Istri Sang Gubernur

Amelia tidak bisa tidur semalaman, ia teringat akan hubungan Alvin dan Maya. sebenarnya ada apa diantara mereka kenapa selama ini Amelia tidak pernah tahu jika Alvin berteman dengan Maya.

Amelia menatap Tantra yang tidur terlelap, ia yakin Tantra tidak tahu soal Maya dan Alvin. pasti Tantra juga tidak akan percaya jika Amelia menyuruhnya untuk berhati-hati dengan Maya. wanita itu pasti punya rencana jahat. tapi Amelia tidak tahu rencana apa yang di susun Alvin dan Maya.

Amelia meraih ponselnya, ia melihat schedule besok. ia ada pasien yang harus di tangani. Amelia bergegas ikut tidur ia berbaring di dekat Tantra.

Pagi tiba, mata hari bersinar cerah. Amelia terbangun saat ia merasa wajahnya disentuh. Amelia membuka mata menatap Tantra.

"Bangunlah Amelia sudah siang" kata Tantra.

"Jam berapa mas?"

"Hampir jam tujuh"

"Aku kesiangan!" Amelia bergegas bangkit dari tempat tidur ia berjalan cepat menuju kamar mandi.

Sementara Tantra ia melakukan gerakan senam ringan di dalam kamar sembari menikmati udara pagi yang menembus tirai jendela kamarnya.

"Mas..."

Tantra berjalan ke arah kamar mandi, Amelia memanggilnya.

Apa dia mau mengajakku mandi bersama?

"Ada apa Amelia?" tanya Tantra canggung, ia berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Tolong ambilkan handuk aku lupa bawa"

"Oh, baiklah" Tantra tersenyum menggaruk kepalanya. baru saja ia berpikir liar ternyata Amelia hanya memintanya mengambilkan handuk.

"Ini Amelia" Tantra memejamkan matanya saat pintu kamar mandi setengah terbuka.

Dengan gerakan cepat Amelia segera menyambar handuk itu.

"Terimakasih mas"

Amelia seger bersiap ia mengeluarkan dress motif bunga-bunga berwarna pink dari dalam lemari. lalu ia menyiapkan stelan kerja untuk Tantra.

"Mas aku harus bergegas karena ada pasien yang genting. mas sarapan sendiri ya?" kata Amelia sambil memasukan ponsel kedalam tas kerjanya.

"Oke, nanti siang aku jemput makan siang bersama?"

Amelia mengangguk, ia berjalan cepat keluar dari kamar.

"Pagi Bu" pagi Johan

"Selamat pagi Bu" sapa Inka.

"Pagi Inka ayo cepat pergi aku sudah terlambat" kata Amelia pada Inka.

Inka mengeluarkan salah satu mobil dari garasi. ia siap mengantar nyonya gubernur pagi ini bertugas di rumah sakit sebagai dokter bedah.

Setibanya di rumah sakit dokter Amelia bergegas menuju ruang kerjanya. dia orang perawat berjalan cepat mengikuti langkah sang dokter.

"Bagaimana kondisi pasien saat ini? mana laporan medis sebelumnya?" tanya Amelia sembari mengenakan sarung tangan medis.

"Dokter Yosephine yang menangani sebelumnya dok, ini laporan medis nya"

Dokter Amelia membaca dengan seksama laporan medis di tangannya. ia menghela napas berat.

"Tindakan pembedahan akan sangat beresiko untuk pasien, aku perlu diskusi dulu dengan dokter spesialis lainnya" kata Amelia.

"Dimana keluarga pasien? aku ingin bicara"

"Baik dok"

Dokter Amelia duduk di kursi kerjanya, di hadapannya ada seorang pria muda berpakaian lusuh dan wajahnya nampak lelah. ia anak dari si pasien yang sedang kritis.

"Dokter tolong ibu saya, untuk biayanya akan saya cari dulu, saya janji dokter akan segera saya lunasi tapi selamatkan ibu saya"

Amelia menatap iba pada pria muda di hadapannya. di pasti cemas dan panik dengan kondisi ibunya.

"Besok kemungkinan ibu mu akan di operasi, tapi kita harus menunggu dulu kondisinya, apa kau hanya sendirian? tidak adakah keluarga mu yang lain?"

"Tidak dokter aku hanya berdua dengan ibu"

"Baiklah, berdo'a lah untuk ibumu, kami para dokter akan berusaha yang terbaik"

Amelia tahu biayanya cukup besar, melihat anak muda itu Amelia sedikit pesimis ia bisa mengumpulkan uang untuk operasi ibunya.

Istirahat makan siang tiba, Tantra menepati janji menjemput Amelia untuk makan siang bersama. keduanya pergi ke restoran tidak jauh dari rumah sakit.

Amelia terlihat lebih diam, ia masih memikirkan kondisi pasiennya.

"Ada apa Amelia?"

Amelia menggeleng sembari tersenyum. Tantra sudah pusing mengurusi berbagai masalah jadi Amelia tidak ingin menambah pikiran Tantra dengan masalah di rumah sakit.

"Mas nanti aku pulang terlambat"

"Hmm tidak apa-apa, aku akan menjemput mu"

Amelia mengangguk,

Selesai makan siang bersama, Tantra segera kembali ke kantor dinasnya. tak lupa sebelum pergi ia mengecup kening Amelia.

Amelia menggenggam tangan Tantra ia bahkan belum melepas genggamannya saat Tantra akan masuk kedalam mobil. Tantra sampai terkejut begitu juga Johan.

"Ada apa Amelia?" Tantra kembali bertanya sembari memandang tangannya yang di genggam Amelia.

"Oh maaf mas" refleks Amelia segera melepas tangan Tantra.

Tantra masuk kedalam mobil dan melambaikan tangan pada Amelia yang berdiri di depan loby rumah sakit.