Ketika Bos Dingin Jatuh Cinta (Devano Hanoraga)

Pagi hari menjelang, saat akan bangun dari pembaringannya, Yesica merasa sakit luar biasa pada bagian intimnya. Ia memekik pelan hingga membuat Devano terbangun.

“Are you oke?” tanyanya.

“Aku ingin ke kamar mandi, tapi rasanya sakit sekali,” ucapnya dengan meringis menahan sakit.

“Maaf,” ucap Devano merasa bersalag.

“Untuk apa meminta maaf, toh cepat atau lambat pun aku juga akan menyerahkannya pada suamiku.” Yesica tersenyum, ia kini sudah mulai terbiasa berbicara santai dengan Devano yang kini sudah menjadi suaminya.

“Aku akan menyiapkan air hangat untukmu berendam. Aku dengar air hangat dan sedikit aroma mawar bisa merelakskan. Kamu tunggu di sini sebentar, nanti akan kugendong.” Devano bangun dan memakai celananya, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.

Setelah selesai, Devano menghampiri Yesica yang masih terbungkus selimut lalu menggendongnya ala bridal style untuk membawanya menuju kamar mandi.

“Ah, Tuan. Aku belum memakai apa pun,” pekik Yesica saat Devano menggendongnya tanpa selimutnya.

“Apa yang kau takutkan? Aku sudah melihat semuanya, aku bahkan sudah menik*atinya. Dan yah, jangan panggil aku Tuan atau aku akan memakanmu saat ini juga,” ucap Devano membuat wajah Yesica memerah, ingin sekali rasanya Devano tertawa tapi ia urungkan.

Sampai dikamar mandi, Devano meletakan tubuh polos Yesica perlahan ke dalam bak mandi.

“Berendamlah, aku akan mengganti sepreinya. Nanti jika sudah selesai panggil saja aku,” titah Devano.

“Biar saya saja yang mengganti seprainya, Mas,” ucap Yesica, ia merasa tak enak jika suaminya yang mengganti seprai bekas ia dan Devano bergelut semalam, apalagi Devano adalah Bos besar dari perusahaan ternama dan juga tersukses di negaranya, apa kata orang nantinya jika mengetahui Bos yang dikagumi banyak saingan bisnis dan juga wanita itu mengganti seprei bekas malam pertamanya, begitulah kira-kira pikiran Yesica.

“Kamu meremehkanku? Apa kamu pikir aku tak pernah melakukan pekerjaan rumah hanya karena aku seorang Bos? Turuti perintahku, berendamlah agar rasa sakitnya berkurang. Jika sudah selesai panggil aku, kalau kamu sampai berjalan sendiri keluar dari kamar mandi maka aku akan mengikat kakimu,” ancam Devano membuat Yesica bergidik ngeri, padahal ia hanya menggertaknya saja agar menurutinya.

“Ba-baik,” sahut Yesica pasrah.

Devano tersenyum dan pergi meninggalkan Yesica, ia benar-benar mengganti seprai yang dipakai saat malam pertama semalam. Ia tersenyum kala melihat noda darah di seprai putih bersih tersebut.

“Akan kucuci seprai ini dan menyimpannya sebagai kenang-kenangan bahwa kau adalah wanita pertama untukku,” gumamnya membawa seprei itu menuju mesin cuci, Devano benar-benar mencucinya sendiri dan menjemurnya.

Sekilas jika dilihat Devano memanglah seorang Bos besar yang dingin dan kejam. Sifatnya yang selalu ingin serba bersih dan sempurna membuat dirinya sulit menerima hal baru. Maka dari itu, selain Kris yang diizinkan masuk ke dalam kamarnya tak ada satu orang pun yang diperbolehkannya.

Namun, saat ini berbeda dengan kehadiran Yesica, ia menerima apa pun yang ada dalam diri Yesica. Mau itu sifat atau sikap Yesica, semuanya menjadi tak masalah bagi dirinya. Ia tak menyadarinya jika hatinya pun sebenarnya juga sudah memilih Yesica untuk bertakhta.

“Apakah sudah selesai?” tanya Devano yanv baru selesai menjemur seprei, ia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh istri kecil ya itu hingga belum juga memanggilnya.

