Erina, gadis pekerja keras yang selalu mengedepankan gaya. Dia dijodohkan dengan seorang pengusaha sukses. Namun, apa jadinya jika sang pengusaha mempunyai pujaan hati lainnya?
Mampu kah, Erina menjalin rumah tangga dengan tantangan meluluhkan hati suaminya, agar hanya melihat dirinya seorang?
Yuk ikuti kisahnya!
Terimakasih ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Tidak Masuk Akal
"Menikah lah, dengan putraku. Dan aku akan menuruti semua kemauanmu." ujar Belinda dengan tegas.
Bukan, itu mirip sebuah perintah. Siapa yang tidak tahu Belinda. Dia adalah seorang ibu dari pengusaha yang sukses.
Iya, Belinda mempunyai seorang anak yang menguliti usaha dibidang aksesoris yang berupa berlian. Dia menjadi salah satu dalam sepuluh jajaran orang di negeri ini yang berhasil di usaha yang digelutinya.
"Ta-tapi ... Kita baru kenal seminggu yang lalu bu ... Eh, bertemu." ralat Erina terbata. Dia tidak menyangka tawaran yang sangat menggiurkan ada di hidupnya.
"Sepertinya ini mimpi ..." Erina mencubit keras tangannya. Namun, dia juga yang meringis saat merasakan rasa panas di tangannya.
Erina dan Belinda tidak sengaja bertemu di salah satu majelis pengajian. Saat itu, tidak sengaja baju Belinda sobek tersangkut di salah satu paku yang berada disana. Dan Erina yang berada tepat di belakang Belinda pun, membantunya dengan memberikan sarung, yang kebetulan dibawa dalam tasnya.
Sejak saat itu, Belinda menyuruh orang-orangnya untuk mencari tahu tentang detail kehidupan Erina.
Erina, gadis yatim piatu yang selalu mementingkan gaya. Bekerja keras adalah kebiasaannya. Erina bekerja hanya untuk memenuhi gayanya. Dia selalu ingin tampil sempurna dalam setiap tampilannya.
Apalagi, saat dia menghabiskan waktu bersama teman-teman malamnya di bar.
Iya, Erina paling suka dunia malam. Baginya, pagi dan siang bekerja. Malam adalah tempatnya untuk membayar kerja kerasnya di siang hari.
Dunia malam adalah kehidupan yang menyenangkan bagi Erina. Karena disana, dia bisa melupakan segala beban dan juga masalah hidupnya. Disana pula, dia bebas mengekspresikan dirinya.
Erina sendiri bekerja sebagai tukang sayur dipasar. Karena ayah dan ibunya juga melakukan hal yang sama untuk menyambung hidup.
Sekarang, Erina memilih menjauhi dunia kelamnya. Bukan apa, dia hanya ingin mendekatkan diri pada sang pencipta. Itupun, sebagai bentuk terimakasihnya karena sang Tuhan telah menyelamatkan hidupnya.
Iya, beberapa malam yang lalu. Erina dijebak oleh teman tongkrongannya. Mereka sangat ingin merasakan tubuh molek Erina. Lagipula, teman-teman ceweknya juga mengatakan jika Erina masih lah, perawan. Sesuatu yang langka di kalangan mereka.
Saat itu, saat kembali dari toilet, teman-teman sedang beradu untuk siapa yang ingin menidurinya terlebih dahulu. Dan nanti, mereka akan membayar paling mahal pada sahabatnya Erina.
Karena malam ini, Erina berencana tidur di kosan temannya, dan disana lah, dia akan dieksekusi.
Beruntung, dia mendengar pembicaraan teman-temannya. Sehingga, dia terlepas dari bahaya tersebut.
Tanpa memperdulikan tasnya yang ketinggalan. Erina langsung keluar dan memberhentikan taksi yang lewat di depannya.
Beruntung, ponsel ada bersamanya. Jadi, dia bisa membayar ongkos taksi yang baru saja dinaikinya.
Beberapa pesan langsung masuk ke ponselnya. Sahabatnya, bertanya tentang keberadaannya. Bahkan ia dan teman-teman lelaki sudah mencarinya kemanapun. Termasuk ke toilet.
"Kalian semua sampah, ku kira kamu sahabat ... Ternyata kamu tidak lebih dari dajjal ..." balas Erina.
Kemudian Erina, memblokir nomor sahabat dan juga teman-temannya itu.
Di rumah, Erina tidak henti-hentinya bersyukur. Karena Tuhan telah menyelamatkan masa depannya.
Andai, rencana mereka berhasil. Entah apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Sudahlah, kehilangan orang tua, masak dia juga harus kehilangan sesuatu yang berharga dalam diri seorang wanita.
"Terima kasih Tuhan ..." gumam Erina.
Dan sejak saat itulah, Erina memutuskan untuk berhijrah, tentu saja dengan mulai menutupi tubuhnya yang menonjol. Dan juga menghadiri pengajian dan juga majelis-majelis terdekat.
