Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Dinda yang kelaparan tiba-tiba merasa seperti seorang narapidana yang dijatuhi hukuman mati tanpa kesalahan yang jelas.
Sudah miskin,tua lagi.
Kau tau, pada usia 35 tahun di era modern tidak akan ada orang menyebutnya tua. Sama seperti dirinya yang saat itu bahkan belum memiliki pasangan hidup.
Tapi di era ini dengan usia yang sama dia sudah memiliki calon cucu.
("Ding, pemilik akun dengan no xxxxx,di ikat , pengikatan sukses")
Dinda yang sedang menutup matanya tiba-tiba jatuh ke lantai. Ketika dirinya membuka mata Hal pertama yang dilihat adalah sebuah objek yang familiar.
Ini adalah sebuah layar sederhana.
Pada saat dia masih SMA, Dinda sering membaca novel online. Itulah sebabnya kenapa dia bisa menerima kenyataan dengan transmigrasi ini.
Dia sedang dilanda nestapa karena transmigrasi yang dirasakan tidak adil. Tapi melihat kenyataan yang terjadi di depan dia mulai sadar , selain transmigrasi dia juga mendapatkan jari emas sebagai kompensasi.
Oh kompensasi ini berupa layar di depannya.
Layar ini berwarna biru. Tidak banyak yang tertulis di layar ini hanya beberapa data dirinya.
Sebagai seorang pengguna telepon genggam dia tahu apa yang harus buat.
Ada sesuatu di sana, ketika di sentuh, layar berubah adalah halaman web jual beli.
Dinda sedang lapar , tentu saja dia mengklik di layar untuk pembelian. segala sesuatu dijual di sini dan mereka terbuka untuk pembelian.
Dinda kembali ke layar awal untuk mengecek saldo yang dia miliki.
Dinda yang bersemangat sebenarnya sangat sedih karena akunnya kosong.Untung saja ada tulisan besar di bawahnya.
Sebagai pengguna awal ia juga mendapatkan hadiah kecil.
Dinda bisa membeli barang dengan harga lima sen.
Berbekal dengan lima sen ,dinda membeli sepotong roti kukus besar seharga satu sen.
Tanpa di duga, tiba-tiba saja ada sebuah roti kukus besar di tangan nya dan empat sen penuh.
Rupanya, sistem tidak akan menyimpan uang yang didapatkan di sini namun diberikannya secara otomatis.
Hebat.
Dinda melihat sebuah berkah melalui sistem yang didapat. Dia yang awalnya merasa sedih sekarang bersemangat dan langsung menggigit roti kukus.
Um roti kukusan sangat lembut dan masih panas. Saat ini isiannya adalah daging.
Dinda dulu memandang remeh roti semacam ini. Tapi saat ini barangnya terasa enak dan nyaman di perut. Mungkin ini efek kelaparan yang berkepanjangan.
"Ibu...
Dinda yang baru saja menyelesaikan sebuah roti kukus besar , hampir tersedak mendengar suara seseorang yang masuk ke dalam kamar.
Kamar tidak memiliki kunci sama sekali. Jadi siapapun bisa dengan bebas keluar masuk.
Ayue , Putri satu-satunya masuk dan berkata," Apakah ibu mau makan sekarang?"
Dinda setelah menyantap sepotong besar dikukus. Tapi mengingat mereka hanya merebus beberapa sayuran liar dengan garam biar langsung tidak merasa ingin makan.
"aku tidak lapar , jangan tunggu aku kakak-kakakmu akan pergi ke ladang."
Ayue sangat patuh dan dia keluar lagi dari dalam kamar meninggalkan Dinda sendirian.
Hanya setelah anak itu keluar atau Dinda baru bisa menarik nafas lega.
"untungnya..."
Dinda berbaring lagi dengan perut setengah. Belajar dari pengalaman tadi dia mulai berpikir apa yang harus dilakukan agar dia bisa makan dengan terang-terangan.
Sebagai seorang ibu mertua, Dia memiliki hak untuk memerintah semua anak-anak. Kekuatan keuangan juga berada di tangannya.
Hanya pada saat inilah dia mulai menyadari kegunaan dari transmigrasi menjadi seorang ibu tua.
Dia bisa menghindar menjadi seorang anak yang hanya patuh kepada ibu dan ayah. Dia juga tidak perlu melayani seorang suami yang siap pakai.
