Takdir seakan mempermainkan kehidupan Lintang Arjuna, ia yang dulu harus merelakan Danu, sang kekasih untuk menikahi kakaknya, kini ia harus terlibat hubungan kembali dengan pria di masa lalunya.
Lintang terpaksa naik ranjang dengan mantan kekasihnya karena permintaan sang ibu demi bayi kembar yang dilahirkan Libra, sang kakak.
Bagaimana Lintang mampu bertahan dalam pernikahannya di tengah kebencian Danuar Anggara yang masih memuncak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Penuh Kepalsuan
"Lintang!" teriak Mas Danu, namun aku meneruskan langkah tanpa mempedulikan dirinya. Cukup sudah dia menyakiti hatiku, ke depannya aku tidak akan memberikan kesempatan lagi.
Aku menghempaskan tubuh di atas kasur di kamar si kembar. Tidur tengkurap dan menutup wajah dengan bantal. Menangis adalah salah satu cara untuk mengurangi sedih dan sesak.
"Nyonya baik-baik saja?" tanya si Mbak seraya melangkah ke arahku.
"Tidak apa-apa, hanya saja masih sedih teringat ibu." Aku menjawab tanpa mengangkat wajah, terpaksa berbohong agar si Mbak tidak berpikir macam-macam.
"Sabar ya Nyonya, insyaallah ibu Nyonya sudah tenang di sisiNya." Sepertinya wanita itu percaya akan ucapanku. Ah, tapi sejujurnya perkataanku ada benarnya juga, aku masih teramat sedih atas kehilangan salah satu orang tuaku.
"Bisa tinggalkan aku sendiri Mbak? Anak-anak masih tidur, kan?" Suaraku terdengar serak.
"Baik Nyonya." Kembali terdengar langkah kaki diiringi suara pintu ditutup. Aku menghela napas setelah kepergian si Mbak tangisku langsung pecah.
"Lintang kamu tidur lagi?" Terdengar suara Mas Danu disertai ketukan pintu dari luar. Aku malas merespon, jadi aku biarkan saja. Aku hanya menahan isak dan menyeka air mata.
"Lintang!" panggil Mas Danu lagi.
Aku mengubah posisi menjadi miring, membelakangi pintu agar jika Mas Danu masuk dia tidak dapat melihat wajahku.
"Lintang! Ya ampun! Sudah bangun malah tidur lagi, mana bisa jadi istri baik kalau begini?" Aku pura-pura tidak mendengar. Istri baik katanya? Apa dia tidak ada kaca untuk bercermin? Aku tersenyum kecut.
"Lintang! Kali ini suaranya lebih keras diiringi suara pintu dibuka. Langkah kakinya begitu jelas terdengar di keheningan kamar.
"Lintang aku mau kembali ke kota pagi ini, ada rapat penting yang harus aku hadiri."
Persetan dengan kegiatan Mas Danu, mulai sekarang aku akan berhenti mengurusi dirinya.
"Kamu mau ikut nggak? Tenang sebelum tahlilan dimulai nanti malam kita sudah sampai ke sini lagi."
Aku merasa pria yang berdiri di belakangku ini tidak punya otak. Apa pria yang berdiri di belakangku ini sekarang amnesia sehingga lupa aku berada di sini karena apa? Meninggalkan rumah sementara para masyarakat sudah menyempatkan waktu dibalik kesibukan untuk membantu menyiapkan segala keperluan di rumah ini adalah hal yang tidak etis menurutku.
"Lintang! Aku tahu kamu mendengarku, tidak usah pura-pura tidur dan tuli!"
Aku membelalak kemudian memutar tubuh karena terpaksa. "Terserah Mas Danu mau kemana, aku tidak peduli," sahutku geram.
Dia mendesah kesal lalu bicara lirih, "Oke." Dia lalu melenggang pergi tanpa beban.
Aku mengepalkan tangan meninju dinding di samping. Setelah itu aku mengembuskan napas berkali-kali untuk meredam amarah yang membara.
Seharian aku berbaur dengan para tetangga. Pembicaraan mereka yang asik membuatku melupakan segala kepedihan hidupku. Aku seolah merasa sangat bahagia hari ini seakan hidupku tanpa beban.
