NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Apel

"Bisakah kamu tidak usil mengurusi urusan orang lain!?" Mata Adam menatap tajam ke arah Eva. Gadis itu ia rasa kini mulai keterlaluan.

"Lho, apa aku tidak boleh tau?"

"Kamuu ...!" Tangan Adam yang sudah terangkat dan ingin mencengkram, ditahannya dengan segenap kemampuan. Giginya dirapatkan kuat-kuat ketika ia terpaksa mengepal tangan. Hanya mengingat gadis itu tengah hamil membuat ia berusaha menahan amarah. Kesal, ia melampiaskannya dengan menggebrak meja dengan keras. "Apa dia tidak tahu apa yang boleh ditanyakan apa yang tidak!?"

Gebrakan yang keras pada meja cukup mengagetkan Eva. Tangannya menyentuh dadda karena kaget. "Astaghfirullah alazim ...."

Adam tentu saja tak puas, tapi tak bisa melakukan apa-apa. Itulah yang membuat dirinya kesal. Ia langsung berdiri. "Nafsu makanku sudah hilang. Kamu bisa tinggal di sini kalau mau makan." Ia bergegas pergi dengan geram.

"Pak ... Pak Adam! Pak!" Namun, Eva tak bisa mencegahnya. Pria itu menaiki tangga dan masuk ke kamar. Kini Eva mulai merasa bersalah. "Apa pertanyaanku keterlaluan? Tapi aku gak merasa ada yang aneh dengan pertanyaanku tadi." Ia terdiam sejenak. Di piring makan Adam masih tersisa makanan separuhnya. "Apa dia tidak lapar?"

Orang-orang tengah bergosip di dapur antar dua orang pembantu, Rinah dan Uning.

"Sebenarnya, perempuan itu siapa sih?" tanya Uning penasaran. Ia mengikat rambutnya yang tergerai dengan asal.

"Aku gak tau. Aku cuma bantuin dia ngoles luka lebamnya tadi di kamar," sahut Rinah dengan dahi berkerut.

Keduanya melirik Barata yang sedang ngopi di dapur.

"Apa?" Barata menyadari pandangan kedua pembantu itu padanya.

"Masa kamu gak tau sih?" lanjut Uning.

"Ya, mana aku tau. Aku 'kan cuma nyupirin."

"Masa kamu gak dengerin sama sekali obrolan mereka? Gak mungkin gak tau karena sedeket itu dengernya. Gak mau denger juga kedengeran, 'kan?"

Barata mendengus pelan. Tentu saja ia tak bisa membocorkan semua apa yang didengarnya karena ia tahu bagaimana cepatnya gosip bekerja di dapur itu. Ia harus hati-hati, kalau tidak bisa kena pecat. "Setahuku perempuan itu kerja di pabrik dan sedang hamil."

"Apa? Hamil?" Mata Uning melebar seketika. Namun, ia tak bisa bertanya lebih lanjut karena Eva tiba-tiba masuk ke dapur. Kedua pembantu itu segera berdiri dengan wajah tegang.

Eva tak peduli. Ia hanya masuk dan memeriksa lemari es.

"Mbak, eh, ibu cari apa?" Rinah datang mendekat.

"Aku cari ... yang bisa dimakan," gumam Eva tanpa menoleh. Matanya terus mencari-cari di tiap rak.

"Hah? Maksudnya makanan apa, Bu? Bisa Saya bantu?"

"Makanan udah jadi yang bisa langsung dimakan, gitu ...." Eva masih belum menoleh. "Ah, ini saja." Ia mengeluarkan sebungkus apel.

"Eh, tapi ...." Rinah kebingungan. Setahunya, Adam tak suka buah-buahan walau mereka sudah menyetoknya. Pria itu hanya minum jus tapi tidak dalam bentuk buah.

"Pisau mana, pisau?" Eva sibuk mencari. Akhirnya pembantu itu membantu mengambilkan. Gadis itu kemudian mengupas dan memotonng-motonng apel itu setelah dicuci. Setelah meletakkan dalam piring, gadis itu membawanya pergi.

"Gimana nih?" Rinah malah bertanya pada Uning dengan wajah cemas. Ia meremmas jemarinya dengan suara setengah merengek.

"Lah, tadi 'kan bisa dikasih tau?" Uning mengangkat alis, bingung dengan sikap temannya itu.

"Eeh ...." Rinah makin meremmas tangannya karena bingung. "Duh, gimana? Dia tampangnya serius gitu lagi."

"Aduhh, 'kan kamu bisa bilang ...."

