NovelToon NovelToon
Shin Yu

Shin Yu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:534.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: XERA

Dengan tatapan dingin dan hati yang kosong, Shin Yu mulai menapaki jalan Kultivator. Bukan demi balas dendam atas kematian orang tuanya, tetapi penasaran dengan arti dari sebuah kehidupan.

Dengan memegang pedang, Shin Yu menghadapi dunia tanpa rasa takut, menjadi bayangan yang tak terkalahkan. Dia menebas musuh-musuhnya tanpa perasaan, tanpa belas kasihan, dan tanpa beban di hatinya.

Shin Yu berjuang di bawah langit yang gelap, melawan siapa saja yang berani menghadangnya. Tidak ada alasan mulia dibaliknya, hanya karena itu yang dia tahu.

Namaku adalah Shin Yu, seorang jenius tak terkalahkan yang akan menjadi puncak dunia.

Baca terus novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Festival Naga II

"Menyebalkan sekali." Sue Yan mengepalkan tangan kanannya sampai mengeluarkan urat karena kesal melihat perilaku Fang Wei, "Tapi, apa aku harus mengikuti mereka? Aku sangat penasaran darimana asal mereka..."

Sue Yan sejenak diam sebelum menggeleng pelan, menurutnya itu ide buruk karena jika ketahuan dirinya akan benar-benar dicap sebagai orang yang ingin mencuri pasangan orang lain.

"Kalau saja tingkahnya tidak seburuk itu, aku pasti tidak akan ragu mengikuti mereka." Sue Yan menggerutu sebelum pergi dari sana.

Di sisi lain, Fang Wei melepaskan dirinya dari Shin Yu dan menghela nafas panjang, "Dia itu berbahaya tau. Jangan bicara dengan akrab pada orang yang baru kau kenal."

"Berbahaya?"

"Ya, dia adalah murid Inti di sekte Puncak Matahari dan tujuannya adalah mencari jejak kita, organisasi Darah Kuno."

"Mencari kita? Seingatku, hanya sedikit dari sekte besar aliran Putih yang ikut dalam aliansi Penghancur Kejahatan." ucap Shin Yu, dan bertanya untuk memastikan, "Apa aku salah?"

"Tidak, kau benar. Namun, para bajingan dari sekte Naga Api Suci membuat sayembara yang dimana isinya adalah mereka akan memberikan sebuah Artefak tingkat Langit pada siapapun yang bisa menemukan lokasi akurat markas kita."

"Artefak tingkat Langit?"

Di dunia ini, artefak dibagi menjadi empat tingkat yang dimulai dari Fana, Bumi, Langit dan Dunia. Meskipun ada empat tingkat dalam sebuah Artefak, namun tidak ada satupun pihak yang diketahui memiliki artefak tingkat Dunia.

"Yup, betul. Mereka jadi tidak waras karna dibutakan oleh dendam." Fang Wei memutar jari telunjuknya di samping kepala, "Tapi, kita tidak perlu khawatir karena masalah ini akan selesai sebentar lagi."

Shin Yu hanya diam setelah mendengarnya, namun ia sangat yakin kalau organisasi akan menerima dampak yang cukup besar jika menyelesaikan masalah tersebut.

***

Setelah cukup lama menikmati festival Naga, Fang Wei mengajak Shin Yu ke sebuah tempat makan mewah di dekat pusat Kota. Fang Wei sengaja memilih tempat tersebut karena di lantai paling atas ada ruangan terbuka yang tidak ditutupi atap, dan alasannya adalah pesta kembang api yang akan dimulai pada waktu tepat tengah malam.

"Kenapa kita harus di sini?" Shin Yu bertanya setelah mereka berdua duduk di meja kosong.

"Untuk menikmati pemandangannya." jawab Fang Wei sembari tersenyum, namun dengan tatapan yang mengarah ke langit gelap, "Memangnya kau tidak muak selalu melihat tempat yang sama?"

"Tidak."

"Yah, apa yang bisa kuharapkan darimu." Fang Wei menghela nafas panjang, "Sudahlah, jangan mengeluh lagi."

