NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Suami Dingin

Meluluhkan Hati Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: DNur

Diajeng Danisa Kusuma Putri, gadis kecil yang memiliki paras ayu khas gadis keraton. Ia adalah cucu dari Budiono Djoyodiningrat. Orang terkaya nomor dua di negara ini. Terpaksa dinikahkan dengan seorang laki-laki dingin yang masih memiliki darah biru juga. Ia anak dari orang terkaya nomor satu di negara ini. Bernama Radenmas Nalendra. Putra dari bapak Surya Maheswara dan ibu Ayu Kusuma Putri. Nalendra atau yang sering dipanggil Nalen sangat menentang perjodohan ini. Begitu pun dengan Ajeng, yang sama sekali tidak mengenal laki-laki dingin yang akan dijodohkan kepadanya. Apakah pernikahan ini akan berlangsung? mari kita simak yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DNur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Tangis Yang Pecah

Nalendra membuka pintu perlahan. Sangat sedih, melihat Ajeng yang meringkuk dibawah ranjang tidur. Hanya beralaskan karpet tipis. Bahkan masih terdengar isak tangisnya. Nalendra perlahan mendekat dan membelai perlahan rambutnya yang kusut.

"Sayang..." panggil Nalendra perlahan.

Ajeng terbangun dari tidurnya. Ia melihat orang yang ia nantikan akhirnya datang juga. Ajeng langsung memeluk suaminya. Dan tangis Ajeng pun kembali pecah. Nalendra membiarkan istrinya itu menangis. Tangisan Ajeng pun membangunkan Arum dan ibunya. Serta membuat Guntur dan Paman Yudi menghampiri kamar Ajeng.

Nalendra yang tahu mereka semua panik. Mengisyaratkan dengan lambaian tangan. Menyuruh mereka untuk pergi dan membiarkan mereka berdua saja. Mereka pun pergi dan membiarkan Nalendra menenangkan istrinya sendiri.

"Maafkan mas ya... Mas tidak ada disamping Ajeng. Mas baru bisa pulang sekarang."

Mendengar ucapan Nalendra Ajeng semakin terisak. Dan pelukannya pun semakin erat. Ia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun untuk suaminya. Bahkan kata sambutan suaminya pulang pun tidak bisa ia ucapkan. Yang seharusnya Ajeng berdandang yang cantik. Untuk menyambut sang suami yang pulang pun tak bisa ia lakukan. Rasanya hari ini sangat membuatnya mati rasa. Sakit yang tak bisa ia gambarkan. Mampu dipahami oleh Nalendra.

"Kata paman kamu belum makan sayang? Mau mas masakin apa? Tapi kamu harus makan ya... Jangan membuat semua orang tambah bersedih. Dengan melihat keadaan mu yang seperti ini sayang." bujuk Nalendra.

"Eyang mas Nalen..." ucap Ajeng lirih.

Tanpa ucap, Nalendra kembali.memeluk sang istri. Ya ampun Ajeng, mas nggak akan sanggup melihat mu seperti ini. Trenyuh Nalendra dalam hatinya. Sebelum siap inikah kamu Ajeng. Batin Nalendra ikut tersiksa melihat Ajeng yang begitu terpuruk.

"Ajeng, sayang nya mas. Kan masih ada mas Nalen sayang. Masih banyak yang sayang Ajeng. Ada Paman Yudi, bang Guntur, Arum, Bibi Mutia. Bahkan masih ada papa dan mama sayang. Yang siap melindungi mu, siap memberi mu kasih sayang yang penuh. Kalau kamu seperti ini, eyang juga akan sedih sayang." wejang Nalendra.

Setelah banyak hal yang Ajeng lewati hari ini. Hanya Nalendra sang suami yang bisa menenangkannya. Akhirnya Ajeng tertidur dalam pelukan Nalendra. Tanpa terisi sedikit nasi atau pun air putih. Nalendra membiarkan istrinya untuk tidur. Bahkan sedikit pun Ajeng tak membiarkan Nalendra untuk pergi.

