Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Helena.
Selesai makan Adrian tidak langsung masuk kamar melainkan diam di balkon rumah sambil merokok. Shayan yang hendak masuk kamar melihat sang kakak sedang di balkon rumah dia pun menghampirinya.
"Aku dengar Galih masuk rumah sakit" ucap Shayan membuat Adrian berbalik melirik sang adik.
"Terus apa urusannya sama aku? " tanya Adrian yang pura-pura gak tau.
Shayan tersenyum lalu berkata "kakak gak usah pura-pura gak tau deh, kakak yang hajar dia habis-habisan".
Adrian melirik sang adik lalu bertanya " kamu tau dari mana? ".
"Salah satu anak buah Galih teman ku" jawab Shayan.
"Oh" balas Adrian singkat jelas padat.
"Zia itu terlalu polos hingga dia dapat di manfaatkan oleh cowok gak benar kaya Galih dan... " ucapnya terhenti sambil melirik sang kakak Adrian.
"Kenapa?, kamu mau bilang kalau aku juga gak baik gitu? " tanya Adrian membuat Shayan tersenyum.
"Dasar ya kamu adik durhaka" umpat Adrian lalu masuk ke dalam.
Shayan dia hanya terbahak melihat reaksi sang kakak yang gak Terima di bilang gak baik. Shayan yakin jika sang kakak mulai suka sama Zia karena dia rela habisi Galih hanya untuk membalas perbuatannya pada Zia.
Adrian masuk kamar dan dia melihat Zia sudah tertidur. Adrian mendekati Zia lalu dia jongkok di hadapan wajah Zia.
"Maafkan aku telah berbohong sama kamu, aku lakukan itu untuk kebaikan kamu" gumam nya.
Adrian pun naik ke tempat tidur dan ikut berbaring di samping Zia yang sudah terlelap lebih dulu.
Paginya Zia bangun lebih awal dan dia sudah rapi lalu membangunkan Adrian. Setelah Adrian bangun dia turun untuk menyiapkan sarapan dan semua sarapan sudah tersaji jadi dia balik ke kamar dan saat masuk dia melihat Adrian sedang memakai baju namun dia terkejut saat melihat lengan Adrian yang memakai perban.
"Tangan Aa kenapa? " tanya Zia membuat Adrian kaget lalu berbalik.
"Oh gak apa-apa" jawab Adrian lalu segera memakai baju namun di tahan Zia.
"Aku gati dulu perbannya" ucap Zia lalu melangkah mengambil kotak obat. Zia mengganti perban luka Adrian dengan hati-hati dan saat melihat lukanya Zia kaget ternyata lumayan dalam.
"Aa berantem sama siapa? " tanya Zia dan Adrian diam saja tidak menjawab Zia.
Zia melihat Adrian dan tatapan mereka tabrakan membuat Adrian langsung mengalihkan pandangannya.
"Apa aa berantem lagi dengan pacarnya Helena? " tanya Zia membuat Adrian kaget karena dia gak pernah kepikiran kalau Zia bakal menebak itu semua.
"Aa jangan main kasar karena itu akan membuat Helena semakin menjauh dari Aa" ucap Zia.
"Terus aku harus ngapain? " tanya Adrian.
"Em.. tar deh aku pikirin dulu" jawab Zia membuat Adrian tersenyum lalu berkata "kaya kamu pengalaman aja".
"Dih, aku kan sering nonton drama jadi sedikit tau" balas Zia dengan wajah kesal.
"Udah selesai, aa pakai baju dulu aku tunggu di bawah buat sarapan" ucap Zia lalu ke luar kamar dan melangkah turun ke bawah untuk sarapan.
Selesai sarapan Adrian langsung pergi ke kantor sedangkan Zia pergi bersama sang mertua untuk mengecek persiapan acara tunangan mereka dan memilih gaun untuk acara tunangan. Zia yang kaget dengan persiapan pertunangannya dengan Adrian yang mewah hanya bisa diam saja. Zia kadang merasa ini terlalu berlebihan karena dirinya dan Adrian mungkin tidak akan lama.