Jadi transmigrasi menjadi seorang ibu tua sebenarnya tidak begitu buruk.
Kurang dari lima menit kemudian ,arui masuk dengan kepala yang menunduk. Dia tidak berani menatap langsung ke arah mata ibunya.
Kemudian dia berkata," ibu aku akan berangkat ke ladang, tapi Ibu makan dulu ya!"
Dalam hati,anak pertama merasa ibunya sedang merajuk. Itulah kenapa dia menolak makanan.
Adinda tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pria ini tapi dia mengeluarkan 4 koin yang barusan dia dapat. dengan cepat dia menyerahkannya kepada Arui seraya berkata ,"ambil uang ini dan beli makanan"
"Ahh... empat sen?" tanya Arui terkejut.
Empat sen tidak banyak tapi ini sudah sungguh luar biasa dalam keluarga mereka.
Biasanya Ibu hanya mengeluarkan satu sen demi membeli beras hitam.Beras hitam adalah beras tahun lalu.
Pengadilan menyimpan beras tapi menjualnya tahun depan bumi mengganti beras yang baru. Akibatnya beras yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan adalah beras yang biasanya sudah menghitam menggumpal dan juga terkadang memiliki kutu.
Orang kaya tidak ingin membeli beras semacam ini tapi orang miskin seperti mereka menganggap ini sudah bagus.
Beras baru harga nya dua sen perkg, sedang kan beras hitam harganya dua sen sepuluh kg.
Jadi satu sen anda hanya bisa membeli setengah kilo saja. Tapi dengan empat sen,dia mampu menyelamatkan 20 kg beras hitam.
Artinya, mereka bisa makan bubur dari beras ini selama hampir satu minggu.
Hebat.
Belum sempat Putra pertama mengeluarkan kegembiraannya tiba-tiba Dinda berkata," jangan beli beras hitam, beli beras putih"
"Ahh beras putih?" arui terkejut tapi dia tidak berpikir ingin melawan ibunya.
"Setelah hari ini aku tidak ingin makan beras hitam, mengerti?" kata adinda.
"Ya Bu tapi... harga beras putih mungkin naik lagi.Ku dengar,ada masalah di perbatasan "
Arui mengerti jika ibunya jarang keluar dari desa tapi dia sudah beberapa kali pergi ke kota. Termasuk kemarin sebelum ibunya pingsan.
Ada sedikit pergolakan di perbatasan. pada begitu banyak spekulasi yang terjadi karena pergolakan tersebut. Para pedagang khawatir akan terjadi perang seperti beberapa tahun.
Karena itu beberapa pedagang jahat mulai menimbun barang yang membuat harga naik secara signifikan.
Adinda mendengar itu dan menahan nafasnya dengan khawatir.
Setelah merasa dirinya jatuh dalam kubangan kemiskinan yang berakhir menjadi seorang nenek tua. Kemudian dia mendapat kabar jika negara ini akan mengalami yang namanya peperangan.
Apa ini?
Sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Tapi ngomong-ngomong Dia memiliki jari emas. Apapun yang terjadi dia harus mengatasi kelaparan ini terlebih dahulu.
Lagi pula dia harus menyelidiki kelebihan dan kekurangan dari sistem nya.
"Jika begitu, beli saja jagung dan tulang babi.Nanti biar istrimu merebusnya untuk makan malam" kata adinda.
Arui menatap empat sen dengan begitu banyak pemikiran.
Empat sen sebenarnya bisa membeli begitu banyak hal. Satu sen bisa membeli 10 kg jagung kering. Tapi dengan harga yang sekarang mungkin dia bisa membeli setengahnya.Tapi tulang babi sangat murah. Terkadang dengan satu sen dia bisa membeli begitu banyak. Jika beruntung Anda bisa menemukan sedikit daging di sela sela tulang.
Oh ibu sebenarnya masih bijaksana.
Empat sen dia bisa makan untuk beberapa hari lagi.
Arui masih tertawa bodoh dengan empat sen di tangan.Dia langsung minta izin pergi.
Adinda sudah penuh dengan energi karena memakan roti daging barusan. jadi dia keluar dari kamarnya dengan mantap.
Baru setelah melangkah keluar dari ruangan dia menyadari spesifik umum dari tubuh yang sekarang dia pakai.
