Berbagi rahasia
32
Pemegang rahasia
33
Rencana keluarga Bardi
34
Siapa Ayumi
35
Bertemu Ayumi
36
Menemukan Ayumi
37
Membuka Tabir Ayumi
38
Laporan Bi Inah
39
Pernikahan Adnan dan Julia
40
Double Job
41
Mencari Julia Hanami
42
Julia Hanami Sasmita
43
Pertalian
44
Hadi
45
Membawa Mela
46
Relasi yang terkuak
47
Dibalik pernikahan Hana-Daud
48
Rencana Pengambil Alihan Aset
49
Rencana Karim
50
Dibalik perceraian Hana II
51
Rahasia Daud
52
Dibalik kehamilan Hana
53
Daud kalah langkah
54
Kekalahan Daud
55
Targeting Hanif
56
Rahasia Karin
57
Misi yang terbongkar
58
Pesan rahasia untuk Karin
59
Reaksi cctv bocor
60
Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61
Fling
62
Pertemuan Hadi dan Hanif
63
Peringatan Hadi
64
Kepindahan Siska dan Ibunya
65
Pembatalan
66
Rahasia Daud terbongkar
67
Rahasia yang tersebar
68
Taktik
69
penjualan saham
70
Pengambil alihan saham
71
Kejutan dari Rania
72
Lobi meja makan
73
Daud korupsi
74
Perebutan Saham
75
Bardi Kehilangan kesemoatan
76
Gebrakan Arsyad dan Lina
77
Pembersihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!