Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
......................
Waktu Terus berputar di sebuah gubuk yang sedikit kumuh dan jauh dari pada keramaian lebih tepat nya di tengah-tengah hutan yang begitu sepi dan sunyi hanya Cahaya api unggun dan beberapa lampu buatan yang menerangi gubuk tersebut.
Beberapa pria yang bertubuh besar dan kekar nampak sedang menikmati hisapan rokok sembari meminum minuman yang berbau alkohol di depan api unggun.
Sedangkan 1 pria lainnya terus memantau kondisi 2 orang pria dan wanita yang masih terlelap dengan posisi tangan sama-sama diikat di kursi masing-masing.
Pria tersebut nampak tidak sabar lagi menunggu untuk mereka yang masih terlelap hingga akhirnya pria tersebut memilih keluar untuk menemui ketiga suruhan nya.
"Siap kan air,,!!!"
"Siap boss,"
3 suruhan tersebut langsung berdiri sembari menginjak puntung rokok nya dan berjalan mengambil seember air dan di bawa masuk kedalam gubuk
"Siram,,!!!"
Perintah pria tersebut yang sudah duduk Dengan posisi kaki di lipat di atas kursi
BYUR
"Uhuk uhuk uhuk"
Batuk Abdul yang tersadar dari pingsan nya.
Abdul perlahan membuka matanya dengan kondisi yang begitu berantakan dengan sekujur luka memar di tubuhnya
Hingga akhirnya mata Abdul tertuju pada wanita Yang masih terlelap dalam ikatan nya
"Sekarang kalian boleh keluar,, biar ini aku yang urus,,"
"Baik boss"
Angguk salah satu suruhan babe hingga mereka bertiga keluar dari dalam gubuk
"Ardila,, Ardila,, Ardila,,,!!!!"
Panggil Abdul yang berubah menjadi Teriak an dengan tangan yang masih diikat
Ardila yang mendengar teriakkan Abdul mulai sadar dengan membuka matanya dengan perlahan
"Ardila,,???,,kamu baik-baik saja kan,,??"
Panik Abdul dengan expresi cemas nya tanpa peduli dengan luka di tubuh nya
"Hmmp,,"
Lenguh Ardila dengan mata lemas nya
"Awww kenapa kalian berdua membuat ku semakin cemburu dengan ini semua,,
Cemberut pria tersebut dengan tatapan evil nya
"Kau memang brengsek babe,, lepas kan dia,, kau punya masalah dengan ku,,jadi lepas dia karena dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua brengsek,,!!!"
Emosi Abdul dengan menyentak paksa kursi nya seakan ingin memukul babe yang ada di depan nya.
Ardila mulai sadar dan memperhatikan sekeliling ruangan yang nampak menakutkan baginya
"Dimana ini,,??"
Panik Ardila dengan expresi penuh ketakutan
"Ardila kamu tenang lah,, aku berjanji kamu akan baik-baik saja,,percaya padaku dan Jangan takut,, aku akan melindungi mu,,,"
Ucap Abdul yang berusaha menenangkan Ardila
Ardila mengingat kembali awal mula dia sampai Disana
FLASH ON
"Hiks hiks aku Sudah lelah,, tapi aku tidak tahu Kemana aku harus pulang,,"
Sedih Ardila yang masih duduk di bangku pantai.
Tak lama kemudian mobil babe melewati jalan tersebut dan memperhatikan Ardila yang nampak menangis di kursi pantai
"Tunggu,,!!".
Ucap babe yang membuat supir nya menghentikan mobilnya
"Bukan kah itu Ardila,,??"
Babe Nampak berpikir sejenak hingga akhirnya senyum Jahat nya mengembang
"Ini akan jadi kado spesial untuk mu Abdul,, karena keputusan mu yang gegabah hingga membuat ku kehilangan banyak pekerjaan,,"
Senyum sinis babe tanpa mengalihkan pandangannya ke arah
"Aku beri kamu tugas,,!!"