"Halo ma, Nalendra udah sampai rumah. Ini Ajeng baru aja bisa tidur." jawab Nalendra

"Iya sudah le, kalau kamu sudah ada disamping istri mu. Mama sudah tenang, karena memang sedari pagi yang dicari cuma kamu. Ya sudah kamu juga ikutlah beristirahat sayang." ucap mama sembari mematikan panggilan teleponnya.

Mama pun ikut tenang, setelah tahu Nalendra sudah sampai rumah. Dan Ajeng sudah bisa tidur. Di waktu yang menunjukkan pukul dua belas malam ini. Genggaman tangangan Ajeng dilengan Nalendra pun tak mau lepas. Nalendra menatap nanar wanita cantik dihadapannya. Dalam keadaan seperti ini pun kamu tetap cantik sayang. Gumam Nalendra, ia pun ikut berbaring disamping Ajeng.

Sesekali terbangun karena Ajeng yang sesekali terisak dalam tangisnya. Pagi ini, Nalendra bangun lebih awal dan pergi ke daput. Melihat Arum dan ibunya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi bi, tolong buatkan bubur untuk Ajeng." sapa Nalendra.

"Pagi tuan muda... Baik tuan, ini saya sudah buatkan. Biasanya nona kecil suka bubur polos tuan. Tanpa toping apa pun." jelas bibi.

"Baik bi, terima kasih. Terima kasih juga sudah menyayangi istriku." ucap Nalendra.

"Sudah sepantasnya tuan."

Nalendra pun berpamitan membawa bubur serta susu cokelat kesukaan Ajeng. Sampai dikamar, Nalendra melihat Ajeng yang tengah berdiri didekat jendela Kamar. Yang langsung mengarah ke pekarangan belakang. Nalendra masuk dan menaruh bubur yang ia bawa dinakas. Ia mendekat ke Ajeng dan memeluknya dari belakang.

"Biasanya aku dan eyang duduk diteras belakang. Eyang memperhatikan Ajeng merawat tanaman sambil menikmati teh yang dibuatkan bibi Mutia." cerita Ajeng dengan sendu.

"Semua masih bisa dikenang kan sayang? Eyang saat ini sudah nggak sakit lagi. Sudah tenang disisi sang pencipta. Kalau kamu terus seperti ini, kamu nggak sayang sama eyang." kata Nalendra.

Ajeng berbalik dan menatap Nalendra. Nalendra menyisipkan rambut Ajeng yang menjuntai. Sisa dari rambut yang diikat Ajeng asal. Matanya terlihat bengkak dan sayu. Karena memang semalaman ia tak berhenti menangis. Dalam tidur pun masih terisak.

"Aku sayang mas sama Eyang." jawab Ajeng tak melepas tangannya dari pinggang Nalendra.

"Sayang sama mas juga nggak?" tanya Nalendra sedikit menggoda.

Ajeng mengangguk kuat tanda ia juga menyayangi Nalendra. Nalendra tersenyum melihat secuil senyum istrinya. Nalendra memeluk Ajeng dan menci puncak kepala sang istri dengan penuh kasih sayang. Hanya kamu yang mampu meluluhkan hati dingin suami mu ini Jeng. Batin Nalendra berucap seperti itu.

"Kalau sayang sama mas, sekarang Ajeng sarapan ya... Tadi bibi buatkan bubur polos kesukaan kamu sama susu cokelat hangat." kata Nalendra.

Nalendra membawa Ajeng duduk dipinggir ranjang tempat tidur. Nalendra menyuapi istri kecilnya itu. Bubur yang dibuatkan bibi Mutia memang nikmat. Tapi Ajeng tidak menghabiskannya. Nalendra lah yang menghabiskan bubur itu.

"Aku nggak mau pulang mas. Aku masih ingin disini." ucap Ajeng.

"Boleh sayang, mas juga akan temani Ajeng ya..."