"Eh Mas Danu belum datang ya Mbak Lintang?" tanya seorang ibu padaku.
"Mungkin," jawabku sambil terus menaruh daging di atas nasi.
"Eh Mbak Lintang gimana sih, kok nggak melarang Mas Danu pergi ke kota. Kan acara 7 hari kematian ibu Mbak Lintang belum selesai. Apa hubungan Mbak Lintang dengan Mas Danu baik-baik saja?"
Aku menggaruk kepala, mulai tidak asik jika mereka mengulik kehidupan pribadi kami. Ibu lainnya menyikut lengan ibu yang bertanya.
"Tidak bisa Bu, Mas Danu ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan. Lagian kalau siang kaum lelaki tidak ada kesibukan di rumah ini. Insyaallah nanti sebelum mulai acara tahlilan Mas Danu sudah datang kok." Aku mencoba tersenyum ramah meskipun di dalam hati menyimpan ketakutan sendiri. Bagaimana jika Mas Danu malah tidak kembali setelah perkataanku tadi pagi?
Namun, Mas Danu sepertinya tidak ingkar janji, sebelum para pria berdatangan dia sudah datang terlebih dahulu. Dia melambaikan tangan ke arahku seraya mengumbar senyum. Orang-orang langsung menatap ke arahku dan beberapa ada yang menggoda. Beginikah jika menikah dengan mantan kakak ipar?
"Apa kabar Ibu-Ibu? Kayaknya seru ya godain istriku?" Dia berjalan santai ke arah kami.
"Cih." Aku berdecak dalam hati.
"Senyum palsu penuh pencitraan." Hatiku terus mengomel saat ia mengulurkan tangan untuk disalami. Aku mencoba mengabaikan tetapi tatapan mata Mas Danu tajam dan menusuk. Dengan berat hati aku menyalami tangannya. Dia kembali tersenyum lalu menarik tanganku.
"Sebentar ya Ibu-Ibu saya butuh istri saya sebentar," ucapnya seraya membawaku menjauh.
"Apa-apaan sih Mas, nggak usah lebay kali." Aku menghempaskan tangannya dengan kasar. Rasa-rasanya tidak sudi disentuh oleh pria pengecut seperti Mas Danu.
"Kamu jangan coba-coba membicarakan kehidupan rumah tangga kita yang sebenarnya pada mereka. Kamu tahu, kan bagaimana penilaian mereka terhadapku selama ini? Kamu ingin mencari dukungan, hah? Kamu ingin mereka memintaku untuk memperlakukan dirimu seperti seorang istri seperti kakakmu?"
Aku menggertakkan gigi, sungguh sikapnya tidak dapat ditoleransi lagi.
"Memang sepenting apa sih membicarakan dirimu? Terlebih aku tidak suka membuka aib keluarga. Kamu tidak perlu khawatir, mereka akan tetap menganggapmu sebagai lelaki, ayah, dan suami yang sempurna meskipun pada kenyataannya tidak seperti itu. Silahkan menikmati kepalsuanmu," ucapku dengan tegas lalu pergi meninggalkan Mas Danu yang memandangku dengan ekspresi kesal.
Mungkin dia tidak suka dengan kalimatku atau bahkan pada ucapanku yang memanggil dengan kata kamu, bukan Mas Danu lagi. Aku baru sadar ternyata Mas Danuku sudah mati.
kdng baik,kdng jht....mskpn lbh sring jhtnya sih.....
mlai skrng,ga ush pduli lg sm suamimu y lintang,yg pnting kn s kmbar....jgn smp baper,trs lluh lg....tar pst skt hti trs....
ada apa dengan kamu Danu kenapa sikapmu seperti itu ada dendam apa kamu sama lintang sampai" perlakuan mu selalu membuat lintang sakit hati 💔🥺 , ingat Danu kesabaran lintang ada batasnya, jgn sampai kamu menyesal karena sudah menyakiti hati lintang untuk yg ke-dua kalinya kamu akan menyesal
.
bnyk msteri yg blm trungkap soalnya....sabaaarrr.....
antara mninggal sm apa y....
duuuhh....pnsran....