Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Proses pembukaan Meridian
Liu Bai tidak bisa membedakan antara siang dan malam, karena di dalam Goa buatan Hun Fao, siang dan malam sama saja, namun Hun Fao bisa mengetahui waktu tersebut tanpa kesulitan.
Liu Bai memulai latihannya setelah bangun tidur, dan ini masih awal dia memulai latihannya sehingga semangatnya tidak menutup rasa gugupnya.
“Waktuku tidak terlalu banyak untuk melatih seluruh proses pelatihan mu, aku memiliki cara tersendiri untuk melepaskan seluruh Meridian mu yang tertutup.”
Dengan kondisi Hun Fao saat ini, dia khawatir waktu yang dimilikinya tidak banyak, selama Liu Bai bisa membuka semua Meridian nya, dia sudah bisa membuatkan Inti Elemen dan penyimpanan Qi, setelahnya Hun Fao akan memberikan seluruh Qi nya serta metode dan keterampilan tingkat tingginya, itu akan langsung meningkatkan kemampuan Liu Bai secara singkat.
Liu Bai diposisikan duduk bersila dengan melepaskan bajunya, sedangkan Hun Fao duduk di belakangnya dengan kedua jarinya yang mulai mengeluarkan energi.
“Ini akan menyakitkan Liu Bai, jadi selama proses ini, kamu harus mampu bertahan menahan rasa sakit!” kata Hun Fao yang dijawab dengan anggukan oleh Liu Bai.
Hun Fao mulai melepaskan energi-energi kecil bulat namun agak samar, energi tersebut dibentuk dengan elemen angin yang mengandung Qi. Satu dua energi tersebut melesat ke tubuh Liu Bai, suara keras seperti tubuh yang terpukul oleh kayu terdengar beberapa kali selama proses tersebut.
Rasa sakit yang luar biasa dirasakan oleh Liu Bai, hantaman energi yang datang terus menerus ke sekujur tubuhnya seperti mendapatkan serangan dari lemparan batu kecil yang sangat keras, jika hanya satu mungkin Liu Bai mampu menahannya, namun ini datang secara bertubi-tubi.
Liu Bai merapatkan giginya serta mengepalkan kedua tangannya, urat-urat lehernya sampai menonjol keluar dan keringat bercucuran membasahi sekujur tubuhnya, rasa sakit yang menghujani tubuhnya sangat sulit untuk ditahan, tidak peduli bagaimanapun cara Liu Bai menahannya, tetap saja dia tidak mampu dan mengerang keras kesakitan.
Masalahnya proses ini tidak bisa di hentikan, dan juga tidak bisa memberikan jeda. Metode tersebut sebanding dengan orang lain yang melakukan latihan setahun penuh untuk mencapai ke Tahap Pemula, itu sebabnya Hun Fao tidak memberikan jeda dalam prosesnya.
Satu jam telah berlalu, dan Liu Bai benar-benar sudah mencapai batasnya, dia tidak tahu lagi butuh berapa lama proses tersebut akan selesai, namun jika sampai satu jam lagi tidak juga selesai, Liu Bai tidak yakin akan mampu bertahan selama itu, besar kemungkinan dia akan kehilangan kesadarannya.
Hun Fao juga terlihat berbeda dari biasanya, dirinya yang biasanya batuk-batuk kini tidak lagi, selama satu jam lebih dia membantu proses tersebut, selama itu juga dia tidak batuk, walau tenggorokannya terasa gatal dan rasa sesak mulai menyerang pernafasannya, Hun Fao tetap berusaha bertahan demi kesuksesan proses tersebut.
Hun Fao mengubah bentuk jarinya menjadi satu jari, dan kemudian energi bulat sebesar ibu jari kaki orang dewasa keluar dan menghantam punggung Liu Bai dengan keras.
Liu Bai merasa seperti mendapatkan pukulan yang sangat keras dari belakang, dia berhenti mengerang dan sebagai gantinya, dia memuntahkan darah kental yang sedikit kehitaman.
“Uhuk-uhuk..!
Batuk Hun Fao kembali terdengar, dan dia juga sudah menghentikan proses pembukaan Meridian di tubuh Liu Bai, sedangkan Liu Bai yang sangat kelelahan hanya bisa menoleh ke arah gurunya yang tidak henti-hentinya batuk keras, dia ingin sekali mengambilkan air minum untuk gurunya agar batuknya reda, namun dia sendiri juga sangat kelelahan.
Setelah cukup lama di siksa oleh batuknya, Hun Fao akhirnya bisa bernafas lega setelah batuknya berhenti, dia mengusap keringat di dahinya seraya menatap Liu Bai yang nafasnya juga mulai stabil.
