NovelToon NovelToon
Revenge Took Me To Hell

Revenge Took Me To Hell

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:566
Nilai: 5
Nama Author: nerissa ningrum

Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging


"Kamu jatuh hati pada orang salah"

Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Kerja

Danica merapihkan belanjaannya untuk di simpan di dapur, baru setelah itu ia membersihkan diri setelah bepergian dari luar dan merasa badannya lengket setelah cukup lama berada di luar

Danica melepas bajunya dan berjalan ke arah kamar mandi tanpa mengincinya, sebab ia merasa tak masalah untuk karena ia kan tinggal seorang diri di apartemen, tangannya ber geram memutar keran dan berdiri di bawa shower sehingga air turun mengguyur tubuhnya, pikirannya terus berkelana untuk memikirkan cara mendekati keluarga Lucas dan Dario yang jadi targetnya untuk balas dendam

"bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kepercayaan mereka jika aku saja memulai dari bawah" Danica memang mendapatkan rekomendasi dari salah satu dosen tempat ia menempuh pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan Lionel tapi bukan berarti ia akan mendapatkan posisi di mana dirinya akan sering bertemu dengan Lionel karena memang ini adalah pengalaman pertamanya bekerja di negeri orang

Danica memang pernah bekerja di Swedia, tempat kelahirannya tapi itu tidak menjamin bahwa kemampuannya akan di akui di negara yang jelas tidak ia kenal sama sekali dan hanya tahu sebatas dari berita di dunia maya yang tidak bisa ia jamin kebenarannya seratus persen

"ah sudahlah" Danica mengenyahkan pikiran yang terus mengusiknya dan akan memikirkannya secara perlahan nanti agar ia tidak stress

***

Danica memakai pakaian santai dengan kaos oversize dengan celana pendek yang mempertontonkan kaki jenjangnya yang begitu mulus dan bersih

Satu yang mungkin ia syukuri dari sang ayah karena memberikan gen tinggi badan untuknya sebab jika mengikuti sang ibu ataupun neneknya, mungkin Danica tidak akan setinggi ini

walaupun mungkin di Swedia banyak yang setinggi dirinya, tapi untuk di Indonesia dengan tinggi 178 cm itu cukup membuatnya menonjol di banding wanita asli Indonesia yang kebanyakan hanya memiliki tinggi kisaran 150-170 cm

Danica mencepol rambut panjangnya agar bisa dengan mudah untuk memasak untuk makan siangnya yang di bilang cukup terlambat. Pasta menjadi pilihannya untuk saat ini, karena masakan itu yang menurutnya paling cepat dan mudah untuk di masak olehnya yang jarang memasak

masih sibuk memasak tiba-tiba ponselnya berdering "siapa ini" Danica tidak mengenal nomor kontak yang menghubunginya tapi tak urung menghentikan Danica untuk mengangkat panggilan itu

"Hallo" ucap Danica ketika mengangkat panggilan yang baru saja ia angkat dan belum ia ketahui siapa yang menghubunginya

"apa ini nona Danica " terdengar suara seorang pria muda menanyakan Danica

"iya, saya Danica, ini dengan siapa ya" tanya Danica dengan sopan

"saya Bara asisten tuan Lionel, tuan Lionel sudah membaca surat rekomendasi yang anda antarkan dan anda di minta untuk datang ke kantor besok pagi " ucap Bara langsung pada intinya

Danica cukup senang mendengar kabar itu dari Bara "baik tuan Bara saya akan datang ke kantor besok pagi " Danica cukup lega mendengar kabar dirinya untuk di minta ke kantor besok pagi

"besok anda minta pihak resepsionis untuk mengarahkan anda ke ruang HRD, nanti di sana anda akan di arahkan ke tempat kerja anda" ucap Bara lagi

"terima kasih banyak tuan Bara " ucap Danica dengan senyum lebarnya

"sama-sama nona Danica, kalau begitu saya tutup telponnya " ucap Bara

"tolong sampaikan rasa terima kasih saya pada tuan Lionel " ucap Danica

"baik nona, nanti akan saya sampaikan " panggilan pun segera berakhir

"Yes" teriak Dania dengan gembira karena satu langkah sudah ia pijaki untuk menuju tujuan utamanya demi menuntut balas untuk kehidupan mamanya yang di bilang kurang baik karena ulang seseorang

***

Danica yang sudah memakai setelan rapihnya, berjalan menuju kantor utama King Group dan langsung mengatakan pesan dari Bara agar dirinya di bawa ke ruang HRD pada petugas resepsionis

"anda akan di tempatkan di bagian marketing sesuai dengan bidang anda " ucap salah satu penanggung jawab di HRD ketika mengarahkan Danica ke ruang kerja baru Danica di bagian marketing

