NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Belok

Terpaksa Menikahi Pria Belok

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Aluna terpaksa harus menikahi seorang Pria dengan orientasi seksual menyimpang untuk menyelamatkan perusahaan sang Ayah. Dia di tuntut harus segera memiliki keturunan agar perjanjian itu segera selesai.

Namun berhubungan dengan orang seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apa lagi dia harus tinggal dengan kekasih suaminya dan menjadi plakor yang sah di mata hukum dan Agama.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Baca terus ya, semoga suka! Dan maaf jika cerita ini agak kurang mengenakkan bagi sebagian orang🙏

Warning!

"Ini hanya cerita karangan semata. Tidak ada niat menyinggung pihak atau komunitas mana pun"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 - Tinggal serumah

Mobil yang Dean kemudikan berhenti di depan sebuah Mansion mewah yang cukup berjarak dari keramaian. Sepertinya dia sengaja memilih tempat sepi seperti ini agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain. Apa lagi Jeffrey itu adalah seorang Aktor, Model dan bintang Iklan yang cukup terkenal juga.

Huh. Terdengar hembusan nafas kasar dari Dean sebelum dia turun dari mobil.

Dean masuk kedalam lebih dulu, sedang Luna mengikutinya di belakang.

“Dean, kau sudah pulang?” terdengar suara Pria dari arah dalam.

“Kau juga Jeff, bukankah hari ini kau ada pemotretan?” Dean balas bertanya.

“Hari ini pemotretan selesai dengan cepat. Aku langsung pulang setelah selesai, kau tahu aku sangat merindukanmu.” Ujarnya manja.

‘Sial. Aku ingin muntah,’ Luna menutup mulutnya dengan telapak tangan.

“Aku juga Jeff,” balas Dean.

‘Haish, aku harus segera melawati mereka, ini membuatku tak tahan.’

Luna berjalan masuk, saat itulah pandangan Jeffrey menangkap keberadaannya dari balik tubuh Dean.

“Dean, siapa dia?” tanyanya seraya melepas rangkulannya.

Jeffrey Roderick dia pria yang cukup tampan, kulitnya putih, tingginya sekitar 173 cm, lebih pendek sedikit di banding Dean yang tingginya sekitar 176 ke atas.

“Dia penyewa kamar di lantai atas,” sahutnya terdengar tak meyakinkan.

“Penyewa kamar?” dia mengulangi ucapan Dean.

“Err, ya,” jawabnya gugup.

‘Cih, kalau tak pandai berbohong, sebaiknya jangan coba-coba. Jangankan dia, anak kecil pun tidak akan percaya dengan alasan aneh yang dia buat itu. Hmh Penyewa kamar katanya,’ Luna mengulum senyum.

“Kau berharap aku percaya? Kau tidak pandai berbohong Dean, bahkan dia pun tahu itu, lihatlah dia tertawa,” kesal Jeffrey.

Dean melirik sambil melotot pada Luna, sedang gadis itu hanya diam sambil menghindari tatapannya.

“Katakan siapa dia, aku ingin tahu yang sebenarnya. Jangan tutupi apa pun dariku Dean, aku tidak suka kebohongan,” ujarnya, tatapan sinisnya masih setia terarah pada Luna.

‘Sial, kakiku sudah pegal rasanya. Berapa lama lagi aku harus berdiri disini?’

“Dean, aku ingin istirahat. Kamar lantai dua kan? Aku akan naik sendiri, tak perlu mengantarku,” ujar Luna sambil ngeloyor begitu saja, tak perduli lagi dengan orang yang masih berdebat tentang dirinya di bawah sana.

“Sialan, kau Dean!” Brak!! Suara-suara pertengkaran itu tak membuat Luna terusik sama sekali, dia tak ingin ikut campur urusan orang lain, apa lagi dia ini orang awam dalam masalah hubungan percintaan, dia tidak pernah punya pacar atau pun orang yang dia sukai selama hidupnya.

