Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.
Waktu cepat berlalu, sudah hampir 3 bulan Ziva menjalani masa magangnya.
Dan artinya sudah 2 bulan lebih dirinya berpacaran dengan Arshaka tanpa diketahui orang lain selain Bianca.
Dan hampir setiap harinya ada saja kelakuan Arshaka yang membuat jantungnya berpacu lebih cepat.
Tidak jarang pria itu selalu mencuri kesempatan dalam kesempitan yang menguntungkan dirinya sendiri.
Padahal hanya sekedar duduk disamping Ziva, menatapnya penuh cinta, mengacak-acak rambut Ziva ketika berpapasan, ataupun menunggu gadis itu untuk pulang bersama. Hanya sampai tempat parkir saja.
Benar yang Bianca katakan, dia lepas dari kandang kadal dan masuk ke kandang macan, nasibnya semakin parah saja, bahkan lebih menantang nyawanya kali ini.
..
Memperingati hari ulang tahun hotel, seperti tahun-tahun sebelumnya akan diadakan perlombaan olahraga untuk setiap divisi.
Berbagai macam olahraga tertera di lembaran brosur yang terpajang di mading setiap divisi.
“Mau ikut yang mana Zi ?” tanya Arumi, salah satu senior Ziva di divisi room
“Jangan diikutin semuanya Zi” celetuk Bianca
“Ck, siapa juga yang mau ikut semuanya” gerutu Ziva
“Voli aja yuk” ajak Eva
“Kurang orangnya kak”
“Gampang nanti gue yang ajakin”
“Maksimal satu orang boleh ikut berapa pertandingan sih kak ?”
“2 apa 3 gitu, gue juga agak lupa”
Ziva menatap Bianca penuh arti, namun bagi Bianca itu adalah tatapan menyebalkan Ziva padanya.
“Apa lo ?!” ketus Bianca
“Basket Bi”
“Gak mau, dah gue ikut voli aja”
“Satu lagi aja Bi, basket ya”
“Nah tuh Arumi jago basket juga, ajak aja” celetuk Eva
“Boleh aja, yuk !”
“Haish kak, gue gak ikutan ya” ucap Bianca
“Udah Bi ikut aja”
“Kakak nih kompor aja, kakak sendiri gak ikut” gerutunya
“Gue tim hore aja, gak bisa main basket” kekeh Eva
“Wih seru banget nih kayanya” celetuk Haris
“Rusuh deh”
“Udah sana buruan daftar” tambah Galih
“Eh tunggu kak, btw seragamnya gimana ?” tanya Bianca
“Nanti panitia yang ngurus, cuma tetap bayar sendiri ya”
“Ohh” itu saja yang Bianca katakan dengan kepalanya yang mangut-mangut
..
Di ruang HRD, Arshaka menarik sudut bibirnya ketika membaca nama-nama kandidat yang mendaftar dari divisi room.
Tidak sengaja hal itu dilihat oleh Manda. Tanpa sepengetahuan Arshaka, dirinya mendaftar dalam lomba voli dan juga basket untuk menantang Ziva.
Manda adalah karyawan di divisi HRD yang baru masuk 1 bulan yang lalu.
Secara terang-terangan dia mengungkapkan perasaannya pada Arshaka di hadapan tim HRD.
Seandainya Ziva melihatnya langsung atau bahkan hubungannya yang selama ini tertutup mungkin akan Ziva buka semuanya.
Sayangnya saat hal itu terjadi, Ziva sedang bekerja di ruangannya.
Dia pun mengetahuinya saat Arshaka menceritakannya padanya saat malam hari mereka bertemu.
Jangan ditanya seperti apa wajah Ziva saat mendengarnya, ditekuk setekuk-tekuknya.
Bahkan melebihi kecemburuan Arshaka pada Bagas.
Namun masih belum ada yang bisa Ziva lakukan. Dia hanya bisa memantau dan terus melayangkan ancaman pada Arshaka jika pacarnya itu berani macam-macam dengannya.
**
Hari yang dinanti pun tiba. Tanggal ulang tahun hotel sudah lewat 2 minggu yang lalu namun lomba baru diadakan pada hari sabtu dan minggu ini. Sengaja memberi waktu untuk latihan.
Karena celana volinya terlalu pendek, Ziva menambahkan manset kaki panjang agar bagian pahanya tidak terekspos.
Sementara rambutnya, yang setiap harinya sejak training hingga hampir 3 bulan magang selalu dikuncir kuda, kali ini Bianca turun tangan untuk yang satu itu.
Bianca memilih untuk mengepang rambut panjang Ziva model french braid. Model kepang yang dimulai dari bagian teratas hingga setengah bagian rambutnya saja.
Dikepang menjadi dua bagian, dan bagian bawah rambutnya terurai.
“Omaigat teman gue cakep banget sih”
“Emang”
“Ayo, udah siap belum ?” tanya Eva
“Ayo kak” sahut Bianca
“Duluan deh, nanti gue nyusul” celetuk Ziva
“Mau apa lo ? awas aja kepangan cantik gue lo rusak” ancam Bianca
“Gak, Bi, sebentar doang, belum relaks”
“Ya udah kita duluan ya Zi, jangan lupa kumpulnya di lapangan voli” seru Arumi
“Iya kak”
Setelah kepergian teman-temannya, Ziva menyandarkan kedua tangannya di tepi wastafel.
Beberapa kali menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
Dia menatap dirinya di pantulan cermin, “bisa Zi !” ucapnya menyemangati dirinya sendiri
Sekali lagi sebelum keluar dari ruang loker, Ziva menatap penampilannya.