"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Rindu dan Benci
Seketika wajah tante Meri menjadi pucat. Tuan Aksa mengetahui apa yang telah dia perbuat dimasa lalu terhadap istri pria itu dan kedua bayi kembarnya.
"Bukan aku, Mas. Tapi Mama." Tante Meri menyanggah tuduhan tuan Aksa.
Sudah bertahun-tahun lamanya berlalu, tante Meri tidak menyangka kejahatannya dimasa lalu kembali diungkit oleh orang yang menurut dia tidak tahu apa-apa. Tante Meri tidak salah, jika itu enam belas tahun yang lalu. Saat itu tuan Aksa memang tidak tahu apa-apa. Tapi tidak lagi saat ini. Dia tahu semua berkat bantuan keponakannya.
Karena sudah terlalu lama, tante Meri sampai lupa dengan kejahatan yang pernah dia lakukan. Setelah dia coba mengingat, kalau ibu mertuanya lah yang mengajaknya untuk menyingkirkan istri tuan Aksa dan ketiga anaknya. Sayangnya Gilang tidak bisa mereka singkirkan bersama ibu dan kedua adik kembarnya saat itu. Yang bisa mereka lakukan hanyalah, mengusir Gilang dari kediaman utama Cakrawala.
"Kamu pikir Saya bodoh!" Tuan Aksa tertawa dengan keras.
"Pergilah! Saya sudah tidak punya apa-apa sekarang. Tidak ada yang bisa kamu banggakan lagi dari pria miskin seperti Saya," ucap tuan Aksa mengusir Meri dan adik iparnya.
"Maksud kamu apa Mas?" tanya Meri, pura-pura tidak paham. Namun dalam hatinya bersorak-sorai bisa bebas dari tuan Aksa. Dia bisa meneruskan rencana yang sudah dia susun dengan mantan kekasihnya. Ayah dari putrinya.
Tidak ada yang tahu jika tante Meri sudah memiliki anak sebelum menikah dengan tuan Aksa. Termasuk ibu tuan Aksa. Karena itu dia memaksa Aksa menikahi Meri. Andai saja ibu dari tuan Aksa mengetahui tante Meri sudah memiliki anak yang terlahir dari hubungan terlarang. Mungkin dia akan membiarkan Aksa menikah dengan ibunya Gilang. Tidak perlu repot-repot membuat skenario penculikan, untuk melenyapkan wanita yang tuan Aksa cintai.
Karena terlalu cinta, tuan Aksa bahkan sudah membawa wanita itu tinggal di rumahnya setelah menjadi janda. Dia bahkan rela mengakui anak yang dikandung wanita yang dicintainya itu adalah anak kandungnya. Itulah yang sebenarnya membuat ibu tuan Aksa sangat membenci ibu dari Gilang. Langit dan Bumi itu.
Tapi wanita berstatus istri tuan Aksa itu sangat pintar menyembunyikan semuanya. Tante Meri membayar mahal agar orang-orang menutup mulut tentang putrinya. Sehingga orang-orang tidak menyadari, putri dari tante Meri itu ada di sekitar mereka.
"Kita cerai. Saya sudah tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk kamu."
"Hasil penjualan Cakrawala apa tidak ada yang tersisa?" Tanya tante Meri penasaran. Dia belum mendapatkan apa-apa dari hasil penjualan Cakrawala Company.
"Semua habis untuk bayar hutang. Saya datang hanya untuk berkemas. Kamu juga sebaiknya membereskan meja kerja kamu, Topan!" Tuan Aksa mengingatkan adik iparnya.
Tante Meri menarik Topan keluar dari ruangan tuan Aksa, sebelum suaminya itu marah besar. Ini bukan kali pertama tuan Aksa marah, tapi untuk ketiga kalinya.
Selain itu, mereka harus bergerak cepat. Jangan sampai kehilangan kesempatan. Topan harus kembali memiliki jabatan di Cakrawala Company. Tante Meri tidak tahu, tuan Bayu Dirgantara sudah menyusun rencana lain, terkait Cakrawala Company.
"Biarkan saja pria tua itu kalau mau hidup miskin. Kamu sebaiknya mendekat pada tuan Dirgantara," ucap Meri menasehati adiknya.
"Tenang saja, aku sudah pikiran semuanya Kak. Lagi pula kita tidak akan jatuh miskin. Kita masih punya saham atas nama putrimu. Sekarang, sebaiknya kita carikan jodoh untuk putri kamu itu dengan keluarga Dirgantara."
Tante Meri tersenyum lebar mendengar jawaban dari adiknya. Dia lupa, jika masih memiliki saham Cakrawala meskipun tidak besar. Tante Meri juga setuju, akan mencarikan jodoh untuk Sandra dari keluarga Dirgantara.
"Kamu cari tahu siapa saja keturunan dari Dirgantara."
"Kakak tenang saja," jawab Topan.
***
Tiba di rumah, Devina langsung dapat interogasi dari bunda Helen. Yang pertama, bagaimana Devina bisa terkilir.