Dulu dia pernah di jodohkan dengan seorang laki-laki dari keluarga yang cukup terpandang, namun dia menolak perjodohan itu dia kabur dari rumah dan mendesak Ayahnya untuk membatalkannya. Dalam hidup Luna yang sudah sempurna, laki-laki benar-benar tak di butuhkan sama sekali.

Brak Brak Brak Brak!

“Jeffrey, buka pintunya! Ku mohon jangan lakukan hal bodoh. Kita bicara baik-baik oke!” terdengar suara Dean dari bawah sana, sepertinya pertengkaran masih berlangsung.

“Ck, berisik sekali,” keluh Luna, dia mengambil headset dan memasangkan ke telinganya. Lebih baik mendengarkan musik, dari pada mendengar pertengkaran sepasang kekasih yang tak ada habisnya.

Luna duduk di balkon sambil membaca buku yang ia temukan di lemari kamar ini, sambil bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang mengalun merdu memenuhi gendang telinganya.

Namun di detik kemudian dia tersentak, karena Dean datang tiba-tiba dan langsung menyeretnya keluar.

“Hey, lepaskan aku! Kau sudah gila ya?!” Luna berusaha memberontak. Kabel Headset yang semula tergantung di telinganya jatuh bersama Handphonenya ke lantai.

“Ikut aku, kau harus membantuku menjelaskan situasi kita pada Jeffrey, dia tidak mau mendengar penjelasanku sama sekali,” ucapnya tanpa melepas cengkraman tangannya di lengan Luna.

“Kenapa aku? Dia kekasihmu, kau harusnya berusaha lebih keras agar dia percaya,” ujar Luna, langkahnya terseok-seok berusaha mengimbangi langkah kaki Dean yang dua kali lebih lebar dari langkah kakinya.

“Disini kau juga terlibat, jadi kau harus berusaha meyakinkan dia agar percaya pada kita. Jika sampai dia kenapa-napa, maka aku akan membuat perjanjian kita batal saat ini juga,” ancamnya.

“Haish, baiklah baiklah. Tapi lepaskan tanganku, kau membuat tanganku mati rasa," kesalnya.

Mereka tiba di depan pintu kamar Jeffrey, pintu itu tertutup rapat seolah tak ada penghuni di dalamnya.

Tok Tok Tok

“Jeff, ayolah buka pintunya. kita bicara baik-baik!” desak Dean sambil mengetuk pintu bercat putih tersebut.

Lagi-lagi tak ada sahutan dari dalam.

“Cepat bicara!” ucap Dean dengan nada kesal pada Luna.

“Ehem ehem baiklah. Tapi, aku harus bicara apa?”

“Ck, apa saja. Yakinkan dia, soal kau dan aku, bodoh!” kesalnya.

“Jangan mengataiku bodoh, brengsek!” balas Luna dengan nada yang sama.

“Iya iya, tapi cepatlah katakan sesuatu. Jeff itu orang yang nekad, aku takut dia melukai dirinya sendiri,” nada suaranya berubah cemas.

“Em, Hay Jeffrey namaku Luna. Aku dan Dean tidak ada hubungan apa-apa, dia tidak suka aku, aku pun tidak suka dia, jadi kau tidak usah khawatir aku akan merebut dia darimu. Lagi pula masih banyak pria lurus di dunia ini, mengapa aku harus suka dia,” jelas Luna.

Lagi-lagi kamar itu masih saja hening. Tak ada pergerakan atau pun sahutan dari dalam sana.

‘Si Jeffrey ini tuli apa, minimal bilang hm ke, apa ke.’ keluh Luna dalam hati.

“Jeffrey, kau mendengar kami bukan?”

“Iya iya, aku dengar!” sahutnya dari dalam.

Raut wajah Dean tampak bahagia. Kemudian pintu pun terbuka, menampilkan wajah kusut Jeff yang hanya mengenakan handuk mandi.

“Berisik sekali kalian,” sinisnya sambil melipat tangan di dada.

Dean maju dan membawa Jeff dalam rangkulannya, kemudian berkata, “kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu. Kenapa kau tidak menyahutiku saat aku meracau di depan pintu.”