“Kamu istirahat dulu, nanti kita akan melanjutkan proses ini lagi setelah kondisimu kembali pulih!” kata Hun Fao.
Liu Bai hanya menganggukkan kepalanya, walau nafasnya mulai stabil, namun sisa rasa sakit di sekujur tubuhnya masih terasa. Liu Bai tidak mempertanyakan apakah proses itu masih panjang atau tidak, walau dia tidak tahu hasilnya, namun Liu Bai mempercayakan semuanya kepada gurunya.
Saat ini baru sekitar lima persen Meridian Liu Bai yang baru terbuka, itu karena tubuh Liu Bai belum sepenuhnya siap untuk menahan rasa sakit lebih lama, setelah Liu Bai mampu menahannya dan bisa bertahan dari rasa sakit setidaknya setengah hari, maka proses tersebut bisa di bilang sudah mulai berjalan dengan lancar, dan berikutnya Liu Bai pasti sudah terbiasa dengan rasa sakit sehingga akan mampu bertahan lebih lama.
Liu Bai mengatur nafasnya dan kemudian berbaring, sedangkan Hun Fao mengeluarkan beberapa benda aneh dan terlihat seperti melakukan sesuatu yang tidak di pahami oleh Liu Bai.
Liu Bai kembali melakukan proses pembukaan setelah kondisinya pulih, semakin lama, waktu prosesnya semakin lama juga, yang awalnya lebih satu jam kini naik hampir dua jam, dan terus meningkat di setiap kelanjutan proses berikutnya.
Matahari naik turun bergantian antara siang dan malam, namun di dalam Goa yang tertutup oleh pintu batu tebing, siang dan malam terlihat sama saja, dan Liu Bai sudah tidak tahu lagi sudah berapa lama dia berada di dalam goa dan melakukan proses pembukaan Meridian.
Tanpa Liu Bai sadari, dia sebenarnya telah sepuluh hari melakukan proses tersebut, dan kali ini perubahan besar mulai terlihat, dan Liu Bai sudah tidak merasakan sakit ketika bola-bola energi itu menghujani tubuhnya.
Setelah hampir satu hari melakukan proses tersebut, akhirnya Hun Fao mengakhirinya dengan bola energi terakhir yang sedikit lebih besar, dan Liu Bai sudah tidak lagi memuntahkan darah.
Seperti biasa, Hun Fao akan batuk keras setelah dengan keras menahan semuanya demi kelancaran proses pembukaan Meridian di tubuh Liu Bai, dan kali ini kondisi Hun Fao semakin terlihat parah, karena saat batuk, dia akan mengeluarkan darah, namun dia menyembunyikan semuanya dari Liu Bai yang datang memberikan air minum padanya.
“Batuk guru semakin parah, apakah guru baik-baik saja?” tanya Liu Bai.
“Tidak perlu khawatir, aku sangat baik-baik saja! Sekarang seluruh Meridian di tubuh mu sudah terbuka semua, dan kamu sudah memiliki penyimpanan Qi, hanya tinggal membuatkan Inti Elemen buatan,” kata Hun Fao.
Biasanya seseorang yang sudah mencapai ke Tahap Pemula belum membuka satu Meridian nya, bahkan yang sudah mencapai ke Tahap Raja sekalipun belum sepenuhnya terbuka dengan sempurna, namun Liu Bai yang belum mencapai ke Tahap Pemula sudah membuka seluruh Meridian nya, jika orang lain mengetahuinya, mereka pasti akan muntah darah, karena tidak mudah untuk membuka seluruh Meridian di dalam tubuh.
Liu Bai mengangguk, dia sendiri merasakan sensasi yang berbeda, tubuhnya terasa lebih segar, dan seperti memiliki tenaga berkali-kali lipat dari biasanya, dia yakin itu adalah efek dari Meridian nya yang sudah terbuka.
Walau Liu Bai belum memasuki tahap Pemula, namun dia sudah memiliki tenaga yang melebihi tenaga manusia biasa, proses yang Hun Fao terapkan benar-benar berhasil hanya dalam waktu sepuluh hari, andai kondisi Hun Fao tidak sakit, mungkin prosesnya akan lebih cepat.
“Aku mendalami keterampilan pedang dengan Inti Elemen Angin sebagai sumber perubahannya, karena itu aku akan membuatkan mu Inti Elemen Angin saja, itu lebih efektif dalam menggunakan kemampuan yang akan aku wariskan nanti!” kata Hun Fao.
“Inti Elemen Angin?”
