NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Babon yang masih duduk dengan suasana lorong yang gelap dan dingin membuat dia bertanya kepada Anila yang tampak santai.”Anila apa kamu tahu kita akan pergi ke makam siapa disini?,”ucap Babon.

“Aku juga kurang tahu sih, mungkin ada kaitan dengan kisah dari batu berukir diluar sebelumnya,”ucap Anila.

“Jika ini adalah makam mereka berdua, bukan akan ada bahaya yang datang,”kata Babon.

“Itu bisa jadi sih. Apa kamu takut sekarang,”ucap Anila yang santai.

“Anda juga tahu kalau aku disini juga ingin mendapatkan penghasilan dari makam ini. Tapi anda tidak takut hanya kita berdua disini loh,”ucap Babon.

“Takut sih ada. Tapi aku membutuhkan petunjuk dari makam ini untuk mencari tahu tentang raja bodoh itu,”ucap Anila.

“kenapa anda berkata seperti itu. Dia adalah raja Armaan Ash bukan kenapa anda  mengatakan raja bodoh. Apa anda tidak takut kalau kamu dihukum oleh Sang pencipta,”ucap Babon.

“Untuk apa takut dengan raja bodoh yang sudah menyeret orang lain ke dalam masalah,”ucap Anila yang tampak kesal sendiri. Babon melihat wajah Anila yang sama sekali tidak suka dengan Raja Armaan ini hanya bisa diam.

“Sekarang kita pergi lurus saja bukan. Ayo kita kembali berjalan,”ucap Babon. Anila yang setuju segera berjalan dengan senter yang membantu mereka melihat ke dalam kegelapan lorong yang gelap.

Babon melihat kedepan yang gelap hanya ada lorong berubin saja yang mereka lihat, tidak ada yang lain.”Apa kamu yakin ini jalan yang tepat,”ucap Babon.

“Kenapa kamu banyak tanya ya Babon berbeda saat diluar tadi. Kamu tenang saja ini jalan yang aman. Kita tidak akan bertemu dengan musuh disini. Tapi kalau kamu sembarangan menyentuh di sini kita bisa saja bertemu dengan hewan beracun di sini,”kata Anila memberitahukan. Babon yang tadi hendak menyentuh dinding tidak jadi dengan tangan dia tarik kembali.

Di sisi lain kelompok Baki yang sudah masuk ke dalam pintu masuk mulai berjalan kembali.”Aku tidak sangka kita bisa sampai disini dengan selamat,”ucap Bani.

“Itu benar kalau sedikit saja kita tidak cepat. Kita bisa menjadi santapan semuat berwaran itu,”ucap Hanan dengan tubuh yang merinding.

“Kalau kalian ingin selamat jadi dengarkan saja kata kami,”ucap Belisama.

Dimana Belisama berjalan didepannya. Baki mendekat ke arah Harits,”Apa Anila juga masuk ke makam ini juga,”bisik Baki.

“Seharusnya iya, bukan satu jalur ya,”ucap Bani.

“Tapi dia ada dimana. Kita tidak melihat dia sama sekali di sini ada jejak dari dia,”ucap Hanan. Tapi saat mereka berdebat tentang keberadaan Anila. Harits merasakan langkah kaki didepan dia yang sedikit jauh.

“Ada apa Harits. Apa kamu merasa gelisah dengan Anila,”ucap Bani.

“Tidak, dia baik saja didepan sana,”kata Harits kembali berjalan dengan tenang. Baki, Bani dan Hanan hanya bisa terdiam mendengar kata dari Harits. Tapi disisi Anila yang masih berjalan ke depan merasakan kalau kelompok Baki ada di belakang mereka.

“Ada apa Anila,”ucap Babon melihat Anila menoleh.

“Tidak ada,”ucap Anila. Mereka terus berjalan hingga di satu lorong Babon melihat ada lukisan di dinding.

“Anila lihat ini lukisan ini. Tampak bagus,”ucap Babon yang hendak menyentuhnya.

“Babon kamu tidak lupa bukan dengan kata yang aku ucapkan sebelum masuk ke sini,”ucap Anila mengingatkan. Babon segera menarik tanganya. Anila melihat lukisan itu sempat terdiam. Dia juga mengambil beberapa gambar di dinding. Tapi saat mereka menjauh sedikit dari lukisan pertama ada lukisan lain.

“Bukan ini aneh kalau ada lukisan lain. Apa ini kisah dari pemilik makam ini,”kata Babon.

