Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.
Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.
Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.
"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.
"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.
"Deal."
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?
Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
“Ini data tentang gadis kecil yang Anda minta untuk diselidiki.” Kris memberikan sebuah dokumen pada Devano.
“Namanya Yesica Anastasya, dia tunggal bersama dengan Ibu dan Kakak tirinya yang doyan berhura-hura. Yesica kerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dan membayar sebagian uang kuliahnya karena sebagian lagi dia mendapatkan keringanan biaya dari pihak kampus atas prestasi yang diraihnya. Feri, Kakak tirinya sangat suka sekali berjudi dan dia memiliki hutang yang cukup besar pada Surya, pemilik bisnis judi online yang kemarin kita bayar lunas dengan bonus full dari hutangnya karena Anda meminta tangannya yang telah menyentuh Nona Yesica. Rumah yang saat ini ditempati oleh Ibu dan Kakak tirinya adalah rumah peninggalan orang tuanya, maka dari itu Nona Yesica masih bertahan hingga saat ini tinggal di tempat tersebut,” ucap Kris menjelaskan semuanya.
“Bawa mereka berdua ke markas, aku sendiri yang akan memberinya pelajaran. Persiapkan pernikahan siriku dengannya dalam minggu ini, dia sudah bersedia menikah siri denganku. Kau atur segalanya, aku hanya tahu semuanya beres.” Devano pergi setelah berucap demikian, benar-benar seorang bos yang seenaknya saja pada bawahannya.
“Anda yang ingin menikahinya mengapa jadi saya yang harus repot seperti ini. Untung Bos, berkuasa pula, kalau anak buah mah sudah kujadikan makanan buaya peliharaannya,” gumam Kris menggerutu, ia lalu kembali ke kamarnya untuk melakukan ritual malamnya sebelum tidur yaitu berendam air hangat agar tubuhnya yang kaku menjadi relaks.
Sampai dikamarnya, Devano terkejut melihat Yesica yang tidur di atas sofa. Ia berjalan perlahan lalu berjongkok di depan tubuh gadis kecil yang tengah terlelap itu. Bibirnya tersenyum kala memandang wajahnya yang cantik dan polos, ia perlahan mengangkat tubuh tersebut dan membawanya ke tempat tidurnya.
Devano meletakannya secara perlahan agar tak membangunkannya. Setelah membaringkan tubuh Yesica, ia pun ikut berbaring di samping tubuh mungil tersebut dan terlelap bersama dalam satu selimut yang menutupi tubuh mereka.
Pagi hari Yesica membuka matanya perlahan, ia mengangkat kedua tangannya ke atas untuk meregangkan tubuhnya, tapi tiba-tiba ia berhenti dan menurunkan kembali tangannya lalu bangkit dari pembaringannya dan melihat sisi sampingnya.
“Hah, mengapa aku ada di sini? Bukannya semalam aku tidur di sofa, siapa yang memindahkanku?” gumamnya bertanya pada diri sendiri.
“Aku yang memindahkanmu semalam,” tiba-tiba saja suara pria yang tidur di sampingnya terdengar membuat Yesica seketika menoleh pada si pemilik suara bariton yang khas yang sedang berbaring dengan posisi miring dengan kepala disanggah oleh tangan kirinya. Yesica menatap dalam wajah yang baru bangun tapi tetap tampan tersebut.
‘Baru bangun saja tampan sekali, apalagi kalau sudah wangi. Jika dibandingkan dengan Kak Riyan, Tuan Vano memang lebih segalanya. Lebih tampan, lebih karismatik, lebih macho, lebih menawan, lebih cool tapi memang lebih tua juga, hihi,’ batin Yesica dalam hati membandingkan dengan pria yang ia sukai. ‘Astaga, aku ini mikir apa sih, tentu dia lebih segalanya jika dibandingkan dengan Kak Riyan. Huh, pagi-pagi aku mikir apa sih, lebih baik bangun terus mandi daripada mikirin yang enggak-enggak.’ Yesica langsung memalingkan wajahnya ke depan sesaat ketika ia tersadar telah terhipnotis dengan wajah tampan Devano.
“Kenapa? Kamu gak suka saya pindahkan kamu? Gak suka tidur dengan saya?” tanya Devano kembali karena Yesica hanya diam tak merespons ucapannya.
