di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecelakaan
Duarghhhh...!!! Tubuh dirman menghantam tanah. Tanah tanah sampai terangkat akibat tubuh dirman.
Nampak di depan cafe para pengunjung melihat pertempuran tersebut, bahkan ada yang memvidiokan dengan ponsel mereka.
Perlahan lahan dirman bangkit, dan membersihkan debu debu yang menempel di jaket kulit hitamnya.
"Bajingan..! Ternyata benar seperti Dugaanku, keluarga cokrodinoto ingin membawa kabur nona adinda.." ucap dirman.
"Kabur..? Kurasa kamu salah paham dirman..! Lagi pula memang sangat tidak pantas jika nona adinda harus Menikah dengan dawih.."
"Tidak pantas..? Seharusnya keluarga cokrodinoto bersyukur memiliki menantu tuan dawih..!! Kalian memang tidak tau di untung..!! Lihatlah kekuatan golok setanku..!!"
Aura merah darah menyelimuti bilah golok setan dirman.
"Golok ini adalah golok yang di berikan langsung oleh tuan dawih, Lihatlah kadigdayaanya." Ucap dirman sambil mengakat goloknya ke atas.
Aura menekan langsung terpancar dari golok dirman, orang orang biasa yang merasakanya memuntahkan darah segar dari mulut mereka, bahkan orang orang di sana menjauh dari medan pertarungan dirman dan isna.
Isna juga mulai was was sebagai orang kepercayaan kakek wiran tidak mungkin isna tidak tahu tentang kehebatan golok setan milik dirman ini. konon katanya golok setan dirman ini setiap harinya harus bersimbah darah, jika tidak golok setan milik dirman ini akan berkarat.
"Keparat! Aku harus membeli waktu untuk nona adinda agar bisa menjauh dari sini, lalu aku akan menggunakan teknik itu untuk kabur dari dirman ini.. nona adinda semoga takdir menuntunmu bertemu dengan tuan sakti tidak terkalahkan itu.." gumam isna.
Whusss...!! Isna menyabetkan selendang birunya.
Mata isna membelalak ketika selendang miliknya di tangkap oleh dirman. Dirman menarik ujung selendang isna. Seketika tubuh isna tertarik.
Dirman kemudian menyabetkan goloknya ke arah isna.
Whusss...!! Bunyi udara yang terbelah.
Isna memiringkan badanya menghindari bilah golok itu. Isna kemudian memaksa menarik selendangnya tetapi dirman sama sekali tidak melepaskanya.
Bang...!!! Isna menendang perut dirman.
Seketika dirman terpental.
Whuss...!!! Isna kembali menyabetkan selendang birunya.
"Aghhhh...!!" Teriak dirman sambil menyabetkan goloknya.
Duarggghhhhhh...!!! Ledakan energi terjadi antar selendang isna dan golok setan dirman.
"Akhhh..!!" Isna terpental karena kalah energi melawan dirman.
Melihat lawanya terpental, dirman tidak mennyia nyiakan kesempatan, dirman langsung melesat dan mencoba menebas isna.
Isna terlambat menghindar bilah golok berhasil mengenai bagian perut kirinya. Noda darah langsung membasahi jas hitam mahalnya.
"Akhhh...!!" Rintih isna sambil memegangi perutnya yang berdarah akibat sabetan golok setan dirman.
Nampak dirman tersenyum tipis. "Aku berhasil memasang penanda, Haha! Kau benar benar pintar dirman pasti isna akan menggunakan teknik itu untuk menyusul nona adinda...!! Haha!! Lalu aku akan menangkap nona adinda dan ku bawa pada tuan dawih sudah pasti tuan dawih akan memberikanku hadiah yang sangat besar..!! Hahaha!! gumam dirman.
Yah dirman memasang penanda di luka isna, membuat siapapun yang terkena tanda itu, dapat terlacak dengan mudah oleh dirman.
Sementara itu isna meringis kesakitan, bagaimanapun juga lukanya adalah akibat sabetan dari golok setan, salah satu pusaka dirman pemberian langsung dari tuan dawih.
"Ku rasa nona adinda sudah jauh, aku bisa menggunakan teknik itu..!" Gumam isna sambil menahan rasa sakit di perut kirinya.
"Baru segitu saja sudah merasakan kesakitan seperti ingin melahirkan haha! lemah..."
Nampak mulut isna memaksa berkomat kamit seperti membaca mantra. Kabut tipis menyelimuti tempat pertarungan dirman dan isna.
