Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29 Dinner Kejutan
Clea membuka kotak berhiaskan pita kuning yabg tertera brand ternama di bagian atas kotak. Ia membuka perlahan dan mendapati sebuah gaun mewah berwarna pastel.
"Wow indah sekali..." gumam Clea sembari menempelkan gaun itu di tubuhnya. Ia menari berputar putar seperti orang sedang berdansa saking senangnya dengan gaun indah pemberian Renei itu.
"Ehm!"
Clea tersentak menghentikan gerakannya, ia salah tingkah menatap ke arah Renei yabg berdiri di ambang pintu kamar melipat kedua tangannya di dada.
Wajah Clea langsung memerah, Renei pasti melihatnya menari nari tidak jelas tadi.
"Cepat bersiap aku menunggu mu" kata Renei
"Iya mas"
Renei sendiri sudah mengenakan stelan jas mewah lengkap dengan dasi kupu-kupu. Ia menunggu Clea bersiap sembari memainkan ponselnya.
"Hai kak mana Clea?"
Marisa sudah tiba di rumah Renei. Gadis itu mengenakan gaun berwarna hitam panjang yang sesikit terbuka di bagian bahu.
"Di kamar" sahur Renei cuek.
Marisa bergegas menyusul Clea ke kamar. saat memasuki kamar dan melihat penampilan Clea, Marisa terpana. Clea nampak cantik dan anggun dengan gaun berwarna pastel membuat kulitnya yang putih semakin terlihat indah. Riasan yang natural namun terlihat segar pas dengan model rambut Clea yang di ikat rapi ke belakang.
"Kakak ku harus melihat penampilan mu ini, dia pasti terpesona!" kata Marisa gemas.
"Benarkah? Apa ini sudah bagus?"
"Bagus? ini perfect!!" kata Marisa sambil menggandeng tangan Clea untuk turun ke bawah.
Renei yang berdiri menatap.ke arah anak tangga hanya bisa mematung melihat kecantikan istri keduanya itu. Muda, cantik dan baik tidak ada lahi yang kurang dari seorang Clea.
Marisa terkekeh mendapati kakaknya terpana dengan wajah bodoh.
"Cieee Clea cantik banget kan?" tanya Marisa menyadarkan Renei untuk kembali pada kewarasannya.
"Ayo jalan" kata Renei pura-pura cool.
Yudi tersenyum melihat kecantikan Clea. Ia membukakan pintu mobil untuk bosnya dan juga nyonya bos. Sementara Marisa ia duduk di samping Yudi yang mengemudi.
Setelah satu jam perjalanan akhirnya mobil tiba di pelataran restoran berbintang. Di lantai utama kosong karena sengaja di booking untuk acara dinner keluarga Renei dan keluarga Simon.
"Selamat malam tuan Renei" sapa Simon sembari menjabat tangan Renei dengan Ramah. Pria bule itu mulai memperkenalkan anggota keluarganya.
"Ini Martha my wife, and...." Simon mengedarkan pandangan ke sekeliling. Oh itu anak-anak ku Robert dan Miguel!"
Kedua pemuda jangkung berjalan ke arah mereka membuat Marisa terkejut setengah mati dengan apa yang ia lihat. Selama ini ia memang berpacaran dengan Robert tapi ia belum pernah datang ke runah Robert begitu juga sebaliknya. dan yang lebih gila lagi ternyata Robert dan Gege bersaudara.
"Ini istriku Clea dan adikku Marisa" kata Renei.
Marisa dan Robert saling lirik sementara Miguel terlihat cool dan tidak terkejut sama sekali.
Selama acara dinner Marisa sama sekali tidak konsen, ia terus melihat ke arah Gege dan juga Robert. Ia merasa di permainkan oleh Robert. Cowok yang menjadi bulan-bulanan di kampus ternyata adalah saudara Robert sendiri dan Marisa sama sekali tidak tahu.
Kenapa mereka bisa bersaudara? Lalu kenapa selama ini mereka musuhan? Tapi wajah mereka tidak mirip meski sama-sama berdarah campuran....
Marisa sibuk dengan pikirannya sendiri sampai ia hanya mengaduk makanan di piringnya tanpa berniat memakannya. Ia ingin segera pulang ke rumah dan menelpon Robert untuk meminta penjelasan karena tidak.mungkin Marisa bertanya pada Robert di acara dinner itu.