Walaupun begitu, Erina tetap saja gengsi saat memakai suatu barang yang menurutnya murah. Dia tetap akan bekerja keras untuk memenuhi gaya hidupnya.
"Tapi aku sudah mengenalmu lebih dari itu. Karena aku, sudah mencari bagaimana hidupmu selama ini. Erina ..." ujar Belinda.
Lagi-lagi Erina terkejut, saat perempuan yang terlihat masih muda di depannya mengetahui namanya.
"Bukankah, kamu juga bosan setiap pagi berjualan di pasar? Ini lah, saatnya kamu bangkit." lanjut Belinda.
"Tapi aku ..."
"Kamu tidak punya hak untuk menolak Erina. Bahkan menurut hasil pantauan orang suruhanku. Teman-teman yang hendak melecehkan mu sebelumnya, hampir setiap malam berada di sekitaran kontrakan mu." ujar Belinda membuat Erina menelan paksa ludahnya.
Apalagi, saat lelaki tegap di samping Belinda menunjukkan video-video orang yang dikenalinya.
Rasa takut mulai menjalar. Namun, sebisa mungkin Erina menetralkan detak jantungnya.
"Aku tidak punya banyak waktu Erina. Menikahlah, dengan putraku. Akan aku turuti semua permintaanmu. Tugasmu sehari-hari adalah menghabiskan uang putra ku." ujar Belinda.
Sepanjang pengajian, hati Erina selalu was-was dia mulai takut. Bagaimana jika teman-temannya berhasil memperkosanya. Bagaimana dia menjalani hidup untuk kedepannya.
"Terima saja Erina. Toh dia lelaki kaya. Ibunya juga bukan seorang mertua yang jahat." sisi kiri Erina menjerit.
"Jangan Erina, lelaki itu terkenal banyak dekat dengan wanita. Kamu gak mau dipermainkan bukan?" sisi lainnya memberontak.
"Tapi kan, itu tidak terbukti ... Media bisa mematahkan segala tuduhan itu. Karena nyatanya perempuan gila itu lah, yang mencoba mencari sensasi dengannya."
"Diam ..." teriak Erina membuat orang-orang disekitarnya terkejut.
Bagaimana tidak, semua orang sedang mendengar ustad di depan yang sedang berceramah. Dan Erina malah berteriak seperti kesetanan.
"Maaf ukhti ... Apa ada yang mengganggu?" tanya ustadz muda tersebut. Namun, sesaat dia langsung menunduk seraya beristighfar.
Bagaimana tidak, kecantikan Erina mampu membangun sisi lelakinya.
"Maaf ustadz, saya sedang banyak pikiran. Maafkan saya ..." sesal Erina memukul pelan kepalanya.
Ustadz muda tersebut menghela napas. Tidak berani menatap Erina lagi.
Dan pengajian pun berlanjut. Walaupun mati-matian sang ustadz menahan matanya agar tidak melihat ke arah Erina lagi. Karena sampai sekarang hatinya masih sulit untuk dikendalikannya.
Pengajian pun selesai, Erina bergegas keluar dengan buru-buru. Karena dia tidak mau kembali bertemu dengan Belinda. Entah kanapa, dia merasa terintimidasi setiap berbicara dengan wanita kaya itu.
Selain itu, dia juga malu pada semua hadirin, karena kebodohannya berteriak di tengah-tengah pengajian.
Sampai rumah, Erina melepas hijabnya serta pakaiannya. Dan langsung mendinginkan kepalanya dikamar mandi.
Jika orang lain mandi pakek shower, sedangkan Erina masih setia dengan ember dan juga sebuah gayung lawas milik almarhum ibunya dulu.
Setelah mandi, Erina membuka lemari pakaiannya. Rasa rindu memakai baju terbuka selalu terlintas di benaknya.
"Ingat Erina, dengan penampilan mu seperti itu, malah mengudang sahwat. Jadi, sudah seharusnya, kamu menutupinya ..." gumam Erina.
"Eh, tapi ini kan di rumah, aku sendiri ... Jadi, boleh kali ya, aku memakainya ..." kekeh Erina kembali menyentuh pakaiannya.
Baru saja, Erina selesai memakai pakaian sebuah pesan masuk ke ponselnya.
"Kamu jauh lebih cantik dengan pakaian seperti itu ..." Erina langsung tercengang.
Dia langsung memanggil nomor yang baru saja mengirimnya pesan. Namun, tidak aktif.
ya ampun..
msih bgusan istrimu ke'mana2.... jgn nyesel ya... klo setelah ini km makin trsiksa dgn pnampilan aduhai istrimu.... tpi km g bisa mnyentuhnya... krn pasti erina jga males km jdikan cadangan di saat km trhianati😎😎
apa gunanya kekuasaanmu ervin....😅😅
kotoran upil ,ervin saja tidak punya
kekuasaan atasmu.