"Katakan siapa pelakunya?" tanya bunda Helen.
"Sudahlah Bunda, Devi tidak apa-apa. Hanya terkilir." Devina mencoba meredam kemarahan wanita yang melahirkannya itu.
"Tidak apa-apa bagaimana? Kamu sampai kesulitan berjalan seperti itu, bilangnya tidak apa-apa," balas bunda Helen kesal.
"Bunda tenang saja. Pelakunya sudah Gilang laporkan ke pihak yang berwajib."
Devina menoleh pada Gilang yang kini duduk di sampingnya. Setelah membantu Devina turun dari mobil, lalu berjalan masuk ke berjalan hingga ke ruang tamu, Gilang juga membantu Devina duduk di kursi. Lalu ikut menjatuhkan dirinya si samping kekasih hatinya itu.
"Mas, kamu tidak benar-benar melakukannya, kan?" tanya Devina berbisik.
Gilang tersenyum penuh arti. Dari senyum Gilang tersebut, Devina bisa tahu, jika tunangannya itu tidak main-main dengan ucapannya. Devina hanya bisa menggelengkan kepala. Gilang sudah bertindak, maka Devina tidak akan ikut campur.
Sementara bunda Helen mengapresiasi apa yang Gilang lakukan. "Syukur kalau memang kamu sudah melaporkan orang tersebut, Gilang." bunda Helen berujar.
Lalu dia menyampaikan hal kedua yang ingin dia tanyakan pada putrinya ini. "Apa ayah menghubungi kamu, Devi?" Tanya bunda Helen.
"Tidak ada. Memangnya ada masalah apa?" tanya Devina.
"Seseorang menghubungi ayah," jawab bunda Helen. Seseorang itu mengatakan, jika ayah Devina, Langit dan Bumi itu adalah pemilik Cakrawala Group, saat ini.
"Kamu tahu masalah ini?" tanya bunda Helen.
Belum juga Devina menjawab, bunda Helen sudah kembali berkata, "Atau tuan Aksa sudah tahu yang sebenarnya tentang Langit dan Bumi. Sehingga dia memberikan perusahaan itu pada ayah. Berharap kelak ayah akan mewariskan perusahaan tersebut pada adik-adik kamu," ucapnya.
"Tuan Aksa tahu atau tidak, Devi tidak tahu. Untuk masalah ayah yang menjadi pemilik Cakrawala Company, berita itu kemungkinan besar benar. Karena, ...."
"Karena apa," Bunda Helen tidak sabar menunggu kelanjutan ucapan putrinya itu.
Devina kembali melihat pada Gilang. Haruskah dia memberi tahu bunda Helen dan ayah Dewa, jika Cakrawala Company adalah pemberian dari kakek Bayu Dirgantara.
Gilang yang paham maksud Devina mengangguk. "Katakan saja," ucapnya.
Mungkin sudah waktunya ayah Dewa bertemu kakek Bayu. Apalagi kakek Devina itu sudah sadar dengan kesalahannya di masa lalu. Tidak salah kan, jika Devina ingin keluarganya berkumpul. Termasuk nenek Lestari .Tidak lagi terpisah, seperti selama ini.
"Devina," panggil bunda Helen nama Devina dengan lengkap, bukan Devi seperti biasanya.
"Bunda, yang mengakuisisi Cakrawala Company adalah kakek Dirgantara."
"Apa maksud kamu, Devi?"
"Ayah!" panggil Devina terkejut. Gilang mengusap punggung tangan Devina agar tenang.
"Ayah. Kakek, dia ... dia sudah tahu, Devi adalah cucunya dan Ayah adalah putranya. Karena itu kakek memberikan Cakrawala Company untuk Ayah. Mungkin -."
"Apapun alasannya, Ayah tidak butuh perusahaan itu." Ayah Dewa memotong perkataan Devina.
"Langit dan Bumi yang butuh perusahaan itu," balas Devina.
Ayah Dewa tidak menjawab. Dia juga tidak membantah perkataan Devina. Pria paruh baya itu justru berlalu masuk ke dalam rumah. Dia baru pulang dari toko, dan kabar tentang Cakrawala Company menjadi miliknya, sudah membuat ayah pusing. Ditambah berita yang dibawa Devina, membuat ayah Dewa semakin pusing saja.
Devina membiarkan ayah Dewa masuk untuk istirahat. Devina yakin ayah Dewa pasti akan menerima pemberian ayahnya. Pria yang jadi cinta pertamanya itu sebenarnya merindukan sosok Bayu Dirgantara. Karena mengingat pesan nenek Lestari, maka ayah Dewa tidak berani menemui pria yang membuatnya terlahir ke dunia ini.
Bunda Helen menyusul ayah Dewa, untuk memastikan bahwa suaminya baik-baik saja. Sama seperti Devina, bunda Helen juga tahu, bagaimana perasaan ayah Dewa sebenarnya. Ada rasa marah, rindu dan benci menjadi satu, setiap kali bicara tentang keluarga Dirgantara.
lanjut thor ttp semangat 💪💪