Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi Bajang
Pukul tujuh malam Lilis baru sampai di kontrakannya. Dengan keringat yang mengucur, ia memarkirkan gerobak baksonya di depan kontrakan yang perbulannya 350 ribu.
"Lis baru sampe? Maaf ya Nak gara-gara Bapak sakit, kamu jadi jualan" ucap Bahar dengan wajah sedih.
"Iya Pak! Bapak ngomong apa sih? Lilis senang bisa jualan bakso. Pokoknya Bapak istirahat saja sampai Bapak benar-benar sehat" balas Lilis.
"Lis, Bapak sudah masak ceplok telor, makan dulu gih nanti dandang sama grobaknya biar Bapak yang cuci" ucap Bahar.
"Sudah Pak nanti biar Lilis yang bersihkan, Bapak tidur saja" balas Lilis.
Gadis itu langsung masuk kedalam rumah. Bahar di luar langsung meneteskan air matanya.
"Neng Geulis mudah-mudahan kamu mendapat jodoh yang baik dan mapan biar kamu gak cape terus kaya begini. Maafkan Bapak belum bisa bahagiain kamu" lirih Bahar.
Bahar adalah ayah yang sangat bertanggung jawab. Dulunya ia adalah supir mobil tronton. Karena penghasilannya kecil, sang istri yang bernama Ida meninggalkannya pergi bersama pria lain ketika usia Lilis baru dua bulan.
Saat itu hati Bahar kalut karena ia yang tidak tahu harus bagaimana mengurus seorang bayi merah mau tidak mau ia selalu membawa Lilis bayi pergi dari satu kota ke kota lain sembari membawa mobil besar.
Bahar baru berhenti menjadi supir ketika usia Lilis 5 tahun dan berpindah profesi menjadi tukang jualan bakso sampai sekarang.
Dulu ketika Bahar pertama kali tahu Lilis mempunyai kelebihan bisa melihat hantu ketika Lilis berumur 8 tahun. Saat itu Bahar langsung membawa Lilis kepada paranormal namun Lilis tidak bisa menutup mata batinnya hingga dewasa.
Jam 9 barulah Lilis keluar kontrakannya untuk membersihkan peralatan jualan dan grobaknya. Ia mencuci dandang bakso di sebelah kontrakannya.
"Hai Lilis..hihihi" Sesosok kuntilanak berbaju lusuh dengan kaki menggantung di dahan pohon sudah menyapa Lilis.
"Hai Mbak Sri! Masih siang kok sudah keluar?" tanya Lilis.
"Dari tadi keles! Oh ys Lis, tadi ada wanita paruh baya bulak-balik ke depan kontrakanmu" ungkap kunti itu.
"Siapa? Ibu kos kali" balas Lilis.
"Bukan wlee!! Ibu kos mah si Wiwik gembrot" ucap sang kunti.
Lilis tak lagi menanggapi ucapan kunti itu, ia fokus kembali mencuci dandang beserta alat-alat jualan yang lainnya.
"Hihihihi" suara makhluk lainnya namun kali ini membawa aroma anyir dan bau bangkai.
Lilis sudah tahu siapa yang datang.
"Lilis..hihihi" ucap makhluk itu.
"Mbak Nik maaf bisa jauh sedikit gak? Aromanya gak nyaman" ucap Lilis pada sundel bolong yang Lilis namai Mbak Nik.
"Iya nih, punggung loe bau banget anjir. Jauh-jauh sana" timpal Mbak Sri sembari menutup hidungnya.
"Diam kamu kunti, lihat noh kepalamu juga banyak belatungnya" balas Mbak Nik.
"Yey lebih banyak belatung di punggungmu" balas Mbak Sri tak mau kalah.
Melihat Lilis yang kurang nyaman, akhirnya Mbak Nik terbang ke atas dahan pohon rambutan.
"Lis cape ya jualan?" tanyanya.
"Cape Mbak, tapi gimana lagi namanya masih hidup ya harus cari nafkah, beda kalau sudah jadi setan gak perlu cari nafkah" balas Lilis.
"Yasudah Lis jadi setan aja kaya aku" ucap Mbak Nik.
"Naudzubillah Mbak" balas Lilis.
