NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur DiRuangan Yang Sama?

Sebenarnya Naura kebingungan saat Regan mengatakan bahwa setelah makan siang ia harus segera siap-siap dan mereka akan langsung pergi ke Bandara. Memang, apa yang bisa ia siapkan di sini? Tidak ada barang lain selain diri sendiri dan beberapa pakaian. Itu pun tidak tahu harus dibawa atau tidak, mengingat cowok itu tidak memberitahu akan berapa lama mereka di sana.

Ngomong-ngomong soal itu, mereka berangkat sore hari nanti, tidak menutup kemungkinan kalau keduanya akan menginap, kan? Tidak mungkin kalau harus bolak-balik Jakarta Jogja yang jarak tempuhnya saja membutuhkan waktu yang cukup lama.

Naura yang tengah menatap pantulan diri di cermin kamarnya-ah, bukan kamarnya, melainkan kamar yang ia tempati- mengernyitkan keningnya ketika terbesit pemikiran yang kemungkinan memang akan terjadi nantinya.

Menginap?

Di mana?

Di hotel atau di rumah pamannya?

Bersama Regan?

Laki-laki mengerikan itu?

Hanya berdua saja?

Pertanyaan itu terucap di mulut Naura dengan nada pelan juga wajah penuh kebingungan. Astaga... tidak ada jeda, kah, untuk semua ini? Naura ingin istirahat, setidaknya untuk mempersiapkan diri agar bisa melewati situasi-situasi sulit nantinya. Demi apa pun, menatap dan berbicara dengan Regan saja membutuhkan keberanian ekstra bagi Naura, apalagi kalau harus tidur di ruangan yang sama dengannya.

Terlebih... Naura masih takut dengan kejadian mengerikan malam itu. Bagaimana kalau itu terjadi lagi nantinya?

Kembali menghela napas panjang, Naura beralih melihat ponselnya yang tergeletak di kasur. Meraihnya, kemudian membuka beberapa notifikasi di sana. Hanya melihat, tidak sampai membukanya satu persatu. Selain tumpukan pesan dari Melody dan grup-grup kuliahnya, Naura juga melihat adanya pesan dari Bu Nadia dan nomor tanpa nama di sana.

Meski penasaran, Naura tidak membuka pesan itu. Sebab, pesan terakhir yang bisa dilihat hanya sebuah tanda tanya saja. Mungkin orang iseng, atau teman kuliah yang menanyakan bagaimana kabarnya.

Sejak dua hari kemarin, Naura memang jarang menyentuh ponselnya hingga notifikasi menumpuk tak terbaca. Entahlah, selain sibuk dengan masalah hidupnya, Naura juga malas dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh orang-orang sekitarnya. Bukannya ia tidak tahu diri, sekarang... belum siap saja. Dan Naura merasa kalau menghindar adalah jalan paling baik yang harus ia lakukan sekarang.

Ketukan pintu membuat perempuan dengan cepolan rambut yang mengendur itu menoleh, kemudian beranjak dari duduknya. Berjalan membuka pintu, dan melihat seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu sana.

Bukan Regan, melainkan Bagas. Lagi-lagi Naura melihat laki-laki itu di rumah ini.

"Udah siap?"

Mendengar itu, Naura sedikit bingung di tempatnya. Bukannya ia akan pergi bersama Regan? Lalu, kenapa yang datang malah Bagas?

Naura menganggukkan kepala meski pikirannya bertanya-tanya.

Bagas ikut mengangguk dengan senyum kecil yang terpampang di bibirnya. "Kalau gitu, ayok turun."

Naura tidak tahu, ini hanya perasaannya saja atau bagaimana, yang pasti Bagas yang pertama kali ia kenal beberapa waktu yang lalau, beda dengan Bagas yang sekarang. Sikapnya jauh lebih santai dan... lebih banyak senyum dibandingkan sebelumnya.

Keduanya mulai berjalan meninggkalkan kamar yang ditempati Naura, melewati lorong kecil hingga menapaki anak tangga untuk segera turun dari sana. Sampai di lantai dua, Naura melihat Regan yang baru saja menutup pintu- mungkin, pintu kamarnya. Dua detik tatapan keduanya bertemu hingga Naura kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sampai di lantai dasar, Naura melihat Tessa yang tersenyum ke arahnya. "Kamu udah siap?" tanya Tessa.

Kenapa semua orang bertanya seperti itu? Seolah-olah Naura akan melakukan hal yang membahayakan. Padahal, hanya pergi ke Jogja-ah ya, bukan hanya, bahkan ini kali pertama bagi Naura. Termasuk dengan perjalanan dan naik pesawatnya. Iya, Naura belum pernah, dan ini yang pertama baginya.

"Udah, Tante," jawab Naura seraya menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya tidak ada persiapan yang sampai harus ditanya 'udah siap' oleh semua orang. Naura hanya berganti pakaian dan memoles sedikit wajahnya dengan powder juga lip cream yang selalu ia bawa dalam tas kecilnya. Sisanya, tidak ada persiapan.

"Kalau begitu, kamu hati-hati, ya, jaga diri baik-baik. Biarpun Cuma sehari dua malam, kamu harus tetap jaga kesehatan, inget kata dokter, kamu nggak boleh kecapean."