Sambung Babe pada supir nya
Sedangkan Ardila tetap hanyut dalam kegundahan hati nya Sembari melirik suasana pantai yang sudah sangat sepi
"Ini sudah sangat larut,, mungkin aku Harus pergi,," Ucap Ardila sembari mengusap kasar matanya dan mulai bergerak untuk bangkit dari duduknya namun seorang pria langsung membungkam mulut Ardila dengan sebuah sapu tangan yang Sudah di lipat
"Hmmmp,,,mmpp,,"
Lenguhan Ardila yang terkejut dan berusaha membuka bungkaman yang menutup mulutnya nya
Ardila terus berusaha menepis namun tiba-tiba tubuh Ardila jadi lemas Seakan kehabisan tenaga
FLASH OFF
"Ardila , Ardila,,kamu baik-baik saja kan Ardila,,??" Panggil Abdul yang membuat Ardila menoleh lemah kearah Abdul
"Kamu jangan takut,, aku janji akan membawamu keluar dari sini,,"
Sambung Abdul yang Seakan tidak peduli lagi dengan rasa sakit di sekujur tubuh nya mulai memperhatika Abdul
"Seharusnya aku yang bertanya,, kau kenapa terluka begini Abdul,,??"
Tanya Ardila dengan wajah cemas nya dan berusaha mendekat ke arah Abdul namun ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat
"Ardila,, kamu jangan banyak bergerak,, itu hanya akan menyakiti mu,, aku baik-baik saja,, kamu jangan cemas,,"
"Tidak Abdul,, kamu terluka parah,,"
Sedihnya Ardila dengan mata berkaca-kaca
"No,,aku baik-baik saja,, maaf kan aku Karena ulah ku kamu harus mendapatkan ini semua,,"
Geleng Abdul Dengan expresi penuh penyesalan
"Kamu tidak perlu minta maaf Abdul,,ini bukan salah mu,, setidak nya kamu tahu,, siapa babe sebenarnya,, dia sangat licik dan berbahaya Abdul,,"
"Ya Maaf kan aku karena aku tidak pernah percaya padamu,,"
Sesal Abdul dengan mata berkaca-kaca
Prok prok prok
(Suara tepukan tangan)
Membuat Ardila dan Abdul berhenti dengan percakapan mereka dan menoleh ke arah babe yang terus bertepuk tangan
"Wowww,,aku tidak tahu mengapa,, tapi melihat ini semua Membuat ku tersentuh,, dan kau Abdul tidak salah lagi kenapa kau mendapat kan penghargaan yang begitu banyak nya berkat acting mu yang memukau ini,,"
Tawa babe
"Ardila benar,, seharusnya aku berterima kasih padamu,, Karena dengan ini semua aku tahu betapa busuk dan licik nya dirimu babe,,!!"
Senyum puas Abdul
"Aw aku juga terharu dengan kesombongan mu ini Abdul Franklin,,!!karena dalam kondisi seperti ini kau seakan Masih mau menantang ku,,"
Senyum licik babe sembari bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Ardila dan Abdul
"Dan kamu Ardila,,??"
Sambung babe dengan mengelus dagu Ardila membuat Ardila menggelinding ngeri
"Jauh kan tangan mu dari nya brengsek,,!!!!!!"
Teriak Abdul penuh amarah dengan berusaha menarik tubuh nya dari ikatan
"Kamu terlihat begitu cantik dan menggoda di mataku Ardila,, andai Abdul tidak datang waktu itu Mungkin aku sudah menikmati tubuh mu yang memikat ini,," Senyum babe dengan memainkan jarinya di Bagian atas tubuh Ardila dengan tatapan rakusnya.
"Brengsek,,!!!! Jangan sentuh dia,,!!!!!"
Teriak Abdul semakin menjadi-jadi di kursinya
"Abdul benar,,jauh kan tangan mu yang menjijikan ini dari ku brengsek,,!!"
Ketus Ardila penuh ketakutan
"Hmmpppp tapi apa yang di bisa di lakukan oleh Abdul yang payah itu,, jika aku benar-benar akan menikmati mu tepat di depan matanya,,"
Sahut babe dengan mengendus-endus bagian pundak Ardila
Ardila semakin ketakutan hingga membuat Ardila secara reflek membentur kan kepalanya dengan keras ke arah wajah babe.
Dug
"Aishhhh,,,,"
Seringai Babe merasa sakit di bagian hidung nya dan mendapati darah di hidung nya akibat benturan keras tersebut
"Jalang sialan,,!!!!!!!"
Teriak Babe penuh Amarah
PAK
satu tamparan penuh emosi Melayang di pipi Ardila
"Brengsek,,!!!!! Beraninya kau memukul istriku,,!!!!!!" Teriak Abdul semakin menjadi-jadi dengan sekuat tenaga dia menarik tangan nya Hingga membuat ikatan di tangan nya lepas.