"Iya nih setan yang satu ini maunya punya banyak teman tapi gak Lilis juga kali. Dia itu teman kita, besti. Hanya Lilis yang mau ngobrol sama dedemit kaya kita" Mbak Sri merasa kesal pada sundel bolong di sampingnya.
"Bersyanda Lis" ucapnya sembari nyengir memperlihatkan giginya yang hitam.
Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Semua perabotan sudah Lilis cuci.
"Mbak aku masuk dulu ya" Lilis pamit pada kedua teman hantunya.
"Iya Lis" jawab Mbak Sri.
"Monggo Lis" jawab Mbak Nik.
Karena tubuhnya yang sudah lelah akibat kuliah lalu jualan bakso, Lilis pun akhirnya memilih untuk tidur. 1 jam ia terlelap namun tepat pukul 12 malam tidurnya terganggu akibat ia mendengar suara bayi menangis.
Lilis bangkit terduduk di atas ranjang sembari mengucek matanya. Lilis mengira itu adalah anak yang dibawa Mbak Nik bayi jadi-jadian itu kerap menangis dan sialnya hanya Lilis yang dapat mendengar suara bayi itu, namun Lilis sudah hafal nada suara bayi Mbak Nik namun ini suaranya sedikit beda.
"Anak siapa sih nangis malam-malam begini nangis" Lilis sedikit kesal karena tidurnya terganggu.
Suara bayi itu pun kembali menghilang di tengah deruan angin malam. Lilis kembali lagi membaringkan tubuhnya dan ia pun terlelap ke alam mimpi namun selang 2 jam kemudian bayi menangis itu kembali terdengar lagi. Lilis lagi-lagi terbangun namun ia seketika melihat jendela kamarnya dari luar ia seperti melihat siluet mengelilingi jendela.
"Apa itu?" gumam Lilis.
Jendelanya kemudian di ketuk membuat Lilis tersulut emosi ia pun berjalan mendekati jendela lalu menyibak tirainya. Ketika tirai itu terbuka Lilis tersentak karena ia melihat sesuatu yang menyeramkan.
"Bukannya itu makhluk yang mengikuti Sinta di kampus, mau apa dia kemari" gumam Lilis.
Lilis melihat makhluk itu menyeringai padanya seakan ingin menyerangnya. bisa dilihat kuku-kukunya yang runcing dari makhluk sejenis bayi bajang.
Lilis langsung keluar kamarnya berlari ke dapur lalu mengambil garam. Lilis curiga kenapa sosok itu sampai mengikutinya ke kontrakan.
Pelan-pelan Lilis keluar dari kontrakannya, makhluk itu sudah menunggu Lilis di luar. Karena takut menyerang Lilis siap-siap akan melemparkan garam ke makhluk itu.
Bayi Bajang melihat Lilis sudah berdiri di luar ia lalu melesat ke arah Lilis. Lilis yang sudah mengambil kuda-kuda akan melemparkan segenggam garam yang ia bawa makhluk itu namun ketika sudah dekat makhluk itu menangis di hadapan Lilis membuat Lilis heran.
"Hikhikhik....Tolong dedek" ucap bayi bajang itu.
"Kenapa kamu minta tolong padaku? Kamu kan yang menempel ditubuh Sinta?" heran Lilis.
"Hikhikhik..Mama tega Membunuhku! Salah aku apa pada mama? Kenapa aku tidak diinginkan? Aku benci Mama aku akan ikuti Mama sampai kapanpun" bayi Bajang itu terlihat sangat marah dan sedih.
"Mama, Mama siapa? Sinta maksudmu? Apa Sinta sudah menggugurkan bayi?" tanya Lilis.
Ia bisa sedikit santai menghadapi bayi bajang di hadapannya.
"Mama Membunuhku! Mama mematahkan leherku, tanganku dan kakiku. Aku tidak diinginkan" ucap bayi bajang itu terus menangis.
"Berarti mamamu, Shinta?" tanya Lilis.
Bayi Bajang itu mengangguk.
"Besok aku akan bicara pada mamamu. Sebaiknya kamu pulang saja karena aku capek sekali. Maaf ya ade kecil jika kamu mengalami hal buruk sebelum Kamu terlahir" Lilis merasa iba dengan sosok bayi bajang di hadapannya.
Bayi bajang itu mengangguk lalu terbang entah ke mana Lilis pun kembali masuk ke dalam rumahnya.
semangat k