Barata hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua pembantu itu. Sekarang tinggal tunggu apa yang akan terjadi nanti.

Terdengar pintu kamar diketuk. Tak lama Adam membukanya.

Eva berdiri di ambang pintu sambil membawa sebuah piring di tangan. "Pak ... maaf ya. Aku salah ya?" Ia menyodorkan piring berisi potongan buah apel itu sambil memiringkan kepala. "Aku takut Bapak masih lapar jadi aku potongkan buah apel ini buat Bapak."

Melihat ketulusan Eva, hati Adam mulai mencair. Ia melirik piring yang disodorkan. "Aku tidak ...." Namun ia melihat buah apel itu sudah dikupas. Akhirnya ia mengambilnya. "Ya sudah." Ia menghela napas. "Lain kali jangan ikut campur urusan orang lain. Urusan yang tidak ada hubungannya denganmu."

"Tapi bayiku ...." Namun Eva bisa melihat sorot mata Adam yang mulai kesal. "Eh, iya. Maaf. Aku takkan mengulanginya," ucapnya dengan nada menyesal.

"Terutama yang berhubungan denganku. Di sini aku menolongmu, jadi kamu tak perlu tahu siapa aku."

Kini Eva tahu, hubungan mereka hanya sebatas penolong dan yang ditolong. Tidak lebih. Ia harusnya tidak melewati batas itu. "Iya, Pak," sahutnya sambil menunduk.

"Satu lagi. Jangan katakan pada siapa pun tentang pernikahan kita, mengerti? Atau ini akan merepotkanku. Aku tak suka orang bertanya tentang pernikahan ini karena ini sepenuhnya adalah bisnis. Tidak ada perasaan cinta di dalamnya."

Eva menunduk lebih dalam. "Iya, Pak."

"Nah, pergilah. Jangan lupa makan, jangan sampai bayimu kelaparan." Setelah itu, Adam menutup pintu.

Pria itu sangat baik, tapi rasanya tidak percaya tidak ada perasaan yang terlibat di dalamnya. "Sudahlah Eva. Kamu terlalu memaksakan keberuntunganmu. Bukankah baik ada orang lain yang ingin membesarkan anakmu yang tidak diinginkan ayah kandungnya? Setidaknya kamu tak perlu pusing memikirkan masa depan anak sendiri." Ia menasehati diri sendiri.

Di dalam kamar, Adam membawa piring itu ke ranjang. Ia memperhatikan buah apel yang sudah dipotong Eva. Satu potong diambilnya dan coba digigit. "Mmh, tidak buruk. Aku sebenarnya malas makan buah karena ada kulitnya. Setidaknya ini memudahkan aku makan."

***

Eva mematut diri di cermin. Rasanya aneh seperti melihat dirinya yang baru. Pakaian yang dibeli Adam untuknya terlihat lebih dewasa. Apalagi ditambah dandanan wajah dari alat make up mahal membuat wajahnya tampil beda. Padahal sehari-hari dia berdandan ala anak muda, tapi sekarang tampilannya mirip ibu muda. Santun dan lembut. Apa ini tipe wanita yang disukai Adam?

Adam menunggu dengan gelisah Eva pagi itu di meja makan. Ia ingin segera sarapan tapi ingin ditemani. Ketika gadis itu keluar kamar ia mulai lega. Apalagi ia takjub dengan penampilan Eva ketika mendatangi meja makan. Sempat ia menatap sebentar tanpa berkedip.

Eva yang dilihat begitu oleh suaminya tampak tersipu. Ia malu-malu menarik kursi di dekat Adam.

"Nah, gitu dong. Penampilanmu jadi enak dilihat," puji Adam tiba-tiba.

"Eh, terima kasih, Pak." Eva semakin malu saja.

"Ayo kita sarapan. Pagi ini kamu diantar Barata ya. Aku pakai sopir lain saja." Adam mulai menyendok nasi goreng.

"Terima kasih, Pak. Tapi apa tidak naik bus aja?"

"Apa?" Adam berhenti menyendok nasi.

"Bukankah Bapak minta aku untuk merahasiakan pernikahan kita? Kalau orang pabrik lihat, nanti jadi gosip lagi." Terang Eva hati-hati.

"Tidak apa-apa. Kamu 'kan bisa bilang suamimu orang kaya tanpa harus menyebut aku atau minta Barata parkir agak jauh dari pintu masuk. Daripada kamu naik bus. Nanti dorong-dorongan di dalam bus, kamu bisa keguguran lagi."

"Eh, iya."

