Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan
Sepanjang malam Kaisar Jasper duduk di taman sampai fajar menyingsing. Dan matahari mulai memancarkan cahayanya menerpa tubuhnya. Tidak ada rasa dingin di tubuhnya, yang ada hanyalah rasa panas. Ia berdiri, lalu membalikkan badannya.
"Zoya,"
"Saya membawakan pakaian hangat untuk Baginda, apa Baginda mulai tadi malam berada di sini?"
"Iya, dan tidak perlu." Jawabnya cepat dan melewati Zoya begitu saja.
Zoya pikir dengan kepergiannya. Kaisar Jasper akan ikut pergi karena tidak ada yang menemaninya. Apa Baginda sangat mencintai Permaisuri sampai dia memikirkan Permaisuri sejak malam. Seberarti itukah Permaisuri di hati Baginda batinnya.
Zoya melihat pakaian hangat itu, Kaisar Jasper enggan menerimanya. Seharusnya tadi malam ia menemani saja. Tidak membiarkan Kaisar Jasper sendirian.
Zoya menyusul Kaisar Jasper, ia akan mempersiapkan segala kebutuhan Kaisar Jasper. Sudah menjadi tugasnya melayani Kaisar Jasper dengan baik. Apa lagi ia di pilih langsung oleh Kaisar Jasper.
"Permaisuri," Zoya memberikan hormat.
Seperti biasa, Michelina keluar kamarnya di pagi hari untuk menghirup udara segar dan harum semerbak bunga mawar.
Hemm
Michelina mengangguk seraya berderhem, ia melewati Zoya yang tengah menunduk.
"Permaisuri,"
Michelina memutar lehernya, ia memasang wajah datarnya. "Ada apa?"
"Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada Permaisuri." Ujar Zoya. Dia melupakan tugasnya melayani Kaisar Jasper.
"Sepenting apa? aku tidak memiliki waktu,"
"Maaf Permaisuri sebelumnya, bisakah kita berbicara berdua."
"Lancang," bentak Lucilla. Tidak pernah ada seorang pelayang yang meminta berbicara dengan Permaisurinya.
"Biarkan dia berbicara, kalian pergilah," perintah Michelina. Ia merasa, Zoya akan mengatakan sesuatu tentang Kaisar Jasper dan dirinya.
Lucilla menatap benci ke arah Zoya, ia merasa Zoya hanya perempuan yang memanfaatkan keadaanya. Karena dirinyalah, junjungannya berubah pada Kaisar Jasper. Seharunya saat ini mereka sudah hidup bahagia.
Selepas kepergian Lucilla. Zoya langsung membuka suaranya. "Maaf sebelumnya Permaisuri, tadi malam saya menemani Baginda."
Michelina menguatkan kesabarannya, seperti biasa telinganya akan meledak. Ia bosan mendengarkan namanya.
"Lalu Baginda menanyakan,"
"Tunggu, kamu hanya ingin membahas hal yang tidak penting."
Zoya mengepalkan tangannya. Ia merasa Permaisuri Michelina hanya ingin mempermainkan Kaisar Jasper dan hanya memikat hartanya saja. Sementara Kaisar Jasper, dia tidak akan tau jika Michelina tidak mencintainya. "Bisakah Permaisuri menghargai Baginda, semalaman Baginda duduk di halaman memikirkan Permaisuri,"
Michelina menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Apa semalaman kamu bersama Baginda?"
"Apa gunanya saya datang keistana jika tidak bisa membantu keresahan Baginda,"
"Waw, begitu perhatian." Michelina tersenyum, mungkin dulu dengan cara seperti itu. Wanita di depannya bisa memikat semua laki-laki. "Aku tidak peduli. Kamu mau berlagak polos, atau berlagak perhatian. Dan aku tegaskan sekali lagi. Jangan coba mencampuri urusan ku. Hidup ku adalah hidup ku." Michelina menunjuk dadanya. "Dan hidup mu adalah hidup mu." Michelina menunjuk dada Zoya dengan penekanan. Hidupnya sudah melupakan bagaimana mencintai dan di cintai. Baginya, sudah cukup hidupnya hancur.
"Apa Permaisuri hanya menginginkan takhta? apa Permaisuri tidak mencintai Baginda?"
"Jangan pernah menanyakan cinta di hidup ku. Cinta ku bagaikan bunga mawar, jika seseorang mencintai ku. Maka dia harus sanggup menahan rasa sakit akibat durinya. Bagi ku, cinta itu adalah kematian." Kini bayangan air mata itu kembali lagi memasuki kepalanya. Ia memejamkan matanya, di mana kepala itu menggelinding.
Zoya tertegun, apa memang tidak ada cinta di hati wanita di depannya. Apa memang tidak bisa melihat sebegitu pedulinya Kaisar Jasper padanya. "Saat Permaisuri mengalami sebuah penderitaan karena cinta. Di saat itulah Permaisuri harus bertahan."
plak
Tamparan keras itu seketika melayang di pipi Zoya, wanita di depannya tidak berhak menghakimi kehidupannya. Dulu, dia merasakan kebahagiaan sementara dirinya, berjuang mati-matian. "Apa hak mu mengatakan seperti itu?" teriak Michelina. "Kamu tidak berhak menghakimi hidup ku," Matanya memerah, nafasnya haus ingin membunuh. "Kamu tidak pernah tau arti bertahan. Ketika kamu mencintai seseorang lalu kamu mengorbankan orang lain yang begitu mencintai mu. Apa kamu akan mengorbankan nya begitu saja? Aku Michelina di penuhi kasih sayang dari kedua orang tua ku dan aku tidak akan pernah mengorbankan mereka."
"Kamu tidak pernah tau rasanya kehilangan orang yang kamu cintai dan mencintai mu. Lalu aku harus mengorbankan mereka karena orang yang aku cintai dan tidak pernah membalas cinta ku." Ujar Michelina membuat Zoya terdiam menunduk ketakutan.
Dan badai itu berasal dari mu, Zoya. Berasal dari paman mu
Michelina pun pergi, ia tidak bisa menahan emosinya lebih lama lagi. Bisa-bisa ia mencekik Zoya. Dengan mudahnya Zoya mengatakan bertahan demi cinta. Dulu dia bertahan untuk cinta. Namun dia harus kehilangan kedua orang tuanya. Dan sekarang dia tidak akan mengorbankannya.
"makanya sadar anj"
rendah banget permaisuri kalah Ama pelayan,mau di taruh dmn Rai nya
dasar istri goblok