“Aku sedang mandi sambil mendengarkan musik, lalu aku ketiduran, maaf.”

“Sepertinya urusanku disini sudah selesai, silahkan nikmati waktu kalian.” Luna berbalik dan hendak pergi, namun Jeff menghentikannya.

“Tunggu. Aku ingin kau menjelaskan lagi tentang kau dan Dean.” Pintanya.

Akhirnya, Luna, Dean dan Jeffrey bicara bersama di ruang tamu. Luna menjelaskan tentang kontrak itu dan juga soal syarat Tuan Adiyasa yang ingin Dean dan Luna segera punya anak.

“Mimpi saja kau, aku tidak akan membiarkan itu terjadi,” raut wajahnya kembali kesal.

“Aku juga tidak mau itu terjadi Jeff, tapi untuk sementara ini biarkan aku mencari solusi yang terbaik untuk kita. Aku anak satu-satunya di keluargaku, sulit bagiku untuk menghindari ini semua. Aku harap kau bersabar oke, ini aku lakukan untuk masa depan kita,” bujuk Dean.

“Ck, baiklah-baiklah. Tapi kenapa harus wanita ini,” kesalnya, sejak awal Jeff tidak menyukai sosok Luna. Wanita cantik dengan tubuh seksi, dia pikir itu akan menjadi ancaman baginya, siapa yang tahu kan tiba-tiba Dean berubah normal kembali dan jatuh hati pada gadis cantik ini, saat memikirkan semua kemungkinan itu membuat Jeff selalu merasa kesal.

“Kenapa harus aku? Jawabannya, tentu saja karena aku wanita, apa lagi. Jika kau bisa hamil mungkin Ayah Dean tidak akan mencariku dan akan langsung menyetujui pernikahan kalian,” tanggap Luna santai sambil bertumpang kaki.

“Sialan, kau menyindirku,” kesalnya. Sepertinya perkataan Luna tepat mengenai kelemahan Jeffrey.

“Siapa yang menyindir. Aku hanya mengatakan apa adanya, karena yang Tuan Adiyasa inginkan adalah seorang anak untuk penerus keluarganya.”

1
Nur Adam
lnjut
partini
masa iya Luna di kepala Lo Dean,tapi masih mau ena ena sama Jeff,,untung Jeff dh normal
Dewi kunti
dah dua pasang Mak,Jeff perhatian banget Dean cuek tp klimpungan sendiri ditinggal istri kontraknya
Adinda
jeff sama mitha teman luna aja thor
Adinda
jeff sama mytha aja thor
Nur Adam
lnju
Abel_alone
ada yg panas dingin tp bukan dispenser
wkwkwkwkwk
partini
lanjut Thor asik nih KLW Luna perginya lama ada yg bikin hati dean fanassss
Nur Adam
lnjut
partini
kamu tuh yg tergoda
Sri Astutik
alur ceritanya bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih, semoga betah baca sampai tamat ya kak🙏😊
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Dewi kunti
nah loooo bs patah hati jeff
Dewi kunti
Dean lihat perut aj dah ngiler ap LG lihat bawah perut pasti radarnya langsung konek
Dewi kunti: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Whidie Arista 🦋: awok2 dia mah liat pant*t aja ngiler 🤣🤣✌️
total 2 replies
pinksoldiers
aku suka gayamu luna 🤣. lepas aja dah sekalian bajumu. biar dean keringatan wkwk
Whidie Arista 🦋: jangan dulu kak belum waktunya 😆
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
partini
Dean belum pernah lewat lobang depan sih ha ha ha ha
Whidie Arista 🦋: ya ampun kak, komenmu itu loh bikin ngakak🤣🤣✌️
total 1 replies
Dewi kunti
sama2 menyukai wanita yg sama🤭🤭🤭
pinksoldiers
itu halal buatmu dean. jgn cari yg belok 😂
Whidie Arista 🦋: belokan itu lebih menantang kak😆🤣🤣
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!