Shin Yu kembali diam meskipun dirinya tidak berniat mengeluh sama sekali, mereka berdua kemudian membicarakan cukup banyak hal dan seiring berjalannya waktu orang-orang juga mulai berdatangan dengan tujuan yang sama.

"Tsk." Fang Wei berdecak kesal, dan itu disadari oleh Shin Yu, "Apa kau sungguh perebut pasangan orang lain?!"

Fang Wei bertanya dengan suara yang sedikit keras, pandangannya ke arah Shin Yu atau lebih tepatnya pada sesuatu yang berada di belakangnya.

"Sayangnya tidak, hehe. Aku saat ini sedang bersama teman-temanku dan tujuan kami di sini untuk melihat kembang api." Sue Yan tersenyum, kali ini ia merasa senang karena punya alibi kuat untuk mengobrol dengan mereka, "Boleh aku duduk?"

"Tidak! Pergilah...!" seru Fang Wei kesal, membuat banyak mata tertuju padanya.

"Haish... Sifatmu sangat buruk, bikin kesal saja." Sue Yan berbalik, sepertinya ia tidak bisa mengobrol lebih jauh tanpa harus mengundang perhatian banyak orang.

"Heeh... Senior, kenapa kau menyerah begitu cepat?" seorang pemuda berusia 20-an muncul dan mendekati Fang Wei, "Nona cantik, kami di sini datang secara baik-baik. Tolong jangan marah..."

"Sebaiknya kau berhenti, melangkah satu kali lagi dan aku akan memutuskan kakimu." ucap Fang Wei, namun matanya tetap ke arah Sue Yan yang kini juga sedang menatapnya balik.

"Jaga sikapmu, Du Shan. Jangan buat dirimu terlibat dalam masalah serius." ucap Sue Yan tenang, namun bersikap waspada untuk bersiap atas kemungkinan terburuknya.

Pemuda yang dipanggil Du Shan itu hanya tersenyum, mengabaikan perintah seniornya ia melangkah maju dan di detik selanjutnya matanya melebar dengan sempurna ketika melihat ada sebuah benang tipis yang hampir memutuskan kakinya.

"S-sejak kapan..." Du Shan lebih terkejut lagi melihat Shin Yu sudah berada di sampingnya, dan dengan menggunakan pedang dia menahan benang tersebut, "A-apa... Yang terjadi?"

"Du Shan!" Sue Yan juga muncul sesaat setelahnya, menjauhi Du Shan dari sana, "Apa yang kau lakukan, gila?!"

"A-aku..." Du Shan yang masih dalam kondisi terkejut tidak bisa menjelaskannya, ia hanya bisa membayangkan apa yang terjadi jika kakinya mengenai benang itu.

Di sisi lain, Fang Wei dengan ekspresi marah langsung menatap Shin Yu dan menanyakan maksudnya itu. Tentu saja ia mengerti, namun dirinya ingin mendengar alasannya dari anak laki-laki itu.

"Sabar saja, aku tau kamu marah tetapi tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan." ucap Shin Yu, nadanya terdengar sangat lembut.

Shin Yu sengaja tidak memanggil dengan sebutan Senior karena yang Sue Yan tau kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Fang Wei diam sejenak sebelum tersenyum, "Kamu ada benarnya, Sayang! Aku hampir saja melupakan itu, maafkan aku."

"Tidak masalah." Shin Yu menyimpan pedangnya setelah benang itu menghilang, lalu menatap ke arah Sue Yan dan Du Shan, "Aku tidak perlu meminta maaf, bukan?"

Sebelum Sue Yan menjawabnya, beberapa orang lainnya datang dan mereka juga merupakan bagian dari sekte Puncak Matahari.

"Apa yang terjadi, Senior?"

"Senior, apa kamu baik-baik saja?"

Sue Yan sejenak diam sebelum mengangguk sekali, ia tersenyum dan berkata, "Ya, hanya ada keributan kecil saja dan sudah berakhir."

Orang-orang yang baru datang itu menatap Shin Yu dan Fang Wei, mereka tadinya ingin menanyakan identitas kedua orang tersebut tetapi senior Sue Yan langsung pamit dan kembali ke meja mereka.