Usia tubuh sekitar 35 tahun tapi karena kemiskinan Dia memiliki tubuh yang lebih tua dari usia. Tidak memiliki ubanan tapi memiliki tubuh hitam legam dan begitu banyak kerutan dan juga flek.
Efek dari penuaan dini.
Dinda mengeluh di dalam hati begitu dia menyadari bagaimana penampilan dirinya saat ini.
Bener-bener tua banget dan menjijikan. Untung saja dia masih memiliki gigi yang lengkap.
Jika tidak ini akan menjadi hal yang paling mengecewakan sekali.
Tiga anak lelaki tidak ada di rumah menyisakan ami dan ayue. Karena adinda meminta mereka berdua untuk pergi ke gunung jadi mereka sudah bersiap dengan keranjang di belakang punggung.
"Ibu mertua...
"Ibu...
Ami memandang wajah Ibu mertuanya yang terlihat cemberut. Hatinya deg-degan dan tidak nyaman karena itulah dia menggenggam erat pakaiannya. Dia pikir ibu tua sedang marah. Mana dia tahu jika sebenarnya, ibu mertua ini tidak nyaman dipanggil sebagai ibu mertua.
Dinda belum sepenuhnya menerima takdir sebagai seorang ibu tua. Tapi dia hanya bisa menelan kekesalannya di dalam hati.
Hal yang paling penting saat ini bukan tentang identitas melainkan tentang bagaimana cara mengisi perut mu.
Adinda berjalan dengan cepat ke depan.Untung saja tubuh ini adalah petani miskin.Jadi dia tidak begitu capek ketika berjalan kaki sejauh itu.
Hampir satu jam kemudian baru lah adinda tiba di kaki bukit.
Bukit belakang sesuai namanya.Dia begitu tinggi menjulang. Melihatnya saja adinda sudah sangat bersemangat sekali.
Kata orang anda tidak perlu tidak kekurangan makanan jika tinggal di gunung.
Lalu kenapa, penduduk desa bisa terlihat seperti orang kekurangan gizi.
"Nyonya Ding, Apa kau sudah baikan sekarang?"
Dinda terus saja berjalan tidak memperdulikan sapaan beberapa orang. Hal ini membuat beberapa orang khawatir dengannya.
Sementara Dinda sendiri bukannya sombong tapi dia tidak sadar jika orang sedang menyapanya saat itu.
Maklum aja, dari Dinda menjadi nyonya tua.
Karena ibunya tidak menjawab sapaan orang ,ayue berinisiatif untuk menjawab dengan berkata ,"Ibu sedang sedang tidak sehat tapi memaksakan diri untuk mencari sayuran liar"
"Ayu, Ami, kalian tidak bisa menyalakan ibumu. Siapa yang mau menjual anak sendiri terlebih lagi itu adalah anak laki-laki ,ckck,kemiskinan adalah sebuah dosa" kata orang yang bertanya tadi.
"Ya , jika ibumu tidak memiliki hati mungkin dia lebih baik menjual dirimu dibanding adik mu kan.Ah kemaren Jiang tua juga menjual dua putri nya.Mereka juga tidak berdaya " kata yang lain.
"Setelah anak dijual mereka mungkin bisa makan setelah itu, tapi siapa ini saya tahu masa depan"
Hampir semua orang yang berbicara tentang kehidupan. Mereka mungkin enggan menjual anak sendiri tapi jika anak itu tetap bersama besar kemungkinan mereka juga akan mati kelaparan. Lebih baik menjualnya pada orang kaya Meskipun mereka kelak akan menjadi budak tapi mereka masih memiliki kemungkinan untuk makan.
Dengan pemikiran seperti itu mereka lebih menyalahkan kemiskinan dibanding dengan keegoisan orang tua yang menjual anak tersebut. Sementara anak-anak yang dijual kehidupan mereka masih tergantung dengan takdir.
Adinda tidak mendengar pembicaraan mereka karena hatinya saat ini sedang berbunga-bunga.
Sistemnya berdengung secara tiba-tiba setiap kali menemukan sesuatu.
Misalnya jamur kuping.
("menemukan jamur kuping, apakah di jual?")
Adinda melirik layar di depannya yang menyebutkan bentuk dan lokasi spesifik dari jamur kuping. Jaraknya hanya 5 langkah saja dari di tempat di mana Dia sedang berdiri.
