Menceritakan seorang remaja yang bertekad untuk bertahan hidup apapun caranya. Kenapa harus begitu ? Karena dirinya telah berpindah ke dunia lain.
Cerita ini masih berlatar Multiverse dari cerita 'Pindah Dimensi Lain'.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 : Gelang Ruang Penyimpanan.
Sungguh tak disangka werewolf tak sadarkan diri setelah dikalahkan, dan dia perlahan berubah menjadi sosok gadis cantik yang memiliki dua telinga rubah di kanan kiri kepalanya berserta ekornya yang sama-sama berwarna ungu. Sean bingung kenapa gadis Demi Human ini masih memakai pakaian yang lengkap dan tak robek meski sudah berubah menjadi werewolf.
Reynal tak heran dengan pakaian yang dipakai gadis Demi Human ini, karena ia paham kalau gadis ini memakai pakaian yang mengandung sihir. Jadi jika telah berubah menjadi werewolf lagi, pakaiannya takkan rusak, melainkan berubah menjadi pertahanan tubuhnya. Karena di dunia asalnya, salah satu kerabatnya juga menciptakan pakaian jenis ini.
Setelahnya, Sean memasangkan kalung budak itu dan mengoleskan darahnya Dika yang tercecer di tanah ke kalung budak itu. Dengan beginilah, Demi Human itu menjadi budaknya Dika. Ya, Reynal dan Sean bermaksud mempermudahkan Dika untuk membalas dendamnya dengan mudah.
Dan itulah semuanya yang telah terjadi, Reynal menceritakan semuanya tanpa dikurang-kurangi dan dilebih-lebihkan. Intinya Reynal menjelaskan inti atau bagian pentingnya saja. Dan untuk kalung budak, ia tak menceritakan dari mana ia dapatkan. Tak hanya Reynal, Dr. Alex juga membantu menjelaskan kegunaan lengan tangan barunya Dika.
Situasi ini seperti mereka jadi terlihat duduk bersama di tanah bersama. "Jadi kau sudah paham ?" tanya Reynal kepada Dika.
"Yahh, intinya kalian datang menolongku." sahut Dika, ia sudah paham, yang jelas pria tua bernama Edgar itu benar-benar mengutuskan 3 orang untuk menolongnya.
"Aku sudah berapa lama pingsan ya ?" tanya Dika.
Dr. Alex yang menjawab. "Kurang lebih ada 3 jam."
"Kira-kira di luar goa ini sudah malam ?" tanya Dika lagi.
"Mungkin sudah akan tengah siang, soalnya kita pertama kita datang ke dunia ini, sudah tengah pagi buta." jawab Sean.
Reynal lalu bangkit dari duduknya untuk berdiri. "Baiklah, tugas kita sudah selesai, jadi kau mau pulang ke duniamu ? Kalau mau, aku bisa membuka portalnya untukmu."
Dika tersenyum, namun senyumannya perlahan memudar. "Aku jadi bingung, antara mau pulang atau mau masih tetap disini." jawabnya.
Dr. Alex memegang pundak remaja itu. "Dari katamu barusan menandakan kau mulai betah tinggal disini. Jadi, aku menyarankan tinggallah disini, jalani dan nikmatilah kehidupanmu disini sampai kau bosan."
Reynal lalu mengeluarkan ring emas yang bentuknya seperti gelang dari ruang penyimpanannya, lalu ia memberikannya kepada remaja itu. Ia menjelaskan kegunaan ringnya, setelah menyalurkan sedikit energi mana, maka ringnya akan berubah menjadi portal untuk menghubungkan ke dunianya asalnya.
Terlihat empat orang yang sedang membicarakan sesuatu, mereka yang tak lain Reynal, Sean, Dr. Alex dan Dika, mereka berempat masih di dalam goa atau dungeon misterius. Reynal lalu mengeluarkan ring emas yang bentuknya seperti gelang dari ruang penyimpanannya, lalu ia memberikannya kepada remaja itu.
Pangeran itu juga menjelaskan kegunaan ring pemberiannya, setelah menyalurkan sedikit energi mana, maka ringnya akan berubah menjadi portal untuk menghubungkan ke dunianya asalnya. Dengan senang hati Dika menyimpannya, mungkin tak ada salahnya untuk beradaptasi dengan dunia barunya.
Reynal lalu membukakan portalnya, ia berencana membawa mereka untuk keluar dari goa misterius ini. Dan benar saja, setelah mereka berempat masuk melalui portal dan keluar, portal itu mengecil dan menghilang. Baru saja keluar dari portal tadi Dika langsung dibuat terkejut, karena tiba-tiba ia sudah ada di luar goa. Tapi anehnya ia merasa asing tempatnya saat ini.
