Dear My Ex Husband..
Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..
Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..
Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..
...
Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.
Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..
"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Memiliki Lagi
Mario tersenyum masam saat melihat makanan yang di belikan Namira "Kamu sengaja membelikan ini untukku?"
Namira menggedikkan bahu "Anda tidak memberi tahu saya harus membeli apa, pak.. jadi maaf kalau saya tidak tahu apa yang anda sukai.."
Mario mengangguk di tatapnya Namira masih dengan raut lembut yang selalu membuat Namira luluh dulu, itu dulu tapi untuk sekarang jangan berharap Namira akan tergugah "Baiklah.. karena Nami yang membelikannya akan aku makan, terimakasih.." Mario mulai makan meski baru satu suap dahinya sudah berkeringat, Namira menelan ludah saat Mario mulai terlihat kepedasan, Namira tahu Mario paling tidak bisa memakan pedas, tapi Namira sengaja membelikannya, ayolah seperti kata Mario dia paling tahu apa yang di sukai Mario, dan Namira tidak ingin di sebut mantan yang tidak bisa move on, meski nyatanya memang benar, tapi apa jadinya jika dia masih mengingat kesukaan mantan.
Namira memejamkan matanya saat Mario mulai tersedak karena pedas, dahi nya berkeringat dengan bibir yang sudah memerah tapi Mario tetap tersenyum ke arah Namira, hati Namira serasa diremas, nyatanya dia selalu tak bisa melihat Mario kesakitan atau menderita.
"Berhenti memakannya!"
Mario menggeleng "Tidak apapun yang Namira berikan aku akan memakannya"
"Apa jika aku beri kamu racun kamu juga akan memakannya.." Namira menatap tajam Mario yang juga menatapnya dengan raut kepedasannya.
"Tentu saja, jika itu bisa membuat kamu memaafkan aku.."
Namira memejamkan matanya, lalu menyingkirkan ayam betutu pedas yang sengaja Namira beri sambal banyak agar lebih pedas lagi untuk membuat Mario setidaknya jengah, namun bukannya menyerah tatapan Mario tetap saja seperti itu, lembut dan penuh harap.. ada apa dengan pria itu..?
Mario tersenyum saat melihat Namira menyingkirkan piring di depannya, dia tahu Namira mengkhawatirkannya, hanya saja wanita itu gengsi mengatakannya.
"Apa mau bapak sebenarnya?"
"Maafkan aku Namira.."
"Jika ini tentang masalah pribadi kita, tidak ada yang perlu di maafkan, bukankah kita berpisah secara baik- baik.."
"Aku hanya merasa aku terlalu menyakitimu"
Namira membuang muka, tentu saja bagaimana tidak sakit, di buang saat sedang sayang- sayangnya, tapi Namira tak ingin memarahi takdir cintanya yang begitu kejam "Saya harap, anda tidak mengungkit masalah pribadi kita lagi, semua sudah selesai.. dan saya harap cukup kita yang tahu bahwa kita pernah memiliki hubungan, terlebih saya tidak ingin ada yang salah faham nantinya.."
"Nami.. bisakah kita kembali seperti dulu?" Namira mengerutkan dahinya.
"Aku sangat merindukan kamu" Mario menatap dalam mata Namira.
"Apa maksud kamu?"
"Ayo kembali bersama.."Namira membelalakan matanya lalu tertawa miris.
"Lalu istri kamu..?"
"Dulu kita juga melakukannya tanpa ikatan.."
"Dan itu yang aku sesali seumur hidupku!" Namira berkata dengan geram, entah suaranya akan terdengar sampai keluar atau tidak, Namira tidak perduli kenapa semakin berumur Mario semakin brengsek.
Jika dulu Namira melakukan kesalahan setelah mereka bercerai, kali ini Namira tidak akan lagi terjerumus dengan nafsu sesaatnya, apalagi situasinya berbeda jika dulu Mario masih berstatus duda, kali ini Mario berstatus suami orang dan Namira tidak ingin di cap sebagai perusak rumah tangga orang.
"Kalau begitu kita bisa menikah.." Namira menggeleng pelan, tak percaya dengan apa yang Mario katakan, apa pria itu akan menjadikannya yang kedua, apa Mario sudah tidak waras?.
"Jika tidak ada yang anda butuhkan lagi, saya harus mulai bekerja kembali.." Namira memilih mengabaikan kata- kata Mario yang terakhir, jam makan siang sudah selesai, dan di luar ruangan Mario karyawan sudah mulai berdatangan.
"Nami.." Mario menggenggam tangan Namira.
"Tolong jangan anggap saya wanita murahan Pak.."
"Tidak begitu Nami.. banyak yang kamu tidak tahu tentang ku, ayo bicara dan aku bisa jelaskan semuanya.."
Namira menyentak kasar tangannya "Saya sudah tidak peduli dengan apapun tentang anda .."
Mario meremas rambutnya frustasi, dia tak tahu kenapa dia harus mengajak Namira berselingkuh, tentu saja hubungan apa lagi yang di jalani disaat dia mempunyai ikatan sebagai suami wanita lain, tapi Mario tidak bisa kehilangan Namira.
Saat melihat Namira kembali pertama kali, yang Mario pikirkan adalah bagaimana caranya memiliki Namira kembali. Mario begitu merindukan Namira, bayangkan saja rindu yang terpendam selama empat tahun dan kini saat Namira ada di hadapannya tentu saja yang Mario inginkan adalah memiliki Namira kembali, kenapa dulu Mario tidak mencari Namira, alasannya karena jika Mario melihat Namira dia bisa gila seperti sekarang.
Rasa begitu ingin memiliki yang begitu besar datang lagi dalam diri Mario.
....
mau dibawa kemana🤭
Like...
Komen..
Vote..
sungguh km mmbagongkn...
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....