Pada saat itu Adinda sedang berpikir, apakah sistemnya bisa menentukan hal-hal yang bisa dijual di platform ini. Jika seperti itu bukankah artinya ini seperti memiliki pemindaian pribadi.
Tapi dia masih belum bisa mempercayai fenomena ini.
Tapi jamur kuping adalah hal yang bisa dimakan.
Lalu dia berjalan 5 langkah ke depan dan menemukan hal yang ditargetkan oleh sistem.
Di kaki bukit, suasana begitu sejuk tidak begitu sejuk namun ada beberapa jamur di sekitar memang tidak banyak tapi cukup memuaskan jika hanya ingin mengisi perutmu.
Dengan cepat adinda mengambil jamur itu dan mengoleksinya hampir 1 kiloan. Aneh saja di sini tidak ada penduduk yang mencoba mengambil jamur seperti yang sedang dia lakukan.
Ayu yang baru saja memetik beberapa pakis bergegas menuju ke arah ibunya ketika dia melihat ibu tua memetik jamur yang tidak diketahui. Dia mulai merengek dan menarik pakaian ibunya dengan cepat.
Ibu jamur ini beracun.
Ayu dan penduduk desa sama sekali tidak pernah memakan jamur semacam ini. Dulu pernah ada keluarga yang mencoba memakan jamur namun mereka didapati meninggal pada pagi harinya.
Pada saat itulah penduduk menyadari jamur adalah sesuatu hal yang sangat beracun.
Hanya setelah mendengar pembicaraan ayu Dinda mulai menyadari jika sebenarnya penduduk desa ,bukan tidak ingin memetik jamur. Tapi mereka tidak mengerti jamur mana yang bisa dimakan dan jamur mana yang tidak bisa dimakan.
Dinda tersenyum dan berkata aku bisa mengenali jamur mana yang bisa dimakan dan yang tidak. Jangan khawatir paling-paling kita cuman diare.
Ami yang mendengar itu langsung pucat .Dia pikir sang Ibu kemarin begitu frustasi mungkinkah ,dia sedang mencoba untuk bunuh diri dengan mengkonsumsi jamur secara berlebihan.
Entahlah dia sebagai seorang menantu perempuan tidak memiliki hak untuk mengkritik Ibu mertuanya .Jadi dia mulai kepikiran untuk melaporkan masalah ini kepada sang suami ketika sang suaminya kembali dari ladang.
Dinda tidak menyadari kekhawatiran mereka berdua tapi dia terus saja memetik jamur kuping dengan senang hati.
Selesai memetik jamur kuping yang berserakan di bawah pohon tersebut dia mulai bangkit dan melirik ke berbagai arah mencoba mencari keberuntungan lain.
Jika orang lain tidak ingin memakan jamur maka ini akan menjadi murah untuk dirinya sendiri.
Apalagi ketika dia memiliki sistem yang bisa memindai beberapa hal. Dengan begitu dia bisa menentukan mana jamur yang bisa dimakan mana yang tidak.
Dinda mulai masuk ke dalam hutan sedikit lebih jauh untung saja masih ada beberapa penduduk yang berkeliaran di sana.
Baru saat itu sistem menyebutkan jika ada jamur tiram putih dan jamur Enoki yang enak.
Dinda menarik Putri dan menantunya agar sama-sama memanen dua model jamur ini.
Berbanding terbalik dengan ayue dan Ami, Dinda merasa begitu puas sekali.
Gunung benar-benar memberikan begitu banyak makanan untuk manusia.
Ah senang nya.
Tapi hal yang membahagiakan adalah ketika dia menjual setengah dari hasil panen secara diam-diam.
Dinda diam-diam melirik layar dan menjual hal ini.Dengan beberapa pon jamur kuping,dia menghasilkan dua puluh satu sen.
Adapun jamur Enoki,dia masih menghasilkan 15 sen.
Jadi panen hari ini tidak sia sia,dia masih mendapatkan tiga puluh enam sen yang langsung masuk ke dalam kantong nya.
Dinda sengaja membawa kantong kecil bersamanya. Dia tahu sistem akan memberikan dia uang secara langsung ketika menjual barang.
Tidak mungkin dia menerimanya dengan tangan kosong . Hal ini akan menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu.
Jadi Dinda yang sedang miskin sebenarnya memiliki uang besar secara tiba-tiba.
terus lanjut update nya thorr
terus lanjut update nya thorr