King Mafia And His Angel

Saat anta terus berusaha memberontak, semakin mark menekan seluruh tubuhnya, membuat gadis itu mulai kehilangan kesadaran nya.

Senyum iblis jelas menguasai laki-laki itu, meskipun air mata anta terus tumpah, tapi gelora dan has..rat nya jelas mengalahkan efek obat yang ada di tubuh anta.

"Nikmati saja"

Mark berbisik dibalik telinga anta, Li..dah nya mencoba masuk kedalam Telinga anta, terasa begitu jijik dan nik..mat yang bercampur aduk menjadi satu, bahkan jemari laki-laki itu sudah mulai merajalela menjelaskan seluruh tubuhnya, bahkan hingga mulai bergesek di bawah sana.

"Kakak"

Anta Seketika ingat pada zaffa, Benar kata sang kakak pada akhirnya jika dia berkutat di dunia malam, akan ada waktu nya dirinya hancur tidak bersisa.

Tidak ..tidak...!!!

Anta bersumpah, kali ini jika seseorang menyelamatkan nya, Anta bersumpah tidak akan menjadi anta yang kemarin dan hari ini, anta berjanji akan jadi anak yang patuh dan mendengarkan apapun yang semua orang katakan, dia rela berubah, asal harga dirinya tidak menghilang saat ini juga karena laki-laki bernama Mark.

Hingga Sepersekian detik kemudian tiba-tiba seseorang mencoba mendobrak pintu mobil lantas tubuh Mark ditarik oleh orang tersebut secara kasar.

Anta menangis, berusaha untuk membenahi pakaiannya yang acak-acakan kemana-mana, harga dirinya terasa hilang bersamaan Has..rat nya yang semakin menggila.

Dia bisa melihat bayangan samar seseorang memukul Mark diluaran sana, kemudian seorang perempuan masuk kedalam mobilnya.

"Anta?"

Perempuan itu asisten sang kak zaffa nya, menatap khawatir ke arah zaffa, mencoba menyentuh kening anta.

"Kau minum sesuatu?"

perempuan itu bertanya cepat, dia mengerutkan dahinya saat menyadari respon Anta ketika dia mencoba menyentuh kulit gadis itu.

Tiba-tiba seorang laki-laki Masuk ke dalam mobil, anta jelas membulatkan bola mata nya, itu adalah enardo.

"Maafkan aku karena terlambat datang"

Enardo bicara sambil mencoba menyentuh Anta.

"Ini gawat..."

Perempuan itu menyentuh cepat lengan enardo, anta jelas berusaha menghindar, tubuhnya gemetaran dan dia terus menggeliat dalam keadaan kacau, mulai memeluk erat perempuan yang ada disampingnya itu.

"Seseorang memberikan nya afrodisiak"

Ucap perempuan itu cepat

"Maksud mu, Aida?"

Enardo jelas menaikkan alisnya.

Yang di panggil Aida tiba-tiba ingat pesan dari zaffa, dengan gerakan cepat dia meminta enardo yang mengendalikan anta, sedangkan dia lebih memilih membawa mobil nya.

Oh shi.t

Umpat Aida pelan.

Keberuntungan atau kesialan, dia tidak tega melakukan nya, tapi karena keadaan yang dia anggap menguntungkan, bukan nya ini kesempatan dia untuk menciptakan situasi agar anta dan enardo tidak bisa saling menghindar.

"Buat mereka tidak bisa membatalkan pernikahan nya"

Pesan zaffa jelas terngiang di telinga nya.

Saat enardo Menyentuh lembut tubuh anta, ketika seluruh tubuh mereka saling bersentuhan seketika tubuh anta kembali merespon dengan sempurna.

"Menjauh dari ku"

Anta berusaha menekan kesadaran nya.

"Kau pucat dan dingin Anta?"

"Mereka memberinya obat pe..rang..sang tuan"

Aida bicara sambil berusaha menahan nafasnya,bola matanya terus fokus menyetir dengan perasaan cemas, dia fikir keputusan apa yang paling bijak yang harus dia buat.

"Apa?"

Enardo jelas terkejut, dia fikir pantas saja Anta berusaha agar tidak bersentuhan dengan diri nya, ada respon sensitif di antara kulit mereka hingga membuat anta menggila.

Bahkan gadis itu terus berusaha berpegangan kuat pada sisi pintu, sama sekali enggan menatap ke arah enardo.

"Kembali ke Mansion, kita harus mandikan dirinya"

Enardo berkata cepat.

Aida hanya mencoba mempercepat laju mobilnya.

Dia menarik ujung bibirnya, masih bisa dia dengar suara nona zaffa dari balik headset di telinga nya.

"Aku akan membuat seluruh keluarga besar Cullen pulang kekediaman mereka dalam 1 jam kedepan"

"Baik tuan"

Jawaban Aida jelas enardo fikir ditujukan untuk nya,tapi kenyataannya 2 orang dibalik earphone itu sedang menyusun rencana untuk diri nya dan anta.

"Buat mereka tidak bisa menghindari pernikahan nya"

Aida menarik nafasnya berat.

Maafkan aku.