"selamat pagi semua " penanggung jawab HRD menepuk tangannya untuk mengkode para pekerja agar fokus pada dirinya

"perkenalkan ini Danica Xavier, pekerja baru di divisi satu " ucap penanggung jawab HRD itu

Penanggung jawab HRD menunjuk seorang pria muda dengan aura dingin tak jauh dari posisi mereka berdiri "dia adalah Dody, ketua divisi satu, semua pekerjaanmu ada di bawah kendalinya, jadi silahkan diskusikan semua pekerjaanmu padanya" petugas resepsionis tersebut langsung pergi setelah menyerahkan Danica pada Dody

Danica membungkuk hormat pada Dody " perkenalkan saya Danica Xavier" Danica memperkenalkan diri dengan nada sopan pada Dody yang jelas menatapnya tak suka namun Danica mana mau ambil pusing akan hal itu

Dody menatap Danica dengan tatapan sinis "bagaimana kamu bisa masuk kerja di sini padahal sekarang sedang tidak dalam masa merekrut pegawai baru, kamu pakai orang dalam ya" tuding Dody langsung pada intinya

Danica menampilkan senyum tipisnya, tak ingin terganggu dengan tudingan orang yang baru pertama kali ia temui "mungkin bisa di bilang pakai orang dalam karena saya masuk ke perusahaan ini atas rekomendasi dosen saya yang kebetulan juga pernah jadi dosen tuan Lionel " balas Danica

"kamu juga lulusan Cambridge " ada rasa tak percaya dari Dody bahwa Danica lulusan kampus yang sama dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja

Danica menggelengkan kepalanya " bukan kambus yang sama, saya lulusan University of Gothenburg, kebetulan tuan Smith Jhonson mengajar di kedua kampus itu " jelas Danica akan kampus yang ia tapaki untuk menyelesaikan jenjang S1 nya

"OH" jawab Dody singkat

Biarpun kampus Danica tidak sebagus kampus bosnya tapi bukan berarti itu kampus jelek, jadi ia akan mengawasi kinerja Danica dengan ketat setelah ini agar nantinya ia tidak perlu di repotkan jika ternyata Danica minim kemampuan

"ya sudah kamu duduk di kursi kosong itu" tunjuk Dody pada kursi kosong yang berada di bagian ujung

Danica melirik ke arah telunjuk Dody "baik tuan, terima kasih" Danica segera berjalan ke kursi yang kosong tersebut dan menyempatkan diri untuk berkenalan dengan teman di sebelahnya

Danica mengangkat tangannya untuk mengajak berjabat tangan "Danica, salam kenal " ucap Danica dengan ramah

Teman di sebelah Danica balas menjabat tangan Danica "namaku Ema, salam kenal juga Danica " balas Ema tak kalah ramah

"ini" Dody datang dengan setumpuk berkas dan langsung meletakan dengan kasar di depan meja kerja Danica "pelajari ini baik-baik, dan aku akan menguji sejauh mana kamu belajar " ucap Dody dengan datar

Danica melihat dari atas sampai bawah tumpukan berkas tersebut " sebanyak ini tuan " tanya Danica yang cukup terkejut melihat tinggi tumpukan di depannya yang mungkin ada 50 cm karena hampir menutupi kepalanya

"kenapa, gak bisa, kalau gak bisa tinggal keluar saja" ketus Dody menunjuk ke arah pintu "itu jalan keluarnya " lanjut Dody

"bukan seperti itu tuan, saya cuma mau memastikan saja " Danica memaksakan senyumnya kepada Dody dengan canggung

"ya sudah pelajari dengan baik, setelah saya mengetesmu besok baru saya akan memberikan pekerjaan apa yang sesuai untuk kamu " ucap Dody yang egera berlalu pergi dari pandangan Danica

"baik tuan" dengan terpaksa Danica mulai mempelajari setiap isi berkas di hadapannya

"sabar ya Danica" ucap Ema dengan wajah mengiba "pak Dody emang begitu kalau sama orang yang masuk dengan jalur koneksi, soalnya biasanya kalau yang masuk pakai jalur koneksi itu kerjanya lambat dan pak Dody biasanya minta di pindah atau di pecat bila perlu " ucap Ema dengan jujur

"emang perusahaan ini sering masukin pegawai jalur koneksi " tanya Danica

"ya begitu lah, tuan Lionel itu gak terlalu mengurus perusahaan ini, cuma sekedar tanggung jawab saja karena ini warisan kakeknya tuan Lionel, dia mah lebih suka hal yang menantang adrenalin " ucap Ema

"oh begitu " satu informasi baru akan ia catat baik-baik demi mendekati Lionel nantinya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!