Perlahan lahan tubuh isna menjadi kabut sebelum isna benar benar menghilang, isna bisa melihat dirman tersenyum tipis ke arahnya.
"Semoga cuman perasaanku saja..." gumam isna kemudian menghilang begitu saja.
Kabut juga perlahan lahan menghilang tertiup angin malam.
"Hahahahahahaha...!!" Dirman tidak henti hentinya tertawa.
***
Sementara itu adegan berpindah pada adinda yang sedang mengendarai mobilnya tanpa arah yang jelas, dia hanya mengendarai dengan asal.
"Maafin aku isna..! Hiks.." gumam adinda.
Nampak di kursi samping kabut putih menggumpal, lama kelamaan membentuk sosok manusia dia adalah isna. Nampak isna masih memegangi lukanya.
"Isna..!" Ucap adinda dan langsung memeluk isna.
"Nona setirnya!" Teriak isna.
Dengan panik adinda langsung menstabilkan setirnya, tetapi terlambat di depan mobil adinda ada pohon besar yang berdiri tegak.
"Ahhhhhh.....!!!" Teriak adinda dan isna secara bersamaan dan detik berikutnya.
Duarghhhh...!! Mobil adinda menghantam pohon besar dan mereka berdua pingsan.
"Bujang inam..!!" Ucap sugi sambil memegangi dadanya karena kaget.
Sugi sedang berbaring malas di sofanya, tetapi bunyi tabrakan langsung membangunkanya.
Dengan cepat sugi melihat ke depan tokonya. Nampak mobil adinda menabrak pohon besar yang tidak jauh dari toko boneka sugi.
"Waduh ada kecelakaan.." gumam sugi
"Tolong! Tolong! Tolong!.." teriak sugi tetapi tidak ada satupun orang karena jalanan sepi.
"Dimana orang orang ini kenapa jalan ini sepi sekali..!" Ucap sugi sambil menendang kerikil di depanya.
Sugi kemudian menghampiri mobil adinda. Mata sugi membulat sempurna, melihat di dalam mobil terdapat dua orang wanita cantik.
"Buset... kayanya mereka orang orang kaya.. apa mereka berdua jodoh gw.." gumam sugi. Tetapi fikiran sugi langsung di tepis mengingat dia hanya pemilik toko boneka yang bahkan hari ini belum ada satupun pembeli, dan mengingat muka sugi yang seperti ember ari ari bahkan dia sama sekali tidak kayak untuk menyentuhnya.
"Huffttttt...!!"
Sugi menghembuskan nafas kasar, mau tidak mau dia harus membawa kedua wanita ini ke dalam tokonya.
Pertama tama sugi membawa adinda. Mata sugi terus memandangi wajah cantik adinda dengan kening yang sedikit berdarah.
Sugi kemudian menaruh adinda di kamar yang berbeda, dengan kamar yang di pakainya.
Setelah menaruh adinda, sugi kemudian kembali ke arah mobil dan langsung mengakat tubuh isna.
Sugi mengedutkan matanya melihat luka sayatan di perut isna.
"Masa kecelakaan mobil lukanya begini, Kenapa lukanya kaya terkena benda tajam..? Oh apa wanita bergaun ungu tadi mau nganter wanita ini kerumah sakit... eh tapi mereka jalanya bukan ke arah rumah sakit..! Bodo amat lah.."
Sugi kemudian membaringkan isna di samping adinda. Setelah membaringkan isna sugi mengambil kotak p3k, Sugi kemudian membersihkan darah di kening adinda.
Berkali kali sugi menelan ludahnya ketika melihat wajah cantik adinda. "Ahhh, andai dia istriku bakalan betah di rumah.." gumam sugi.
Setelah membersihkan luka adinda sugi juga membersihkan luka isna.
Sugi berkeringat sebesar biji jagung ketika membersihkan luka di perut isna. Sugi berusaha untuk tidak melihat perut isna, walaupun otaknya protes untuk melihat.
"Ini sangat berbahaya..!!! jika aku melihatnya, bayangan perut indahnya akan meracuni fikiranku dan merusak sistem kerja otak kiriku. Ia Akan menjadi yang terdepan dalam fantasi hayalanku sebelum tidur... aku tidak akan mampu mengendalikan tanganku sendiri yang berusaha merayap ke dalam boxer dan meraih tongkatku sendiri, lalu mencabik cabik hayalan itu dengan sangat brutal...!!!" Gumam sugi.
Klo di hutan ada boneka harimau ama siluman kapal yg td dilepas ama Sugi. Maaf klo aku sok tau😁.