Ajeng mengangguk dengan kuat. Nalendra membereskan bekas sarapan Ajeng. Membawanya kedapur, sedang Ajeng tengah mandi. Ajeng turun dengan setelan rok jeans biru laut tujuh per delapan dan kaos putih tanpa motif. ia turun tanpa alas kaki, Nalendra datang mendekat membawakan sendal rumah Ajeng.

"Jangan dibiasakan tanpa alas kaki." larang Nalendra.

"Selamat pagi tuan." sapa Fran.

Fran datang untuk melaporkan pekerjaan Nalendra. Karena Nalendra masih cuti untuk menemani istrinya. Suasananya juga masih dalam keadaan berkabung.

"Pagi Fran, bagaimana bisa kau handle semua?" tanya Nalendra.

"Siap bisa tuan, semua telah saya handle. Hanya ini saya minta tanda tangan tuan muda."

Nalendra duduk diruang tamu dengan Fran. Sedang Ajeng pergi ke teras belakang. Arum membuatkan minum untuk Ftan dan tuan muda Nalendra. Tanpa sadar, tatapan Fran tak beralih dari Arum. Yang tengah menyajikan minum untuknya. Nalendra melirik sekilas sikap Fran yang berbeda. Setelah kepergian Arum. Fran pun tak beralih matanya dari langkah Arum.

"Jangan hanya dilihat dengan nafsu." ucap Nalendra tegas.

Fran tersadar jika tuannya tengah memperhatikan gerak-geriknya. Fran pun menundukkan pandangannya. Ia lanjut membereskan dokumen-dokumen yang sudah ditanda tangani Nalendra. Fran berpamitan dengan tuannya. Dan pergi kembali ke kantor. Sepeninggalan Fran Nalendra pergi mencari Ajeng. Senyum Nalendra mengembang melihat Ajeng. Yang duduk besimpuh merawat tanamannya. Membuatnya teringat diwaktu ia memaki Ajeng. Kala itu Ajeng mengotori baju Nalendra dengan tanah. Tanpa sengaja, dan Nalendra marah sekali waktu itu.

1
Iges Satria
ayo fran, jangan dipandang aj... kalau suka langsung tembak dan lamar aj
Iges Satria
oh co cweet /Heart//Rose/
Dnur
belum bisa update lagi🙏🙏🙏 naskah yang mau q up hilang kak, jadi harus ngetii dari awal lagi😭😭😭
Iges Satria
ndedih akunya mas nalen mau pergi tp tenang ajeng banyak yg menemani dan sayang ( nanti mas nalen pulang gi kok ) masalah kesya, banyak yg jaga kamu tenang saja, kita singkirkan wanita itu
Iges Satria
senangnya jadi keluarga Ajeng yg saling menyayangi ga ada iri dan dengki " keluarga kaya yg jadi panutan /Good//Heart/ "
Iges Satria
co cweettt /Heart//Heart/
Iges Satria
dah elah duren nih wkwk
Iges Satria
jodohnya arum nanti fran ya thor wkwk
Iges Satria
peluk sayang dong
Iges Satria
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Dnur: terima kasih suportnya kaka☺️🙏
total 1 replies
Iges Satria
kesya kamu cari mati dg mempunyai gusik nalen dan ajeng.. kamu tau siapa keluarga mereka kan? kamu sendiri nanti akan menyesal senjata makan tuan kamu
Iges Satria
hilang dibawa jelang keysamu biar diganti cerianya ajeng /Heart/
Iges Satria
dah ada rasa masnya ajeng wkwk
Iges Satria
bahagianya Ajeng punya keluarga seperti guntur dan alumni yg dianggap saudara krn kebaikan mereka /Heart/
Iges Satria
sumpah ajeng mah manjur
Iges Satria
baru sadar ya nalen
Iges Satria
tuh kan baru seminggu
Iges Satria
bagus ajeng cuekin saja si tuan muda biarkan dia menyesal dan mengejar bahkan mengemas cinta darimu
Iges Satria
dirumah sendiri di Ratukan di Rumah Suami menyedihkan kamu Jeng
Iges Satria
kebangetan kamu nalen/Panic/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!