Terlihat empat orang berada di tepi pantai, mereka yang tak lain Reynal, Dr. Alex, Sean, dam Dika. Kini mereka sudah tak di dalam goa misterius setelah Reynal membawa mereka keluar melalui portalnya.
"Disinilah awal kita saat pertama kali datang ke dunia ini." ucap Reynal.
"Aku malah gak tau tempat ini." sahut Dika, meski sedang kagum pemandangan pantai, tapi ada rasa kebingungan.
Reynal berkomentar. "Tenang, ini masih di dunia D-88, karena aku yang membuka portalnya dan aku bisa menjaminnya."
Sean bersuara. "Itu mungkin karena kau belum berkeliling semuanya. Seperti aku, meski aku sering pergi berpetualang, tapi masih ada tempat-tempat tersembunyi yang belum ku ketahui sampai sekarang." ucapnya kepada remaja itu.
Lalu Sean menunjuk Dr. Alex. "Tidak seperti ayahku ini, yang sibuk asyik-asyikan sama ibu, bisa-bisa aku bakalan punya adik di umurku yang segini."
Sudut bibir kanan Dr. Alex berkedut-kedut, ada rasa sedikit kesal dengan anak sulungnya itu. "Hei, aku tidak seperti kau dan istrimu yang punya hobi berpetualang. Lagi pula aku harus mengurus toko obat."
Sean tak menjawab, dia hanya memalingkan wajahnya sambil tersenyum miring. Disisi Dika, ia tersenyum kecil melihat dan mendengar percakapan pasangan ayah dan anak itu. Ada rasa sedikit iri dalam hatinya, karena sedari kecil belum pernah melihat kedua orang tuanya.
Reynal pun menatap Dika. "Jadi, keputusanmu untuk tinggal disini sudah yakin ?" tanyanya.
Dika sejenak berfikir, memang kalau ia tetap tinggal disini, maka ia takkan bisa bertemu dengan orang-orang terdekat dunia asalnya. Tapi disisi lain, di lubuk dalam hatinya, dirinya sudah mulai betah dengan dunia barunya meski sering kena sial terus.
Remaja itu pun akhirnya menganggukkan kepalanya. "Ya, aku akan tinggal disini dulu, lagian kau sudah memberiku kunci portal dunia asalku."
Reynal terkekeh mendengarnya, karena Dika menyebut Ring portal pemberiannya sebagai kunci. Tapi tak masalah, hanya sekedar beda penyebutan, yang penting tujuan pemakaiannya sama. Lalu ia mengeluarkan sebuah gelang dari ruang penyimpanannya.
"Ini untukmu." kata Reynal sambil memberikan gelang berwarna perak.
"Apa ini ?" sahut Dika bertanya.
"Pegang saja dulu." balas Reynal.
Dika mengerut dahinya. "Gelang ?" lalu ia melihat-lihat gelang pemberian Reynal setelah menerimanya.
"Itu adalah gelang ruang penyimpanan, yang dimana kamu bisa menyimpan benda apapun di dalamnya." jawab Reynal dengan sedikit menjelaskannya.
Mendengar kegunaan gelang pemberian Reynal, Dika pun teringat sesuatu. "Owh ya, benar, disini juga ada alat semacam ini, tapi bentuknya seperti kantong. Banyak sekali orang-orang yang punya, mereka menyebutnya kantong sihir, tapi sayang sekali harganya mahal, jadi aku belum bisa membelinya."
"Sekarang gelang ini adalah milikmu. Dan juga aku sudah menaruh beberapa peralatan untuk kebutuhanmu." ucap Reynal.
Dika terbelalak mendengarnya. "Kau yakin ?"
Reynal menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, karena Tuan Edgar yang memintaku untuk memberikan salah satu gelang ini kepadamu."
"Kalau begitu terimakasih." balas Dika sambil memasangkan gelangnya di lengan kirinya.
Lalu Dika menyodorkan tangan kanannya. Reynal yang paham, ia langsung menjabat tangan remaja itu sambil tersenyum. Berjabat tangan dengan pangeran dari dunia lain itu, lalu Dika berjabat tangan dengan Dr. Alex, lalu disusul Sean. Reynal tiba-tiba memunculkan dua portal di dekatnya, kedua portal itu memiliki tempat tujuan yang berbeda.
lanjutkan