BUGH
Satu pukulan yang amat keras mendarat di kepala babe hingga membuat babe pingsan dan terjatuh di atas lantai.
Abdul yang melihat babe yang sudah tidak sadar kan diri dengan cepat membuka ikatan kaki nya.
Stelah stelah Abdul segera berjalan ke arah Ardila
"Apa kamu tidak apa-apa Ardila,,??"
Cemas Abdul dengan memandangi bekas tamparan babe.
"Ini hanya tamparan kecil bagiku Abdul,,"
Jawab Ardila dengan tatapan sedih nya
Membuat Abdul tertunduk dan tidak berani berkutik
"Maaf kan aku Ardila,,,aku sungguh-sungguh minta maaf,, aku benar-benar suami Yang tidak berguna,," Sesal Abdul sembari membuka ikatan Ardila
Ardila hanya diam dan enggan mau menjawab ucapan Abdul
"Sudah,, sekarang ayo kita pergi,,"
Sambung Abdul stelah selesai membukakan ikatan Ardila
Ardila terus diam dan berusaha bangun dari duduk nya
"Sekarang kamu Tunggu disini,, jangan keluar sebelum aku yang memintamu untuk keluar,,"
Sahut Abdul pelan dengan mengarahkan pandangan nya di sudut Pintu gubuk tersebut
Ardila mengangguk paham dengan menuruti permintaan Abdul
Merasa aman Abdul mengambil balok berukuran besar dan membawa nya secara perlahan kearah luar gubuk.
Abdul terus memperhatikan 3 pria yang nampak asik dengan perbincangan mereka dan berjalan perlahan Hingga
BUG
satu Pukulan balok melayang di tekuk salah satu pria tersebut hingga membuat nya pingsan Melihat teman nya yang mendapat kan Pukulan, 2 pria lain nya langsung menoleh ke arah belakang namun
BUG
Satu pukulan balok mendarat di kepala pria yang lainnya hingga membuat pria tersebut terhuyung dan pingsan dan roboh
"Sialan,,!!!"
Teriak pria yang satunya lagi dengan berusaha menghadang Abdul
BUGH BUGH BUGH BUG
terjadi perkelahian yang cukup sengit hingga membuat Abdul kewalahan
BUGH
Satu pukulan tinju melayang di pipi Abdul hingga membuat Abdul terhuyung dan terjatuh di atas lantai
"Ayo lawan aku brengsek,,,!!apa cuma segini kemampuan mu,,!!"
Tawa sinis pria bertubuh kekar tersebut dengan berjalan ke arah Abdul yang masih sadar di atas tanah pria tersebut nampak tertawa lepas hingga akhirnya
BUGH
satu Pukulan balok melayang kuat di bagian kepala belakang nya hingga membuat nya roboh dan tidak bergerak lagi
"Ardila,,!!!"
Kaget Abdul
"Ayo cepat kita harus pergi dari sini,,"
Sahut Ardila dengan berjalan ke arah Abdul dan memapah Abdul untuk berdiri.
Mereka berdua segera pergi dari sana Ardila terus memapah Abdul menuju mobil nya yang dekat dari lokasi
"Kenapa kamu membawa ku ke arah kursi samping,,???"
Seringai Abdul
"Untuk saat ini biar aku yang menyetir,, aku tahu tubuh mu tidak begitu fit,,"
Sahut Ardila sembari membuka kan pintu mobil
"Tapi Ardila,,"
"Masuklah,, Jangan membuang-buang waktu lagi,, bagaimana kalau mereka sadar dan menyerang kita kembali,,"
Ketus Ardila hingga membuat Abdul terdiam dan masuk kedalam mobil.
Stelah selesai Ardila segera masuk ke mobil dan memutar mobil nya untuk keluar dari hutan tersebut
"Apa kamu tahu jalan nya,,??"
Seringai Abdul sembari memegang kepalanya
"Untuk itu kau harus tetap sadar dan memberi ku arahan untuk bisa keluar dari sini,,"
Kesal Ardila sembari mengemudi
"Hmmp Baiklah,,"
Angguk Abdul
Ardila dan Abdul sudah pergi dari lokasi Tak lama setelah itu babe mulai sadar dan segera berdiri memperhatikan ruangan gubuk yang nampak sepi.
"Aishhh,,,!!!!!"
Teriak babe penuh emosi dengan Teriak babe penuh emosi dengan menendang kasar Kursi kosong yang ada di depan nya
,
,
,
,