“Kurasa yang kamu tebak itu bisa jadi benar,”kata Anila yang mengambil. Setelah mereka melewati lorong yang penuh lukisan di dinding mereka di temukan lorong bercabang kembali.

“Jalan mana yang harus dilewati sekarang?,”kata Babon.

Anila melihat ke peta yang di gabungkan dengan gambar yang dia lihat sebelumnya. Anila memilih jalan ke kanan dari tangannya.”Kita ke sini,”ucap Anila dengan santai. Babon hanya mengikuti saja dengan damai. Tapi sementara itu kelompok Baki berhenti karena jalan yang dilalui oleh mereka berjabang.

“Kemana kita pergi sekarang,”ucap Hanan.

“Kita bagi saja menjadi dua kelompok,”ucap Belisama.

Harits melihat lorong yang lurus didepanya memperhatikan semua sisi hingga Belisama berkata,”Baki kita pilih disini Harits terus saja ke depan bagaimana?.”

Harits mendengar itu tidak kebertan dengan perkataan Belisama. Bani hendak ingin ikut Harits di hentikan.”Kamu tetap bersama Baki saja. Aku akan pergi sendiri ke arah ini,”kata Harits.

“Apa kamu yakin pergi ke sana sendirian,”ucap Baki merasa enggan dengan kata Harits.

“Aku akan baik saja,”ucap Harits berjalan dulu disusul oleh beberapa tentara darai Belisama yang hendak menjalankan misinya.

“kenapa kamu diam saja. Ayo pergi ke sana,”ucap Belisama merasa senang kalau Baki dan Harits bisa dipisahkan sehingga dia bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat pergi ke aula utama makam.

Tapi Baki yang tahu niat dari Belisama hanya bisa diam saja.”Kalau begitu ayo Baki kita berjalan di depan,”ucap Bani. Hanan yang juga ikut dengan mereka berdua. Harits yang memutuskan memilih jalan lurus karena tanda dari Anila dia lihat kembali.

Di depan Anila yang berhenti tersenyum. Ayo kita percepat langkah kita,”ucap Anila.

“Ada apa dengan kamu Anila. Apa ada musuh di belakang sana,”kata Babon.

“Mereka membuat dua kelompok berbeda untuk melihat lorong. Di belakang kita ada kelompok itu sekarang,”ucap Anila. Babon yang paham hanya mengangguk dan berjalan lebih cepat. Tepay di ujung jalan mereka berhanti karena tidak ada jalan lain.

“Tidak ada jalan sekarang,”ucap Babon.

“Tenanglah,”ucap Anila segera melihat dinding sebelah kanan dia. Setelah di perhatikan dengan seksama Anila menekan satu ubin batu membuat pintu terbuka.

“Aku tidak sangka ada pintu disini,”ucap Babon yang terkejut. Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang tampak aneh.

“Anila di sini tidak ada peti disini. Kurasa bukan disini tempatnya,”ucap Babon.

“Aku tahu kalau ini bukan tempatnya. Tapi kita lihat saja struktur ruangan ini. Jangan menyentuh apa pun disini, Babon,”kata Anila yang tidak memperhatikan sikap aneh dari Babon.

Anila yang tidak mendengar jawaban dari Babon merasa aneh sehingga dia menoleh. Dia melihat Babon seperti terpengaruh oleh sesuatu. Segera Anila bergegas mendekat ke arah Babon dan menariknya.

“Hai Babon sadarlah,”ucap Anila sambil menariknya. Tapi Babon sama sekali tidak mendengar suara Anila. Anila melihat ke arah mata Babon tuju. Anila segera memberikan bubuk ke wajah Babon untuk membuatnya sadar.

Babon yang kembali sadar terbatuk karena bubuk. Babon melihat ke arah Anila sambil marah,”Hai Anila kamu gila apa memberikan bubuk ini ke wajahku.”

“Kamu ini sudah di tolong masih saja marah. Kalau kamu tidak melihat guci itu. Kamu tidak mungkin terpengaruh mental kamu,”kata Anila menjelaskan sambil melepaskan krah yang dia tarik.

“Apa aku terkana mental hanya melihat guci itu, Bagaimana bisa?,”ucap Babon yang tidak percaya.

“Kalau tidak percaya aku bisa menujukan kamu sesuatu dari guci yang kamu lihat itu, bagaimana?,”kata Anila tapi apa yang akan mereka temukan di guci itu?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!