"Senior, kau sangat temperamental." Shin Yu berkata sembari duduk kembali di kursinya.

"Geez... Aku hanya tidak senang dengan mereka, rasanya ingin kupukuli biar tau akibatnya menggangguku." balas Fang Wei sambil memutar bola matanya dengan malas.

Shin Yu tidak menanggapi, sifat Fang Wei yang buruk itu memang sangat sulit untuk dihilangkan, bahkan senior Fang Lin sampai dibuat kesal berkali-kali karena masalah yang selalu dibuatnya.

Setelah itu berlalu, Fang Wei memesan cukup banyak makanan. Melihat itu, Shin Yu jadi penasaran apakah nafsu makan seorang perempuan sebanyak itu atau memang Fang Wei saja yang berbeda.

Kurang lebih satu jam berlalu semenjak Fang Wei menghabiskan makanan yang dipesan, tiba-tiba saja sebuah suara nyaring memenuhi langit dan tidak lama setelah itu kembang api mulai bermunculan menghiasi gelapnya malam.

Pada saat itu terjadi, suara decak kagum orang mulai terdengar dan mereka saling bicara satu sama lain dengan senyuman lebar sembari memandangi langit yang dihiasi cahaya indah.

Fang Wei pun terlihat sama, matanya berbinar dan senyumannya sangat lebar. Melihatnya seperti itu, Shin Yu berpikir bahwa tidak ada seorangpun perempuan yang pernah ia lihat bisa menandingi kecantikannya.

"Indahnya..." Fang Wei bergumam, nadanya terdengar begitu senang, "Seandainya waktu bisa berhenti, kurasa itu akan menjadi jauh lebih baik."

"Senior, dirimu sangat suka kembang api, ya?"

"Hahaha... Begitulah, aku sangat suka melihat kembang api."

"Kapan pertama kali Senior melihat kembang api?"

"Kapan..." senyum Fang Wei sedikit memudar, "Yah, sudah lama sekali. Saat itu, aku masih kecil dan aku pertama kali melihatnya ketika aku bersama ibu dan kakakku."

Shin Yu mengangguk beberapa kali, ia tidak tau apa yang terjadi pada ibu Fang Wei tetapi sepertinya itu bukan sesuatu yang bagus.

"Setiap tahun aku pasti akan melihat kembang api setidaknya sekali, supaya aku tidak melupakan ibuku..."

"Begitu, ya?" Shin Yu menanggapi, "Itu bagus, Senior. Meskipun masa lalu adalah masa lalu tetapi mengenangnya bukanlah sebuah hal yang salah."

"Yup, kakakku juga berkata begitu."

Shin Yu tidak menanggapi kali ini dan lebih memilih untuk diam supaya tidak menganggu Seniornya yang sedang menikmati kembang api.

Bersambung.....

LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> COMMENT.

1
untung untung
Buruk
pangesticass
batas bacaku sampai sini...lanjut nanti ah thor mau nyuci dlu/Smile/
pangesticass
inilah pentingnya sakinah dlam.islam arti memahami kelebihan dan kekurangan pasangan agar tidak diperdebatkan/Frown/
pangesticass
cerita nya bagus banget authornya pinter bat
pangesticass
sangat keji
pangesticass
inilah anak yatim piatu yang sesungguhnya diabaikan minim kasoh sayanv
Dirman Ha
ig dy ig Fu ig bojo
Dirman Ha
if ddu if ddu joon
Dirman Ha
if ddu ibi ijo
Dirman Ha
if dy uv Hi ibi
Dirman Ha
ig Fu UC c ig Hoo ig fi
Dirman Ha
dy UC h OB vi
Dirman Ha
ur et UC ddu ivo
Dirman Ha
if dy ig f
Dirman Ha
ih UFC j j
Dirman Ha
ig dg uv vi o
Dirman Ha
if dy uv bbk knp
Dirman Ha
ig dg uv bbk knp
Dirman Ha
ig dy ibi knp
Dirman Ha
ig dy uv Ch uv bii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!