"Sayang, yang ini gimana? " tanya sang mertua menu bukan baju dress yang cantik membuat Zia menyukainya namun saat melihat harganya Zia langsung menolak namun bukan mamanya Adrian yang tau apa yang ada dalam pikiran sang menantu.
Zia pun keliling butik untuk mencari baju yang cocok buat dirinya sedangkan mamanya Adrian sudah membungkus gaun yang barusan di tunjukan. Zia yang tidak fokus tiba-tiba menabrak seseorang namun saat orang itu berbalik Zia terkejut ternyata itu Helena.
"Oh ternyata kamu, hebat kamu bisa belanja di butik mahal ini" ucap Helena membuat Zia terdiam.
"Eh, gue pikir lo gak suka duitnya Adrian eh ternyata sama aja" ucapnya lagi menuduh Zia berbelanja memakai uang Adrian.
Namun tak lama muncul sang mertua yaitu mamanya Adrian membuat Helena terdiam.
"Wajar dia belanja pakai uangnya Adrian toh dia calon tunangannya, jika kamu tidak wajar karena baru pacaran dan itu pun kamu tidak setia sama Adrian karena di belakang Adrian kamu masih jalan dengan pria yang lebih tua dari kamu" ucap mamanya Adrian membuat Helena terdiam dan wajahnya merah karena malu.
Zia yang kasihan pada Helena langsung mengajak sang mertua untuk pergi ke kasir membayar baju yang dia pilih.
"Kamu kenapa sih malah ngajak mama pergi padahal mama belum puas ngatain Helena" ucap sang mertua pada Zia karena mengajaknya pergi.
"Malu ma di lihat orang, memang mama nanti orang-orang membicarakan mama jelek? " tanya Zia membuat sang mertua menggelengkan kepala.
"Ya sudah ayo pulang, belanjanya udah bereskan ma? " tanya Zia.
"Udah sayang" jawab sang mertua dan mereka pun keluar lalu masuk ke dalam mobil.
Mamanya Adrian menatap Zia dengan tatapan kagum karena Zia tidak membalas atas apa yang telah di lakukan Helena padanya padahal tadi mamanya Adrian mendengar jika Helena menghinanya namun Zia hanya diam saja.
Namun berbeda dengan Zia dia merasa tidak enak pada Helena karena sudah merebut posisinya yang seharusnya menjadi tunangan Adrian namun malah dirinya. Zia melirik sang mertua yang sedang bermain ponsel.
"Ma" panggil Zia membuat sang mertua melirik nya.
"Ada apa sayang? " tanya mamanya Adrian.
"Apa sih yang membuat mama dan papa tidak merestui hubungan Adrian dan Helena? " tanya Zia.
"Kenapa kamu tanya itu? " tanya balik sang mertua.
"Ya aku merasa Helena itu cantik dan bahkan dia dari keluarga yang hampir setara sama mama" jawab Zia.
"Adrian dan Helena pacaran sejak kuliah dan awalnya kami bisa menerima namun dengan berjalannya waktu papa tidak sengaja melihat Helena sering jalan bareng dengan rekan-rekan papa dan bahkan dia pun pernah di tawarkan sama papa untuk jadi teman kencan semalam sama papa"cerita mamanya Adrian membuat Helena terkejut.
"Dulu Helena belum tau siapa Adrian, saat Adrian mengenalkan Helena papa langsung menolaknya tanpa memberi alasan membuat Adrian marah dan pacaran di belakang kami" lanjut sang mertua.
"Makanya saat anak buah papa lihat kamu berduaan dengan Adrian dia langsung senang dan membuat berita itu" beritahu mama.
"Ya tapi berita itu membuat Adrian salah paham sama ku" beritahu Zia membuat sang mertua tersenyum karena dia tau isi pikiran Adrian.
"Tapi mama senang saat tau kalian sudah menikah jadi kami tidak perlu repot-repot bujuk Adrian" ujar sang mama membuat Zia terdiam.
Zia masih berpikiran untuk berpisah dengan Adrian karena mereka nikah bukan atas dasar cinta tapi karena kesalahan pahaman.