“Ti-tidak, hanya saja saya merasa kurang pantas saja tidur bersama dengan Anda. Kita belum menikah, takut terjadi hal yang tak diinginkan,” ucapnya canggung dan gugup.
‘Di saat banyak wanita yang ingin naik ke rangjangku, dia malah merasa tak enak hati telah tidur di sampingku. Sungguh menarik, aku tak salah menaruhnya disisiku,’ gumam Devano semakin ingin mengikatnya disisinya, tanpa ia sadari hatinya telah memilih Yesica untuk bertakhta.
“Aku akan mandi, mulai sekarang siapkan pakaianku, itu akan menjadi tugasmu di pagi hari.” Devano bangkit dari pembaringannya dan berjalan menuju kamar mandi, langkahnya terhenti saat hendak melewati pintu kamar mandi. “Dan yah, setelah ini kamu juga bersiap, aku akan mengantarmu ke kampus,” sambungnya kemudian ia benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.
Yesica langsung turun dari tempat tidur dan berjalan menuju walk in closet untuk menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Devano ke kantor. Sambil menunggu Devano selesai mandi, ia membereskan tempat tidur yang berantakan. Tak lama Devano keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya membuat Yesica menelan salivanya sulit.
“Apakah sudah puas memandangnya? Jika sudah puas kau bisa membantuku mengenakan pakaian,” tanya Devano yang membuat Yesica langsung tersadar, wajahnya merah merona karena malu tertangkap basah memandang tubuh indah Devano.
“Mem-ban-tu pakai baju! Apa-itu juga bagian dari-tugas saya, Tuan?” tanya Yesica dengan begitu bo*ohnya membuat Devano sangat ingin tertawa tapi ia urungkan karena tak ingin merusak image coolnya di depan gadis kecil yang polos itu.
“Iya, membantuku memakai pakaian menggantikan Kris. Biasanya Kris yang akan membantuku memakai pakaian setiap pagi, karena sudah ada kamu jadi tugas itu kulempar padamu. Cepat lakukan, sudah keburu siang, bukankah kamu ingin pergi ke kampus hari ini,” sahut Devano memberi keputusan tanpa memberitahu Yesica terlebih dulu.
Yesica hanya tercengang mendengar penuturan Devano. “Ba-baiklah,” perlahan gadis kecil itu berjalan mendekati Devano, dengan mata yang tertutup ia mulai memakaikan pakaian pada Devano dimulai dari kemeja terlebih dulu.
Devano yang lucu melihat tingkah Yesica sebenarnya ingin tertawa, tapi ia tahan sekuat tenaga.
“Jika kau merem seperti itu bagaimana kau akan memakaikanku pakaian? Kalau aku salah pakai apa kau mau bertanggung jawab? Buka matamu, lakukan dengan benar,” titah Devano sengaja meminta Yesica membuka matanya.
Dengan wajah merah merona bagaikan kepiting rebus Yesica menurutinya. Ia terpaksa membuka matanya dan melanjutkan memakaikan kemeja pada Devano dengan jantung yang terus berpacu sangat cepat.
‘Hei jantung, tak bisakah kau berdetak dengan normal? Aku merasa sesak sekali, lagi pula perasaan apa ini? Mengapa aku merasa sangat deg-degan begini,’ batin Yesica yang kesal dengan jantungnya yang terus saja berdegup tak kenal waktu.
Dengan gerakan cepat Yesica menyelesaikan pekerjaannya, begitu selesai tanpa berpamitan ia langsung berlari ke kamar mandi. Devano yang melihat hal itu tak bisa menahan tawanya, ia terkekeh geli dengan tingkah Yesica yang menurutnya sangat lucu. Devano berjalan ke arah pintu kamar mandi dan mengetuknya.
“Aku tunggu di meja makan, jangan lama-lama atau kau nanti akan terlambat ke kampus,” ucapnya, setelah itu Devano langsung pergi meninggalkan kamar menuju meja makan.
Di dalam kamar mandi, Yesica yang masih berdiri bersandar pada pintu hanya bisa memegang dadanya yang masih berdegup, ia mencoba mengontrol perasaannya yang deg-degan. Setelah cukup tenang Yesica mulai melucuti pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air hangat yang mengucur dari shower.
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.