Naura tersenyum seraya mengangguk mendengar nasihat-nasihan dari Tessa, meski sejujurnya itu terkesan berlebihan menurutnya. Hatinya sedikit tak terima ketika mendengar kata dua malam dalam ucapan wanita itu. Kenapa harus dua malam? Tidak bisa semalam saja?

Naura tidak bisa membayangkan bagaimana canggungnya ia bersama Regan nanti.

***

Awalnya Naura pikir, ketika Bagas menjemputnya ke kamar tadi, laki-laki itu akan ikut ke Jogja bersama dirinya dan Regan, ternyata tidak. Naura tetap pergi berdua bersama cowok sangar dan mengerikan itu.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih, akhirnya Naura dan Regan sampai di bandara juga. Naura tidak tahu apa yang terjadi, tapi Regan terlihat buru-buru di hadapannya. Apa mereka telat? Atau ketinggalan pesawat?

Entahlah, Naura tidak tahu. Yang ia lakukan hanya mengikuti langkah buru-burunya di belakang.

"Delay, jadi harus nunggu setengah jam lagi," ucap Regan yang hanya dibalas oleh anggukkan oleh Naura.

Setelah check in, keduanya mendudukkan tubuhnya di ruang tunggu dan memilih sibuk dengan ponsel masing-masing. Regan tengah melihat-lihat tempat penginapan yang sudah disiapkan oleh orang suruhan mamanya, memeriksa lokasi juga jarak dengan tempat pamannya Naura. Sedangkan Naura, sibuk melihat notifikasi yang sampai detik ini belum dibuka sama sekali. Hanya melihatnya, sama seperti di kamar tadi. Sebenarnya tidak ada yang menarik, Naura melakukan itu hanya untuk berpura-pura sibuk saja.

Daripada tidak tahu harus ngapa-ngapain dan harus dianggap gabut karena hanya melihat-lihat sekitar, lebih baik Naura melakukan itu, kan? Setidaknya, ia terlihat memiliki pekerjaan.

"Gue ke toilet sebentar."

Naura menoleh ketika Regan bersuara, sesat setelahnya ia melihat cowok itu yang beranjak dan langsung pergi meninggalkannya. Padahal, Naura belum mengangguk sebagai tanda setuju. Bukannya apa, jujur, Naura takut sendirian di tempat ramai seperti ini. Takut kalau tiba-tiba akan ada orang yang datang dan mengganggunya. Takut akan ada orang yang tidak dikenal dan melakukan hal yang tidak-tidak.

Haha, iya, Naura memang sekuno itu. Apa yang ditakutkan di tempat ramai? Sedangkan ketika ada yang mencurigakan sedikit saja, dia bisa berteriak dan meminta tolong kepada orang sekitar. Sesimpel itu. Tapi bagaimanapun, rasa takut tidak bisa diatur dan dikendalikan hanya dengan kata-kata seperti itu.

Selama lima belas menit menunggu, dari kejauhan Naura sudah melihat Regan berjalan ke arahnya. Namun, ada yang beda di sana. Naura ingat betul, saat pergi ke toilet tadi, Regan tidak membawa apa-apa alias pergi dengan tangan kosong, tapi sekarang dia membawa sesuatu di tangannya. Paperbag yang entah apa isinya.

Sampai di hadapannya, Naura dibuat mengernyit heran ketika paperbag yang dibawa Regan, disodorkan ke arahnya.

"Ini apa?" Naura memberanikan diri untuk bertanya setelah tangannya mengambil alih paperbagitu.

"Jaket, pake, pesawat nggak sepanas Jakarta

Jawaban yang kurang membuat Naura puas mendengarnya. Semakin bingung, Naura mengintip isi paperbag itu yang ternyata isinya sebuah jaket berwarna hitam, entah milik siapa. Seingatnya, Regan tidak mengenakan jaket ini saat berangkat dari rumah tadi.

"Ini punya siapa?" Meski takut-takut, Naura kembali bertanya. Biarlah ia dikata bawel dan banyak tanya, yang penting rasa penasarannya terjawab semua.

"Punya gue, pake aja."

Naura lupa mendeskripsikan bagaimana penampilan Regan sekarang. Laki-laki itu mengenakan celana hitam-kali ini tanpa sobekan di bagian lututnya-dipadukan dengan kaus abu-abu lengan pendek yang terdapat tulisan bahasa asing di bagian dadanya. Tidak seperti biasanya, laki-laki itu juga menutup bagian kepalanya dengan topi hitam dengan logo yang tidak ia kenal di bagian depannya. Regan mengenakan kaus lengan pendek, tapi dia memberikan jaket itu kepadanya? Lalu dia sendiri bagaimana?

"Pake, kita udah harus cabut sekarang."

Tidak mau banyak tanya dan tidak memiliki keberanian untuk membantah, akhirnya Naura mengangguk kemudian mengeluarkan jaket itu dari paperbag. Setelah mengenakannya, ia beranjak dan mengikuti Regan yang sudah melangkahkan kaki di depannya.

Satu yang membuat Naura gugup sekarang, yaitu jaket Regan yang wanginya kebangetan.

1
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
syisya
seru jg tuh idenya 😅
Heny Adinda
di tunggu segera sayangnya regan sama naura
syisya
kram kali ya, semoga Naura baik" saja & kandungannya selamat & kuat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!