"Nih, nasi goreng. Makanlah. Nanti jangan lupa makan siang ya. Oya, hari ini gajian ya. Pantas kamu tak sabar pergi kerja." Adam menyendokkan nasi goreng ke piring Eva.

"Iya." Eva mengangguk dengan sopan.

Melihat kesopanan Eva, entah kenapa Adam sedikit kecewa. Ia lebih suka Eva yang apa adanya, sedikit polos dan bawel. "Tak apalah dia begini, daripada tidak bisa dikendalikan." "Oya, nanti potongin apel lagi ya?" Adam menunjuk sepiring apel yang belum dipotong.

"Hah?"

***

Orang-orang memperhatikan Eva sambil berbisik-bisik. Mereka melihat aneh pada penampilan gadis itu. Gadis yang tadinya terlihat kumuh dan lusuh kini berganti penampilan jadi terlihat anggun dan manis.

"Eh, kamu pakai cincin. Apa itu cincin kawin, Va?" tanya Rani yang duduk di sampingnya.

Bersambung ....

1
Nar Sih
sabarr ya adam ,semagatt semoga bersama eva kmu bisa sembuh dri truma mu dan kmbli menjadi laki,,normal seorang suami yg sesungguh nya ,lanjutt kakk👍🥰
Nar Sih
kasihan eva hrus kehilangan calon byi nya grgr org si santi ,dan seperti nya adam udah mulai cinta nih sama eva,semagat dam kejar cinta mu biar ngk pergi dri mu
Rohmi Yatun
ceritanya yang bagus
Mrs.Riozelino Fernandez
baru juga berobat...jangan gtu donk Eva...disini hanya Adam yang niat berjuang, sedangkan Eva psimis terus...
Fariz Alfatih
yakin minta like aja?
tapi aku nggak mau kalo cuma sekedar like👉🏻👈🏻
semoga semakin semangat updatenya akak othor!!🙏🏼💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: makasih ya, sama hadiah2nya. /Gift/
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
istri hanya demi anak pak Adam...
lagian siapa juga yang tahu klo Eva istrimu...
makanya dari awal lebih baik jujur,ini pake bilang sodara lagi
Aisyah Ranni
Cemburu bilang boss,jangan Pendem dalam hati lama2 tambah cinta lho sm Eva.
Baby_Miracles: he he he
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
ntar Adam ngeliat bisa ngamuk ngamuk nih 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
tanpa kamu sadari Adam udah bucin ma kamu Eva,cuma ketutup gengsi nya aja yang Segede gaban 😆😆😆😆
bhunshin
kutunggu kelanjutannya sampe pegang 2 hp 😅
bhunshin
evaaaa boleh gak aku cubit pipi kamu,?habis bikin gemas bgt😅
bhunshin
heboh bener🤣🤣🤣
bhunshin
dari judulnya aja benih random tuan arogan jangan² itu beneran anaknya si Adam😎
Mrs.Riozelino Fernandez
Berhasil 👍👍👍👍👍👍
Fariz Alfatih
yaaah, habis.
padal aku dari kemarin uda ngumpulin bab, biar bisa d baca maraton, taunya pas baca langsung hbis😭😭
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
padal tadi mau komen gini
"berharap ada adegan kissing nya"
pas scroll eeh malah ketemu iklan habib jaffar, langsung baca istigfar karena tau yg ku pikirkan itu dosaaaaa😭🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
maak, kenapa ada 1 kata tapi pake hurufnya dobel, misal bodoh jadi boddoh, darah jadi darrah, dan dada jadi dadda.
ini masalahnya di keyboardmu apa emang kebijakan dari mt/nt?

sekedar nanya aja nggak ada maksud lain mak🙏🏼🙏🏼
Fariz Alfatih: ooh, pantaslah kudu di dobel.😅
aku padamu mak, semangat terus!!💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: takut kena pentung trus tulisannya ngilang, wkwkwk
total 2 replies
Fariz Alfatih
naah, pusing sendiri kan lu dam, jagain bocil dengan status istri.🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
aku pas masih bocil sering di kerjain temen, di suruh manjat pohon, tpi ujungnya aku di tinggal, solnya bingung turunya gimana, dan parahnya temen koplak itu jadi suamiku😭😭
Baby_Miracles: makasih ya
bhunshin: Thor bikinin ceritanya kayanya seru kisahnya bikin ngakak abis😭🤣🤣
total 3 replies
Fariz Alfatih
bapak mandul?

nggak!

bapak gay?

anjroot, mau ku tabok kamu ev?!😭😭
adaaa aja gebrakannya ke' nasti sama iwabe
Baby_Miracles: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!