Liu Bai memperhatikan kedua tangannya seraya mengingat kembali kemampuan ketiga temannya yang masing-masing memiliki beberapa elemen, seperti Mei Yin yang memiliki Inti Elemen Air dan Kayu, Xiu Lei memiliki Elemen Tanah dan Api, dan Li Hang memiliki Elemen Air dan Logam.
“Satu Inti Elemen tidak buruk, setidaknya aku memiliki kemampuan!” gumam Liu Bai.
“Jangan merasa kecil hati, satu atau dua elemen memiliki potensi lebih tinggi dari pada tiga ke atas, itu karena sumber daya hanya terfokuskan ke satu elemen, dua sedikit lebih rendah, dan jika lebih, itu akan memperlambat kemajuan kultivasi!” kata Hun Fao.
Liu Bai memperhatikan beberapa barang di hadapan Hun Fao, dia penasaran sehingga menanyainya, “Apakah benda-benda ini yang akan di buat untuk membentuk Inti Elemen Angin ku?”
Hun Fao mengangguk seraya memperhatikan lima jenis barang di hadapannya seraya memberikan penjelasan, dan Liu Bai mendengarkan semuanya tanpa berani memotong.
“Ini adalah Inti Elemen Angin milik Siluman yang berada di kelas Singa, sedangkan ini adalah Permata Siluman di kelas Serigala, yang sebelahnya adalah Buah Tempurung Langit, sedangkan satunya adalah Darah Siluman biasa, dan yang terakhir adalah Pil Embun Tingkat tiga.”
Hun Fao menjelaskan jika Inti Elemen Angin milik Siluman Kelas Singa memiliki potensi tinggi untuk menjadi Inti Elemen permanen dari pada milik Siluman di Kelas biasa dan Serigala, andai Hun Fao memiliki Inti Elemen Angin milik Siluman di Kelas Naga, itu akan lebih besar hasilnya.
Permata Siluman akan mendukung penyatuan, karena Inti Elemen yang digunakan adalah milik Siluman, jadi membutuhkan dukungan yang sama agar bisa menyatu dengan tubuh Liu Bai. Buah Tempurung Langit bermanfaat untuk mengikat Inti Elemen dengan sel tubuh Liu Bai, dan itu akan membuat darah terinfeksi yang akan membuat darah Liu Bai berhenti mengalir dan akan membuat Liu Bai mati. Agar darah kembali mengalir dengan lancar, dibutuhkan darah Siluman, dan setelah itu Pil Embun Tingkat tiga akan memulihkan semua proses penyatuannya.
“Apa kamu tahu kenapa banyak Sekte yang menolak untuk menerimamu?” tanya Hun Fao yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Liu Bai.
“Itu karena mereka tahu cara melakukan semua ini, namun mereka tidak ingin melakukannya karena sumber daya ini sangat mahal, itu sebabnya mereka tidak ingin membuang-buang sumber daya hanya untuk diberikan kepada murid baru yang masa depannya belum tentu jelas!”
Liu Bai tercengang lalu tersenyum kecut setelah mengetahui alasan beberapa Sekte menolak dirinya, semua barang yang ada di hadapan Hun Fao adalah sumber daya yang sangat mahal, total harganya setara dengan penghasilan lima tahun bagi Sekte besar.
“Kamu biasakan diri dulu dengan kondisi barumu, serap Qi di sekitar tempat ini agar Penyimpanan Qi mu terisi, dan dua hari kemudian, proses pembuatan Inti Elemen Angin akan kita lakukan!” kata Hun Fao.
Hun Fao menghela nafas panjang, dia akhirnya sedikit lebih tenang karena yang dia lakukan berhasil berjalan dengan lancar. Setelah melihat Liu Bai yang mulai duduk untuk menyerap Qi, Hun Fao tersenyum melihatnya.
“Waktuku tidak banyak lagi, semoga proses pembuatan Inti Elemen ini berhasil!” gumam Hun Fao seraya memejamkan matanya dan pikirannya terbayang dengan sosok gadis cantik berusia enam belas tahun yang sedang tersenyum padanya, gadis itu mengulurkan tangannya seraya berkata, “Kakek, aku merindukan mu,” kata gadis yang muncul dalam bayangan Hun Fao.
“Maaf Yun’er, sepertinya kakek tidak bisa lagi menemanimu, sebagai gantinya, aku akan mengirimkan seseorang yang akan melindungimu,” gumam Hun Fao seraya melirik Liu Bai dan kembali bergumam, “Guru Liu Sha, aku sudah menepati janjiku untuk membantu salah satu keturunan mu, guru bisa beristirahat dengan tenang di alam sana.”
Selesai Hun Fao bergumam pelan, dia duduk bersila untuk menahan lukanya agar sedikit bisa bertahan setidaknya selama sebulan lagi.