“Hm, aku baru akan memanggilmu tapi kamu sudah datang terlebih dulu,” sahut Yesica beralasan.

“Baiklah kalau begitu, aku akan menggendongmu.” Devano mengambil handuk dan menggendong tubuh polos istri kecilnya, ia tak mempedulikan tubuhnya yang basah akibat menggendong Yesica.

“Keringkanlah tubuhmu, aku akan menyiapkan pakaianmu,” titahnya.

“Mas, biar aku saja,” ucap Yesica mencegah Devano untuk mengambilkan pakaiannya, ia membayangkan kala Devano memegang pakaian dalamnya.

“Kenapa? Kamu malu dengan pakaian dalammu? Aku yang membereskannya ke dalam lemari pun tak malu,” tanya Devano mengakui kalau yang membereskan semua pakaian dan pakaian dalam yang baru adalah dirinya, sontak hal itu membuat Yesica terperangah.

‘What! Bos besar Emerald Jewelry membereskan baru dan pakaian dalam milik istri sirinya. Apakah dunia ini sebentar lagi akan kiamat,’ pekik Yesica dalam hati.

“Keringkan tubuhmu atau nanti kau akan masuk angin.” Devano kembali berjalan menuju walk in closet untuk menyiapkan pakaian untuk istri kecilnya.

Ia keluar dari walk in closet dengan membawa dresh cantik berwarna peach lengkap dengan pakaian dalamnya, tentu saja hal itu membuat Yesica sangat malu.

“Pakailah, aku keluar sebentar. Ingat, jangan turun dari tempat tidur atau aku akan mengikat kakimu,” ucapnya mengingatkan kembali dengan sedikit ancaman palsu, tak mungkin juga ia tega mengikat kaki istri kecilnya itu.

Meski Devano terkenal kejam, tapi jika berhadapan dengan wanita ia akan menghargainya. Jika karyawan prianya melakukan kesalahan seperti korupsi, maka ia akan meminta kompensasi dari tubuh pria itu. Namun, jika itu karyawan wanita mala ia hanya akan menjualnya kepada mucikari.

Yesica menuruti ucapan suami tampannya itu, ia mengeringkan rambutnya dan memakai pakaiannya segera agar saat Devano kembali ia sudah tak dalam keadaan polos lagi.

Selesai dirinya memakai baju, pintu terbuka dan menampilkan Devano yang datang dengan membawa nampan berisi sarapan untuk dua orang.

“Kamu pasti lapar, sarapanlah dulu,” ucapnya meletakan nampan itu di atas tempat tidurnya.

“Mengapa harus repot seperti ini? Harusnya ini jadi kewajibanku untuk melayani, termasuk juga menyiapkan makan untukmu,” ucap Yesica merasa tak enak.

“Aku tak menikahimu untuk menjadikanmu pelayan, melainkan menjadikanmu permaisuriku. Jangan protes lagi, ayu kita makan, aku sudah lapar sekali,” sahut Devano membuat Yesica terharu.

“Terima kasih,” ucap Yesica tersenyum manis yang dibalas langsung kecupan pada bibirnya oleh Devano.

“Sama-sama, aku sudah mendapatkan terima kasihku.”

Keduanya pun mulai mengeksekusi makanan yang dibawa oleh Devano. Sesekali Devano menyuapi istri kecilnya itu. Terlihat sangat romantis hingga membuat Yesica terbaru berkali-kali.

‘Semoga aku bisa dengan cepat mencintainya. Terima kasih tuhan, kau telah mengirimkan pria yang begitu baik untukku. Tak akan pernah bisa aku melupakan kebaikanmu ini,’ batinnya dengan menatap wajah Devano dengan senyum merekahnya.

Yesica sungguh sangat bersyukur menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh Vivi sehingga ia bisa bertemu dengan pria hebat seperti Devano. Ia juga bersyukur karena kakak tirinya membuatnya sebagai pelunasan hutangnya. Andai Feri tak melakukan hal itu, mungkin saat ini ia masih menjadi pelayan di Bar milik Lucas.

* * * * *

Hai kak, kisah mereka sudah bahagia nih. Kira-kira mau dilanjut hingga menikah resmi dan punya anak atau ditamat yah🤔

Please komen yah🙏🤧

Visual